Umroh.com – Takziyah sebagaimana yang kita ketahui adalah melayat yakni mengunjungi seseorang yang sedang tertimpa musibah kematian salah seorang keluarga atau kerabat terdekatnya. Orang laki-laki yang bertakziyah disebut mu’azziyin, sementara yang perempuan disebut mu’azziyat. Berikut akan dijelaskan adab takziyah yang wajib dipahami dan diterapkan. Apa saja?
Ulama berpendapat bahwa hukum bertakziyah adalah sunnah. Karena itulah umat muslim dianjurkan untuk bertakziyah agar dapat menghibur serta menguatkan batin orang yang sedang tertimpa musibah agar sabar dan tabah.
Terkait hal tersebut, Imam Al Ghazali dalam risalahnya Al Adab fid Din di Majmu’ah Rasail al Imam al Ghazali menyebutkan bahwa terdapat empat adab orang bertakziyah.
“Adab orang bertakziyah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.”
Baca juga: Inilah Anjuran dalam Melakukan Takziyah
Adab Melakukan Takziyah
Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab orang bertakziyah:
1. Pertama, hindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu
Sudah jelas suasana bertakziyah pasti jelas berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Karena itulah cara kita berpakaian saat melayat tidak patut disamakan dengan saat kita menghadiri pesta perkawinan. Kenapa? Karena pesta perkawinan cenderung glamor dan berlebih. Sama halnya dengan cara kita berdandan, sebaiknya tidak terlalu menor atau berlebihan. Dan juga hindari memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Kita semua paham bahwa suasana takziyah adalah suasana berkabung dan berduka, bukan suasana yang bersuka cita. Hendaknya kita tetap menjaga norma kehidupan dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan.
2. Kedua, menampakkan rasa duka
Setiap menghadapi kematian dan kehilangan, seseorang pasti mengalami rasa duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkan. Oleh sebab itu, orang yang bertakziyah dianjurkan untuk ikut merasakan duka dengan menampakkan wajah empati sambil mengucapkan secara tulus bela sungkawa. Akan sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.
3. Ketiga, tidak banyak berbicara
Umroh.com merangkum, suasana duka bukanlah suasana gembira dan suka cita, orang yang sedang tertimpa musibah kematian biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Karena itu orang yang bertakziyah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang berduka cukuplah seperlunya saja. Jangan terlalu ditanyakan penyebab kematian orang yang meninggal karena akan semakin menambah rasa kehilangan. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziyah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak mengganggu apalagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak patut dan tidak etis dilakukan.
Tak hanya melancarkan rezeki Anda, umroh juga menjadikan Anda tamu istimewa Allah di Tanah Suci. Yuk temukan paket umrohnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
4. Keempat, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka
Meski senyum adalah sedekah, namun dalam konteks takziyah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum berlebihan. Tersenyum dalam batas yang wajar memang masih bisa ditolerir. Namun jangan sampai tersenyum seperti senang atau bermakna kegembiaraan yang tidak baik ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.
Adab-adab yang diajarkan Imam Al Ghazali sudah sepatutnya menjadi pedoman bagi kita dalam bertakziyah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat, tetangga, atau teman. Adapun hal yang harus diingat adalah bahwa takziyah identik dengan ikut berduka.
Jika saat bertakziyah bermaksud membawa anak yang masih kecil dan rewel atau sulit diatur seperti suka teriak-teriak, menangis kencang dan sebagainya, hendaknya dipetimbangkan kembali untuk mengajak anak. Karena hal itu bisa menimbulkan suasana lain yang tidak enak sehingga merusak suasana duka tersebut. Bahkan dalam tradisi masyakarat Jawa, anak-anak sebaiknya tidak diajak bertakziyah kecuali memang sangat terpaksa.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Usamah Ibn Zaid disebutkan, ketika ada seorang utusan yang datang kepada Rasulullah SAW untuk memberi kabar kematian seseorang, beliau bersabda kepada utusan itu:
“Kembalilah kepadanya dan katakanlah: sesungguhnya adalah milik Allah apa yang Dia ambil, dan akan kembali kepada-Nya apa yang Dia berikan. Segala sesuatu yang ada di sisiNya ada jangka waktu tertentu (ada ajalnya). Maka suruhlan dia untuk bersabar dan mengharap pahala dari Allah” [HR. al-Bukhari nomor 6829]