1
Kesehatan

Diabetes Pada Lansia

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Penyakit pada masa sekarang ini yang sangat terkenal adalah penyakit diabetes mellitus. Penyakit tersebut merupakan salah satu penyakit yang sudah tidak asing lagi di dengar oleh telinga kita yang menyebabkan kematian di dunia.

Diabetes mellitus atau yang sering disebut dengan penyakit kencing manis merupakan penyakit yang terjadi karena terdapat gangguan pada sistem metabolisme tubuh. penyakit tersebut bisa di derita oleh siapa saja baik anak-anak maupun orang dewasa , terutama lansia (lanjut usia).

Berdasarkan dari hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa seseorang yang berumur 75 tahun, sebanyak 20% lansia berisiko mengalami diabetes mellitus dan setengah dari jumlah tersebut belum menyadari bahkan tidak menyadari menderita penyakit tersebut.

Seiring dengan bertambahnya usia, manusia akan mengalami penurunan baik fisik maupun mental yang dapat menimbulkan banyak konsekuensi medis. Karena terjadi penurunan tersebut akan menyebabkan rendahnya fungsi dari sel-sel tubuh untuk bekerja termasuk akan berkurangnya peran hormon insulin untuk menjalanakan fungsinya secara optimal. Itulah hal yang biasanya banyak dialami oleh lansia. Faktor risiko diabetes akibat proses penuaan antara lain:

  • Peningkatan kadar lemak dalam tubuh.
  • Konsumsi obat-obatan.
  • Terdapat penyakit lain yang sebelumnya memiliki potensi terkena diabetes mellitus seperti hiperkolesterolemia, hiperlipidemia, hipertensi dan lain-lain.
  • Faktor genetik.
  • Efek dari penuaan sel dan jaringan termasuk pada sistim kerja pankreas dan insulin.
  • Menurunnya aktivitas fisik

 

Pada diabetes mellitus yang dialami oleh lansia berbeda dengan gejala diabetes mellitus yang diderita oleh orang yang masih muda. Pada lansia, gejala klasik seperti poliuri, poliphagia, penurunan berat badan dan polidipsi tidak selalu terlihat. Seiring dengan bertambahnya usia amabng batas sistem organ akan semakin menurun sehingga gejala akan terlihat jjika sudah tergolong berat atau parah. contohnya karena proses menua mekanisme haus akan terganggu maka polidipsi (sering haus) tidak muncul meskipun sebenarnya kadar gula dalam darh sudah tinggi. akhirnya diabetes mellitus akan terlihat jika terjadi dehidrasi berat yang diakibatkan dari kadar gula darah yang sangat tinggi dan tidak terkontrol.

Pada umumnya gejala yang dialami oleh lansia tidaklah khas seperti mudah lelah, lemas, menurunnya fungsi kognitif, perubahann tingkah laku, mudah lupa, mudah jatuh dan lain-lain. Hal tersebut yang dapat menyebabkan diagnosis diabetes mellitus terlambat dan baru akan terdeteksi jika telah timbul penyakit lain sebagai komplikasinya. Oleh karena itu tidak jarang banyak lansia yang baru akan melakukan pengobatan jika telah terjadi komplikasi sehingga penyakit diabetes mellitus pada akhirnya sulit untuk disembuhkan.

Maka dari itu American Diabetes Association (ADA) menyarankan untuk dilakukannya skrining diabetes mellitus yang dilakukan secara rutin dengan interval 3 tahun sekali pada orang yang berusia 45 tahun ke atas. Interval 3 tahun ini dapat diperpendek jika orang tersebut memiliki risiko tinggi terkena diabetes mellitus, seperti menderita hipertensi (tekanan darah tinggi), hiperkolesterolemia (tingginya kadar kolesterol darah), hiperlipidemia (tingginya kadar lemak darah), dan sebagainya. Hal yang tidak kalah penting juga adalah untuk selalu menjaga pola makan, kurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat, perbanyaklah mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, hindarilah makanan yang mengandung tepung putih dan minuman yang mengandung pemanis buatan. Gantilah gaya hidup anda dengan pola hidup yang sehat, kurangi stress dan lakukanlah aktifitas fisik yang tidak terlalu berat. Oleh sebab itu, sebelum penyakit diabetes mellitus terjadi selalu waspadalah terhadap potensi terkena penyakit tersebut.

webinar umroh.com