Islam adalah agama yang benar dan salah satu agama samawi (langit) yang ada di muka bumi, selain yahudi dan nasrani. Allah sengaja menurunkan ajaran agama islam melalui manusia paling istimewa dan takkan tertandingi selama dunia ini masih bergulir. Ya, dialah Muhammad sang rasulullah yang Al-Amin. Merupakan nabi terakhir sekaligus rasul bagi umat muslim yang di utus Allah swt untuk senantiasa menegakan tauhid, menyeru manusia untuk menyembah Allah, memberi petunjuk serta masih banyak hal lainnya yang berkaitan dengan tugasnya sebagai rasul Allah.
Baca juga: Inilah Kisah Rasulullah saat Menegakkan Keadilan
Agama islam adalah agama yang ditujukan untuk semua umat manusia di dunia dengan ketentuan – ketentuan yang Allah berikan. Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam, melalui seorang nabi dan rasul Muhammad, kita banyak mendapatkan pencerahan dalam kehidupan sosial, budaya dan masyarakat yang beragama. Sebagaimana firman Allah dalam Al-qur’an “Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (Qs. Al-Anbiya : 107).
Umroh.com merangkum, Nabi Muhammad saw mendapatkan wahyu dari Allah swt melalui malaikat Jibril untuk menjadi Nabi sekaligus Rasul Allah swt. Beliau diperintahkan untuk menegakan ajaran tauhid kepada seluruh umat manusia di muka bumi. Dalam ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw tentunya tidak lah mudah. Ada pro dan kontra yang menyelimuti setiap dakwah yang ia sampaikan utamanya oleh orang-orang di antara yahudi dan nasrani.
Kehadiran nabi Muhammad saw di tengah-tengah kekhalifahan manusia di muka bumi adalah salah satunya membawa misi keimanan yang luas. Nabi Muhammad membawa pesan yang baik dan memberikan sikap perilaku baik yang menjadi landasan contoh bagi seluruh umat. Dan Al-Qur’an telah menyempurnakan syari’at yang dibawa para nabi dan kitab-kitab sebelumnya. Maka secara otomatis akidah yang wajib diikuti saat ini hanyalah Al-Qur’an.
Baca juga: Mau Baca Al Quran Tapi Tak Mau Ribet? Di Sini Caranya
Di sinilah umat yahudi dan nasrani mengingkari Al-Qur’an sebagai penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya. Hanya Karena nabi Muhammad, bukanlah dari keturunan Bani Israil, jauh dari harapan besar mereka sebelumnya, yang mengharapkan nabi yang terakhir dijanjikan dalam Injil adalah dari Bani Israil. Dari pada itu juga mereka mulai menyelewengkan, menyembunyikan, mengganti, dan merubah sebagian besar isi dari kitab Taurat dan Injil baik yang berkenaan dengan keberadaan nabi Muhammad maupun ajaran yang lainnya.
Meskipun banyak terjadinya pro kontra dalam ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, tak dipungkiri pula ada sebagian besar baik itu dari yahudi maupun nasrani yang menyakini atau merasa menemukan ketenangan jiwa saat mendengar atau mempelajari ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Meskipun mereka tak langsung masuk dan mengimani ajaran tersebut.
Penyebab Kebenaran Ajaran Nabi Muhammad
Saat itu ada seorang yahudi, Profesor, Psykoanalis dari Chicago Amerika Serikat bernama Jules Masserman. Dia memberikan komentarnya tentang ketokohan Muhammad. Dia memberikan suatu gambaran dengan jujur, meski dengan pengakuannya tersebut dia menegaskan bukan berarti secara otomatis dia berganti keyakinan, bahwa Muhammad merupakan tokoh dunia yang sangat popular dan berpengaruh besar dalam sejarah perkembangan sosial, budaya dan agama. Hal ini tentunya dapat dijelaskan bahwasanya umat muslim sangat taklid sekali dalam mengaktualisasikan setiap kata-kata dan perbuatan Muhammad, bahkan setiap apa yang diucapkan dan dilakukan oleh seorang Muhammad oleh umat islam dijadikan hukum kedua setelah Al-Qur’an. Dari sinilah Jules Masserman, menempatkan Muhammad dalam posisi terpenting selama abad dunia berlangsung.
Selain cerita dari Jules Masserman, ada juga kisah dari Abu Jahal atau Amr bin Hisyam yang merupakan salah satu elit Quraisy dan sangat memusuhi dakwah islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Dia dikenal sebagai pribadi yang kejam, bengis, dan tidak segan menghabisi lawan-lawannya. Karena sikapnya yang seperti itu lah, Abu Jahal dijuluki sebagai Fir’aun pada zaman Nabi Muhammad saw.
Baca juga: Yuk Ajak Keluarga Anda untuk Pergi Umroh Bersama, Caranya Begini Lho!
Berbagai macam cara dilakukan Abu Jahal untuk menghentikan dakwah Islam. Mulai dari mengintimidasi umat Islam hingga mengancam Nabi Muhammad saw secara terang-terangan. Bahkan, suatu ketika Abu Jahal pernah melarang Nabi Muhammad saw untuk mengerjakan shalat. Namun, Rasulullah tidak gentar dengan ancaman Abu Jahal tersebut.
Meski kerap menentang dan sangat memusuhi islam. Ternyata pada awal-awal turunnya Al-Qur’an Abu Jahal kerap kali menyelinap ke rumah Nabi Muhammad saw. untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Abu Jahal merasakan sebuah keajaiban manakala mendengarkan lantunan Al-Qur’an yang dibacakan Nabi Muhammad saw.
Menariknya, tak hanya Abu Jahal saja yang menyelinap ke rumah Nabi Muhammad saw untuk mendengarkan Al-Qur’an. Abu Sufan dan al-Akhnas juga turut serta Meski mereka tidak janjian, namun mereka kerap saling kepergok satu sama lain. kabar kalau kejadian Abu Jahal menyusup rumah Nabi Muhammad saw berlangsung selama tiga malam berturut-turut. Seolah mereka ketagihan dengan bacaan Al-Qur’an. Meski demikian, hal itu tidak sampai membuat Abu Jahal masuk Islam.
Abu Jahal juga pernah memberikan kesaksian tentang kebenaran dan kejujuran Nabi Muhammad saw. Kata Abu Jahal, Nabi Muhammad saw. adalah seorang yang sangat jujur, tidak pernah berbohong, sehingga dia diberi julukan al-Amin (yang terpercaya). Lalu al-Miswar bertanya lagi mengapa Abu Jahal tidak mau mengikuti Nabi Muhammad saw.
Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
“Wahai anak saudariku, kami dan Bani Hasyim saling memperebutkan kehormatan. Mereka memberi makan, kami pun memberi makan. Mereka memberikan minum, kami pun memberikan minum. Mereka membayar orang untuk bekerja, kami pun sama,” jawab Abu Jahal.
“Sehingga ketika kami duduk di atas kendaraan kami (karena kami bermusuhan), kami seperti dua ekor kuda taruhan, maka mereka berkata, ‘Di antara kami ada seorang nabi’. Maka kapan kah kami mendapatkan hal tersebut?” lanjutnya.
Sikap permusuhan dan pertentangan yang ditunjukkan Abu Jahal bukan karena keyakinan kalau Nabi Muhammad saw. berdusta dan hanya mengaku-aku saja sebagai nabi dan rasul Allah. Akan tetapi, sikapnya itu lebih didasarkan kepada fanatisme