1
Sejarah Islam

Inilah Sosok yang Pertama Kali Mengumandangkan Adzan

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Bagi seorang muslim tentunya sudah tidak asing mendengar nama Bilal, Bilal bin Rabah sendiri adalah seorang muazim Rasulullah SAW, dia memiliki kisah yang sangat menarik tentang sebuah perjuangannya dalam mempertahakan aqidah yang dia yakini. Tentunya kisah Bilal ini tidak akan pernah membosankan, walau terus menerus diulang-ulang sepanjang zaman dan kisahnya pun akan membuat orang penasaran.

Umroh.com merangkum, Bilal lahir di sebuah daerah yang bernama As-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak yang berkulit hitam yang tinggal di kota Mekkah. Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekkah) sebagai budak milik keluarga bani Abduddar. Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, yang orang tersebut merupakan tokoh penting kaum kafir.

Baca juga: 6 Adab saat Mendengar Adzan

Ketika Rasulullah SAW mendatangi kota Mekkah, maka kota Mekkah pun diterangi oleh cahaya agama baru dan Rasul yang agung, Rasulullah SAW pun mulai mengumandangakan seruan kalimat tauhid. Bilal merupakan orang termasuk yang pertama dalam masuk islam. Ketika Bilal belum masuk dalam Islam, Bilal sering merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapapun. Berbagai macam kekerasan sering dirasakan oleh Bilal, namun sebagai kaum muslimin yang lemah dia hanya bisa berpasrah dan tetap sabar dalam menghadapi masalahnya.

Ketika Rasulullah SAW telah selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan adzan, maka Bilallah yang ditunjuk untuk mengumandangkan adzan pertama kalinya dalam sejarah Islam. Biasanya ketika selesai mengumandangkan adzan bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW seraya berkata “Mari melaksanakan sholat, mari meraih kemenangan” dan ketika Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan Bilal melihat beliau maka Bilal segera melantunkan iqamat dan sholatpun dilaksanakan secara berjamaah dan Bilal sangat menyukai sholat berjamaah dengan Rasulullah SAW serta para sahabat lainnya.

Baca juga: Waktu Sholat Tapi Tidak Mendengar Adzan? Yuk Cek Jadwal Sholat di Sini

Hari semakin berlalu, ketika itu Rasulullah SAW sedang dilanda sakit dan beliau sudah tidak kuat untuk merasakan sakitnya, maka Allah SWT memanggilnya dan semenjak Rasulullah SAW wafat, Bilal sangat merasakan kesedihan serta kehilangan yang sangat mendalam karena kehilangan orang yang sangat dia cintai yaitu Rasulullah SAW. Bilal pun menyatakan bahwa dia tidak akan pernah mengumandangkan adzan lagi, karena jika dia mengumandangkan adzan lagi maka dia akan sedih karena mengingat Rasulullah SAW.

Suatu saat Abu Bakar meminta Bilal untuk menjadi muazin kembali, dan mengumandangkan sholat sama seperti ketika Rasulullah SAW hidup, namun Bilal pun menolak permintaan Abu Bakar tersebut. Bilal berseraya “Biarkan aku hanya menjadi muazin Rasulullah SAW saja. Rasulullah SAW sudah tiada, maka aku bukan muazin siapa-siapa lagi.” Karena keputusan Bilal tersebut maka Abu Bakar pun tidak bisa mendesak Bilal agar mengumandangkan adzan lagi.  

webinar umroh.com

Baca juga: Ada Cara Mudah Pergi Umroh dengan Harga Pas di Kantong Anda, Cek di Sini

Kesedihan bilal atas wafatnya Rasulullah SAW tidak bisa hilang dari dalam hatinya. Dia pun memutuskan untuk meninggalkan kota Madinah dan bergabung dengan pasukan Fath Islamy hijrah ke negeri Syam. Bilal kemudian tinggal di kota Homs, Syria. Semenjak kepergian Bilal dari kota Madinah, maka suatu malam Bilal bermimpi bahwa Rasulullah SAW menegur Bilal dengan suara lembutnya “Ya Bilal, Wa maa Hadzal Jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku ? mengapa engkau sampai seperti ini?” Bilal pun segera bangun dari tidurnya, dan dia pun mulai mempersiapkan perjalanan untuk kembali ke kota Madinah, Bilal berniat untuk berziarah kemakam Rasulullah SAW setelah sekian tahun lamanya dia tak mengunjungi makam Rasulullah SAW. Setelah sampai di makam Rasulullah SAW tangis Bilal pun sudah tak terbendung lagi, dia sangat merindukan Rasulullah SAW, cintanya begitu tulus kepada Rasulullah SAW. 

Baca juga: Dahsyatnya Lima Keutamaan Syahadat

Ketika Bilal sedang menangis di pemakaman Rasulullah, maka pada saat bersamaan, tampak dua pemuda mendekatinya, kedua pemuda itu adalah Hasan dan Husein, mereka berdua merupakan cucu Rasulullah SAW. Bilal pun memeluk kedua cucu kesayangan Rasulullah tersebut dengan air mata yang masih terurai.

Pada saat bersamaan pula Umar bi Khattab melihatnya dan beliau juga turut terharu dengan melihat pemandangan tersebut. Kemudian cucu dari Rasulullah SAW tersebut membuat satu permintaan kepada Bilal bahwa apakah dia mau mengumandangkan adzan untuk kali ini saja? Untuk mengenang kakek kami? Maka Bilal pun mengabulkan permintaan cucu Rasulullah SAW dan Khalifah Umar bin Khattab. Saat tiba waktu sholat Bilal pun naik keatas puncak Nabawi dan dia mengumandangkan adzan seperti saat Rasulullah SAW masih hidup. Saat lafadz “Allahu Akbar” maka semua orang di Madinah menghampiri suara tersebut. Kemudian saat Bilal melafadzkan “Asyahadu an laa ilaha illallah.” Maka semua orang pun berkumpul. Puncaknya saat Bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah” seisi kota Madinah pecah oleh tangis. Teringat oleh Rasulullah SAW saat menjadi imam sholat berjamaah.

Hari itu Madinah mengenang kembali masa-masa dimana Rasulullah SAW masih ada diantara mereka dan Bilal pun melakukan adzan pertama dan terakhirnya semenjak kepergiaan Rasulullah SAW.