1
Muslim Lifestyle

Adakah Larangan di Bulan Jumadil Awal? Simak Jawabnya

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com Jumadil Awal merupakan bulan kelima dalam kalender hijriyah. Bulan yang juga disebut Jumadil Ula ini memiliki kisah tersendiri dalam sejarah Islam. Dan jika ditelusuri lebih lanjut, terdapat larangan di bulan Jumadil Awal yang perlu kita hindari.

Asal Nama Jumadil Awal

Asal mula nama Jumadil Awal berkaitan dengan musim yang biasa terjadi di bulan tersebut. “Jumada” berarti ‘beku atau kering’. Dahulu biasa terjadi musim dingin hingga air mengering atau membeku kala itu.

Di masa jahiliyah, Jumadil Awal disebut dengan Al Hanin, Syaiban, Rubba, dan Kanun Al Awwal. Sedangkan bulan Jumadil Akhir, dulu disebut Milhan dan Kanun Al Akhir. Kedua nama itu berkaitan, karena ‘Syaiban’ berasal dari kata ‘Syaib’ yang artinya ‘Uban, dan ‘Milhan’ berasal dari kata ‘Milh’ yang artinya ‘garam’. Kedua kata ini melukiskan kondisi salju yang turun di musim dingin. Putih seperti uban atau garam.

Baca juga: Jangan Pernah Lewatkan 15 Keutamaan Bulan Safar Ini!

Tanah Arab memang memiliki enam musim, yaitu musim semi pertama (Ar Robi Al Awwal), musim panas (Shaif), puncak musim panas (Qoizh), musim semi kedua (Al Robi’ Al Tsani), musim gugur (Kharif), dan musim dingin (Syitha). Musim dingin biasanya terjadi selama dua bulan, sehingga kedua bulan itu disebut Jumadil Awal dan Jumadil Akhir.

Peristiwa Penting di bulan Jumadil Awal

Umroh.com merangkum, bulan Jumadil Awal menyimpan peristiwa bersejarah dalam Islam. Di bulan Jumadil Awal pernah terjadi peperangan antara Rasululullah dan kaum muslimin melawan Bani Sulaim. Di bulan yang sama terjadi pula pertempuran dengan kaum Yahudi di Khaibar, tepatnya di tahun ketujuh Hijriah.

Rasulullah juga pernah mengirim Zaid bin Haritsah ke Al Ish pada bulan Jumadil Awal tahun 6 Hijriyah. Sahabat lain yang pernah diutus bertepatan dengan bulan Jumadil Awal adalah Khalid bin Walid. Dia diutus untuk mengajak Bani Al Harits di Najran agar masuk Islam.

Larangan di Bulan Jumadil Awal

Sebagai bulan setelah bulan Maulud, terdapat mitos yang beredar di masyarakat mengenai larangan untuk menikah di bulan Jumadil Awal. Masyarakat yang meyakininya beranggapan bahwa menikah di bulan Jumadil Awal akan membuat kehidupan rumah tangga menjadi penuh dengan fitnah atau tidak bahagia. Ada juga yang menyebutkan bahwa menikah di bulan Jumadil Awal akan menghadirkan banyak musuh. Itu disebabkan adanya keyakinan dimana bulan Jumadil Awal adalah bulannya fitnah.

webinar umroh.com

Apabila tetap memaksakan diri menikah di bulan Jumadil Awal, maka mempelai harus bersiap menanggung peristiwa-peristiwa yang akan terjadi. Karenanya, jika memang ingin menikah di sekitar waktu itu, disarankan untuk diundur ke bulan Jumadil Akhir.

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download aplikasinya sekarang juga!

Tanggapan Mengenai Larangan di Bulan Jumadil Awal

Bulan Jumadil Awal sebenarnya sama seperti bulan-bulan lainnya dalam kalender Hijriyah. Bulan Jumadil Awal menjadi kesempatan kita untuk banyak beramal baik dan menjalankan ibadah kepada Allah.

Mengenai larangan di bulan Jumadil Awal yang tidak membolehkan pernikahan, ini tidak ada di dalam Islam. Syariat Islam menyatakan semua hari adalah baik. Jadi kita dibolehkan melaksanakan pernikahan atau perayaan yang bersifat halal pada bulan Jumadil Awal.

Orang beriman juga tidak boleh percaya adanya hari sial, tanggal sial, atau bulan sial. Tidak ada dalil yang menyebutkan tentang sialnya sebuah waktu.

Meyakini Larangan di Bulan Jumadil Awal termasuk Thiyarah

Meyakini adanya larangan di bulan Jumadil Awal untuk menikah bisa dikategorikan sebagai perbuatan thiyarah. Thiyarah adalah bentuk perbuatan syirik. Rasulullah bersabda, “Thiyarah itu syirik…, Thiyarah itu syirik…, (diulang 3 kali)” (HR.Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan yang lain).

Thiyarah semacam ini banyak terjadi di masyarakat kita. Misalnya pantangan melakukan hajatan di bulan Muharram atau bulan Suro.

Rasulullah Melawan Thiyarah

Keyakinan thiyarah juga pernah terjadi di masa Jahiliyah. Dahulu, masyarakat Arab menganggap ada larangan menikah di bulan Syawal. Untuk melawannya, Rasulullah melaksanakan beberapa pernikahan di bulan Syawal. Dengan demikian, masyarakat kala itu bisa melihat bahwa menikah di bulan Syawal tidak membawa sial sebagaimana yang telah lama diyakini.

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!

Diriwayatkan Imam Muslim dan Imam An Nasa’i, Aisyah ra menuturkan, “Rasulullah menikahiku di bulan Syawal, dan mengadakan malam pertama denganku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian beliau selain aku?” Salah seorang perawi mengatakan, “Aisyah menyukai jika suami melakukan malam pertama di bulan Syawal.”

Larangan di bulan Jumadil Awal untuk menikah juga biasanya erat dengan hitung-hitungan tanggal baik atau hari baik. Padahal perbuatan itu termasuk syirik. Mempercayai ramalan sungguh tidak dibolehkan dalam Islam. Rasulullah bersabda, “Siapa yang mendatangi peramal, kemudian bertanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari” (HR.Ahmad dan Muslim).

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.