Apa yang perlu kita tekankan pada diri kita apabila kita masuk ke dalam dunia percintaan? Biasanya yang kita pikirkan adalah bahwa percintaan, pernikahan adalah dunia yang penuh dengan keasyikan cinta. Keasyikan itu bisa berupa bertukar hadiah, bertemu mengobati rasa rindu, bersenda gurau dan saling mengungkapkan perasaan satu sama lain. Memang, dunia percintaan, dunia pernikahan terlihat sangat manis.
Namun yang perlu kita tekankan pada diri kita apabila kita masuk ke dalam dunia percintaan, dunia pernikahan adalah aspek ukhrawi atau kerohanian. Karena cinta yang kita sematkan pada orang yang kita cintai adalah cinta yang mengharap keridhoan Allah hingga agar dapat bersama menggapai surga-Nya. Ini berarti bahwa kita ingin berlayar di lautan kehidupan ini sebagai seorang hamba yang mampu membina dan membimbing orang yang kita cintai. Sebagai seorang hamba yang mampu memberikan support kepadanya untuk senantiasa berjalan dalam kebaikan.
Untuk menjadi seseorang dengan karakteristik tersebut, kita tidak perlu menjadi seorang ustadz untuk membina dan mempersiapkan kondisi ukhrawi kita. Karena syurga itu adalah tempat untuk seluruh hamba-hamba Allah yang beriman, bukan tempat untuk ustadz dan mahasiswa jurusan agama Islam saja.
Apakah kita adalah individu yang termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang mempersiapkan atau mengarui bahtera cinta atau pernikahan dengan memperhatikan warna warni indah aspek ukhrawi?
Apakah Kita Hidup untuk Allah?
Sudah jelas kita diciptakan ke dunia ini tujuannya tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah SWT, meskipun nyatanya tidaklah mudah untuk diaplikasikan dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu, adalah tanggung jawab kita sebelum menyelam jauh ke lautan percintaan dan pernikahan, untuk memantaskan dulu keimanan dan kekuatan ukhrawi kita. Karena cinta yang kita inginkan adalah cinta yang bisa membawa keluarga dan orang yang kita cintai masuk ke dalam surga Allah.
Apakah kita sudah meninggalkan larangan-larangan Allah? Apakah kita sudah menjalankan perintah-perintah Nya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini seharusnya selalu terbayang dalam pikiran kita.
Apakah Kita Merawat Hati?
Cinta dan hati memiliki interaksi yang sangat intens dan erat sekali. Tidak hanya sampai di situ, hati adalah inti dari diri kita. Jika hati kita rusak atau kotor, maka segala yang ada dalam diri kita pun ikut terkotori dan rusak. Termasuk cinta kita kepada orang yang kita cintai.
Jika kita sepakat bahwa yang dinamakan cinta adalah sesuatu yang bisa membawa kita dan orang-orang yang kita cintai hidup dalam kebahagiaan dan kedamaian abadi, maka kebahagiaan dan kedamaian abadi yang kita maksud adalah surga Allah. Kemudian kenapa kita malas dan tidak mau memperhatikan kondisi hati dan rohani (ukhrawi) kita?
Hati yang lemah dan kering tidak akan pernah bisa menyuburkan jiwa yang lain. Untuk menyuburkan jiwa yang lain, kita perlu memiliki jiwa yang bersih terlebih dahulu. Bagaimana kita memimpin seseorang yang kita cintai dan kita anggap paling berharga sedangkan hati kita keruh dan gelap? Untuk itulah, sebelum mencintai seseorang, suburkan terlebih dahulu hati kita sendiri!
Menyuburkan Hati
Sesungguhnya apa yang diharamkan oleh Allah itu sangatlah jelas, juga dengan apa yang dihalalkan oleh Allah. Allah juga memberikan petunjuk kepada kita untuk menjauhi hal-hal yang tidak jelas atau syubhat (syubhat) atau abu-abu. Apa yang kita lakukan, apakah itu perbuatan yang haram, halal atau yang abu-abu (syubhat) sekali pun akan sangat berdampak kepada kesuburan dan kesehatan hati kita. Semakin dekat kita dengan perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah termasuk dengan hal-hal yang syubhat, semakin banyak titik-titik hitam berjatuhan di atas putihnya hati kita. Hingga seiring berjalannya waktu, apabila kita tidak bisa meninggalkannya, hati kita pun semakin hitam, pekat dan hilang cahaya keberkahannya.
Sebaliknya, jika hati kita ini disiram dengan keimanan, maka akan semakin tumbuh subur, cerah dan terang. Dengan demikian, kita pun bisa menyebarkan semerbak cinta, baik itu kepada Allah, sesama hamba, dan semua yang kita cintai. Siraman keimanan yang mampu menyuburkan hati sangat banyak. Mulai dari mendirikan dan menjaga sholat wajib, bersedekah, membaca dan memahami ayat-ayat al-Qur’an, menuntut ilmu, berperilaku sopan, mencari rizki dengan cara yang baik dan halal, dan masih banyak lagi.
Tidak perlu menunjukkan cinta kita kepada orang yang kita cintai dengan memberikan hadiah di hari Valentine, mengirim pesan-pesan singkat berisikan ucapan-ucapan manis, hingga hal-hal yang sangat dibenci oleh Allah dan Rasulullah. Karena ini bukanlah cara yang tepat untuk menunjukkan cinta yang diridhoi Allah dan Rasulullah. Namun dengan membina diri, menyuburkan hati, membangun pribadi, justru sudah termasuk cara yang tepat serta diridhoi Allah dan Rasul dalam menunjukkan cinta kita. Bahkan itu merupakan sebuah ungkapan yang realistis dan paling romantis.
Walaupun kita belum menemukan siapa dia, tapi jika kita melakukan hal-hal di atas, maka itu sudah menjadi sebuah bukti cinta kepadanya. Jika kita menicntai seseorang dan ingin membawa orang yang kita cintai ke surga yang penuh dengan kebahagiaan yang abadi, maka hal yang pertama yang perlu kita lakukan adalah membina dan menyuburkan hati. Dengan hati yang subur dan bersih, kehidupan cinta kita akan berjalan dengan selamat, bahagia, dan penuh dengan keberkahan serta keridhoan Allah.
Jangan bercinta dengan cinta yang kosong dan galau. Sudah saatnya bercinta dengan serius. Cinta yang serius adalah cinta yang dengan serius membina diri agar kita mampu menjadi ayah dan ibu terbaik, yang mampu memimpin dan mengarungi kehidupan rumah tangga dengan penuh berkah hingga menuju ke surga Allah