ADAB BERGAUL DENGAN SESAMA MUSLIM.
– Sesungguhnya orang mu`min itu bersaudara ( Al-Qur an ).
Walaupun kita dengan seseorang yang sama-sama mu’min tidak ada hubungan dalam hal kekeluargaan bahkan juga tidak satu bahasa, daerah atau pun adat kebiasaan, tetapi perlu kita semua tahu bahwa dengan adanya kalimah yang sama yaitu laa ilaaha illallaah muhammadur rasuulullaah, maka sesama mu`min pada hakikatnya adalah bersaudara. Persaudaraan itu tidak hanya terjadi di dunia saja, tetapi juga kelak pada saat di akhirat karena di sana mereka akan berjumpa kembali dan itulah hakikat persaudaraan yang sejati. Berbeda dengan selain mu`min walaupun ia ada hubungan kekeluargaan dengan kita tetapi tidak akan bersama-sama di akhirat kelak.
– Diwajibkan tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan.
Jika mereka sedang susah dalam suatu, maka sudah sepatutnya bagi kita untuk membantunya dalam menghilangkan kesusahannya tersebut. Itulah bentuk dan wujud tolong menolong dalam urusan kebaikan. Sedangkan jika mereka lalai dalam suatu amalan agama, maka sepatutnya juga bagi kita mengingatkan mereka untul mengamalkannya, itulah tolong menolong dalam ketaqwaan.
– Ditekankan bagi orang mu`min agar memiliki sifat selalu mendahulukan kepentingan orang lain. Inilah yang menjadi sifat para sahabat. Walupun mereka sendiri dalam keadaan susah payah, tapi mereka akan berusaha menolong kesusahan orang lain lebih dahulu. (Al-Qur an )
– Memberi nasihat jika dimintai nasehat.(H.R Bukhari )
– Mencintai orang muslim seperti mencintai diri sendiri (H.R. Mutafaq`alaihi)
– Jika saudara kita mempunyai hajat saudaranya sesama muslim, maka segera tunaikan hajatnya.(H.R Bukhari, Baihaqi)
– Jika ada yang ingin menunaikan hajat saudaranya sesama muslim, sedangkan ia mempunyai kemampuan yang sedikit, maka kita secepatnya membantunya (H.R Muslim, Thabrani, Baihaqi, Hakim)
– Menunaikan hajat sesama muslim berpahala 10 tahun i`tikaf di mesjid, sedangkan 1 malam saja i`tikaf di masjid akan dijauhkan dari neraka jahannam sejauh jarak langit dan bumi. (H.R Thabrani)
– Saling mengunjungi sesama muslim. Itu adalah pertanda kasih sayang dan sekaligus menghidupkan lingkungan yang baik. (H.R Muslim, Baihaqi, Thabrani).
– Merasa gembira dan senang jika orang lain mendapat kesenangan atau kegembiraan, walaupun kita sendiri belum tentu senang atau kita tidak mendapat manfaat apa-apa dari kesenagannya. (H.R Muslim, Thabrani)
– Menolong saudara muslim yang dizhalimi orang kafir. (HR. Muslim, Ibnu Abi Syibah).
– Sederhanakanlah dalam mencintai atau membenci seseorang, yaitu jika mencintai tidak berlebih-lebihan dan jika terpaksa membencipun hendaknya tidak berlebihan, kedua-duanya dilakukan semata-mata karena Allah subhanahu wa ta’ala.
– Menanamkan rasa malu pada diri, karena malu adalah sebagian dari iman. Orang yang tidak memiliki rasa malu dia akan bisa berbuat apa saja. (HR. Tirmidzi)
– Jangan sekali-kali menyusahkan orang mu`min, baik perasaannya, badannya dan fikirannya. Walaupun sekedar main-main atau senda gurau,karena itu adalah suatu kezhaliman yang besar. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi)