Menerima kedatangan seseorang di rumah biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya bertamu yang harus memperhatikan adab. Dalam menjalani peran sebagai tuan rumah yang menerima tamu, ada juga adab-adab yang harus dipatuhi.
Dengan memperhatikan adab yang dicontohkan oleh Rasulullah dan Para Nabi terdahulu, tamu yang datang ke rumah kita akan merasa nyaman dan dihargai. Hubungan baik akan tercipta ketika seseorang merasa nyaman dengan perlakuan kita saat datang ke rumah. Agar tamu merasa nyaman saat berkunjung ke rumah, berikut adab yang diajarkan oleh Islam:
Tidak menerima Tamu yang Bukan Mahramnya
Jika ada tamu yang bukan mahram, dan kita tengah sendirian, sebaiknya utarakan hal tersebut. Mohonlah maaf tidak bisa menerimanya di dalam rumah. Mintalah ia untuk menunggu sampai ada anggota keluarga lain yang menemani kita menerima kehadirannya. Hal ini penting diperhatikan agar tidak timbul fitnah. Menolak kehadiran seseorang yang bukan mahram juga akan mencegah syetan membisikkan sesuatu yang tidak baik.
Menyambut Tamu dengan Wajah yang Ramah
Ketika ada seseorang yang berkunjung, menyambutnya dengan wajah yang ramah adalah hak yang sangat dianjurkan. Wajah ramah yang kita tunjukkan akan membuat hati orang yang bertamu menjadi hangat. Ia tidak akan segan untuk mengutarakan keinginannya mengunjungi rumah kita. Suasana yang tercipta juga menjadi lebih cair.
Menjamu dengan Hidangan Terbaik
Kepada tamu yang berkunjung, sangat disarankan menghidangkan makanan dan minuman yang terbaik. Akan tetapi, jangan sampai ketika menghidangkan makanan yang terbaik, kita jadi menyulitkan diri sendiri. Menghidangkan makanan terbaik adalah salah satu cara menghormati kedatangan tamu.
Tidak Mengangkat Makanan yang Dihidangkan sebelum Tamu Selesai Menikmatinya
Ketika tamu sedang menikmati hidangan yang kita sajikan, jangan mengangkat hidangan dari meja. Selain tidak sopan, hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa kita menginginkan mereka segera meninggalkan rumah. Tentunya bahasa tubuh ini akan membuat orang yang bertamu sakit hati. Membuat orang lain, apalagi tamu yang seharusnya dimuliakan, sakit hati adalah hal yang dilarang dalam Islam.
Memuliakan Tamu dengan Tujuan Mencontoh Rasulullah dan Nabi terdahulu
Setiap tindakan kita untuk memuliakan tamu hendaknya diniatkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Semua yang dilakukan didasarkan pada perintah Rasulullah SAW. Bersihkan hati dari rasa ingin melebihkan diri. Jangan memuliakan tamu untuk menyombongkan diri atau menunjukan kekayaan, melainkan meniru Rasulullah dan para Nabi terdahulu. Sebagaimana Nabi Ibrahim yang dikenal dengan sebutan “Bapak Para Tamu”
Mengantar Tamu yang Hendak Pulang
Ketika tamu telah selesai berkunjung, lebih baik kita mengantar kepulangan mereka. Bukan berarti kita mengantar mereka sampai rumah. Mengiringi langkah mereka sampai pagar, dan membalikkan badan setelah mereka hilang dari pandangan adalah salah satu adab dalam memuliakan tamu. Dengan begitu, tamu akan merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik.