1
Motivasi News

Mengambil Nilai Dari Tragedi Christcurch New Zealand

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

-Apa nilai pelajaran yang dapat kita ambil dari kasus pembantaian banyak Muslim di Christcurch, New Zealand (Selandia baru)?

 

Untuk menjawabnya, rasanya perlu kita ketahui juga dari sosok pelakunya. Ya, dialah Brenton Tarrant. Dari hasil penyelidikan dan investigasi beberapa pihak, diketahui bahwa dia pada dasarnya adalah seorang introvert dari kalangan kelas bawah dan kurang pendidikan, yang terjebak pada delusi dan doktrin rasis sehingga menggerus total nilai kemanusiaan. Pemikirannya lahir dari insting yang rendah dan primitif: naluri baqa’ yang lebih spesifik lagi terwujud dalam naluri mempertahankan unsur kedaerahan/ras. Naluri yang sebenarnya bisa diarahkan dengan panduan akidah yang benar.

 

Beberapa argumennya ini sebenarnya bisa dibantah dan dibalikkan. Seperti misalkan alasan yang dia gunakan agar sikapnya tidak terkesan salah dalam menyerang kehadiran non kulit putih, yaitu untuk mempertahankan daerahnya. Jika ia menyerang kehadiran non kulit putih dengan argumen mempertahankan daerahnya, mengapa ia tidak mengkritik invasi kulit putih di Timur Tengah dan belahan dunia yang lain?

 

Jika ia membenci penjajahan, maka bangsa manakah di muka bumi ini yang paling terkenal dalam menjajah aneka negeri?

 

webinar umroh.com

Jika ia membenci imigran muslim padahal muslim ini tidak pernah membunuh seorang pun, mengapa ia tidak membenci invasi AS ke negeri muslim yang penuh dengan darah? Mengapa harus mempermasalahkan ras, sementara ras adalah hal yang diluar kuasa manusia dan murni kehendak Allah, karena tidak ada satu pun manusia di bumi ini punya hak pilih untuk dilahirkan dalam ras tertentu?

-Kemuliaan Islam

 

Kita tidak bisa berharap peradaban Barat mampu mencegah lahirnya Brenton-Brenton lainnya sekalipun mereka mengusung tinggi nilai HAM dan kebebasan. Bullying, rasialisme, superioritas atas identitas ras/diri akan menjadi PR abadi bagi bangsa Barat selama mereka tidak berdiri di atas akidah yang benar. Ketiadaan akidah sahih membuat manusia kehilangan fitrah kemanusiaannya dan terjebak pada delusi dan naluri yang keliru.

 

Islam sendiri telah mendudukkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan manusia dalam aneka warna kulit untuk saling mengenali satu sama lain. Bangsa Arab tidak lebih mulia dari non-Arab. Kulit putih tidak lebih mulia dari kulit hitam. Rambut pirang tidak lebih mulia dari rambut nonpirang. Bilal, budak hitam yang hitam legam mendapatkan posisi mulia di surga sementara Abu Jahal yang putih rupawan abadi di neraka.

Islam mendudukkan bahwa manusia diciptakan untuk selalu menghamba kepada Allah, dan kemuliaan setiap manusia diukur dari derajat takwa, bukan dari rasnya atau pun latar belakang kulturnya.

-Perisai Umat

 

Di saat darah kaum muslim begitu murah dan mudah tertumpah, saatnya kaum muslim melakukan introspeksi. Solusi tuntas bagi masalah seperti ini hanya satu: pemerintahan yang melandaskan pada aturan syariat Islam.

 

Pemerintahan yang melandaskan pada syariat Islam, sebagaimana khulafaur rasyidin, dengan kekuatan politiknya, akan menjamin setiap darah muslimin. Darah muslim itu tidak hanya merah, tapi juga mahal! Sistem pemerintahan Islam akan menuntut mahalnya darah kaum muslim yang tumpah akibat fasisme akut ini.

 

Selain itu, pemerintahan yang berlandaskan syariat Islam akan melakukan futuhat dan pembinaan aqidah yang benar kepada berbagai aneka bangsa khususnya Barat, sehingga paham fasisme akut ini akan bisa dilenyapkan dari akarnya dengan menyebarkan cahaya akidah yang sahih.