1
Muslim Lifestyle News

Ilmu Kebal Tidak Ada Dalam Islam

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Nabi aja ga kebal apalagi Kamu…???
.
Teknik menjadi kebal yang diajarkan di perguruan tenaga dalam adalah kesesatan yang sama sekali tidak pernah diajarkan oleh Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pernah diamalkan generasi terbaik umat ini.
.
Kalau ilmu kekebalan adalah ilmu yang benar dan diperbolehkan, tentu saja Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para sahabatnya yang terlebih dahulu akan mempelajarinya dan menggunakannya dalam setiap peperangan. Namun aoa yang terjadi? Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam terluka dalam perang Uhud dan banyak para sahabat yang gugur syahid dalam pertempuran tersebut.
.
Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa kekebalan bukanlah suatu kebaikan dan kemuliaan, akan tetapi merupakan suatu kebatilan yang tidak terlepas dari peran setan dalam menyesatkan para walinya.
.
Oleh karena itu telah dinukil dalam sebuah riwayat mengenai ilmu kebal yang dimiliki al-­Harits ad-Dimasyqi yang muncul di Syam pada masa pemerintahan ‘Abdul Malik bin Marwan, lalu mengaku dirinya sebagai Nabi. Padahal kalua kita tahu, setan-setan telah me­lepaskan rantai-rantai yang melilit di kedua kaki­nya, membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap senjata tajam, menjadikan batu marmer bertasbih saat disentuh tangannya, dan ia melihat sekelompok orang berjalan kaki dan menunggang kuda terbang di udara seraya berkata ia adalah malaikat padahal jin.
.
Ketika kaum muslimin telah berhasil menang­kap al-Harits ad-Dimasygi untuk dibunuh, ada seseorang yang menikamkan tombak ke tubuhnya, namun tidak mempan (karena mempunyai ilmu kekebalan). Maka ‘Abdul Malik bin Marwan berkata kepada orang yang telah menikamnya itu :

“Itu adalah karena engkau tidak menyebut Nama Allah Ta’ala ketika menikamnya.” Maka ia pun mencoba lagi menikamnya dengan terlebih dahulu membaca bismillah dan ternyata tewaslah ia seketika. (Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam, 11/285)
.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengomen­tari riwayat di atas : “Beginilah perihal orang orang disertai setan. Setan-setan tersebut akan mening­galkan mereka apabila dibacakan di sisi mereka apa yang mengusirnya seperti ayat Kursi.

Jika kita terkadang mendapati orang-orang yang sangat dekat dekan Allah bisa kebal dalam suatu kondisi, itu bukanlah karena ilmu yang dipelajarinya. Akan tetapi murni merupakan mukjizat dimana kala itu Allah telah melindunginya, sama halnya seperti Nabi Ibrahim yang bisa kebal kala hendak dibakar hidup-hidup.

Jadi sebelum belajar suatu ilmu, ketahuilah dan pastikan terlebih dahulu apakah ilmu tersebut benar-benar merupakan ajaran Nabi atau justru malah ajaran setan. Karena sudah sepatutnya dan juga merupakan suatu hal yang lazim, jika kita kaum muslimin dituntut untuk berusaha memurnikan kembali ‘ajaran agama kita’, dan membersihkannya dari noda-noda yang telah melekat lama di tubuhnya. Inilah yang diistilahkan oleh sebagian ulama dengan upaya tashfiyah (memurnikan).
.
Sebelum menyibukkan diri dengan mentarbiyah (mendidik) umat, kita dituntut untuk terlebih dahulu mentashfiyah ajaran yang di atasnya kita akan mendidik umat ini. Jadi, metode yang tepat adalah tashfiyah dulu baru tarbiyah.