Sosok Bilal digambarkan oleh para ahli riwayat sebagai laki – laki berkulit hitam, kurus, kerempeng, tinggi jangkung, berambut lebat keriting, dan bercambang tipis. Bilal adalah seseorang yang justru akan menundukkan kepala dan memejamkan matanya jika orang – orang memujinya. Ia justru akan mengucapkan, “ saya hanyalah orang dari Habasyah dan sebelum ini saya adalah seorang budak.
Sebelum islam, Bilal adalah seorang budak yang menggembalakan unta milik tuannya dengan imbalan dua genggam kurma. Tanpa islam, ia tidak akan luput dari kenistaan perbudakan sampai maut datang merenggutnya dan setelah itu orang melupakannya.
Baca juga: Inilah Sosok yang Pertama Kali Mengumandangkan Adzan
Umroh.com merangkum, kebenaran iman dan keagungan agama yang diyakininya telah menempatkan kehidupannya pada kedudukan tinggi sejajar dengan tokoh – tokoh islam dan orang – orang suci. Banyak di antara orang terkemuka, baik dari golongan berpengaruh maupun orang – orang kaya, yang tidak dapat mencapai separuh dari kemuliaan yang dicapai oleh Bilal.
Bilal bin Rabah mampu mencapai derajat keimanan yang sulit dicapai oleh orang lain yaitu dengan menjadi muazin islam yang pertama dan pengguncang berhala – berhala yang disembah oleh orang – orang Quraisy. Setiap muslim yang mengenalnya pasti akan mengatakan “ Bilal adalah muazin Rasulullah saw. Yang sebelumnya adalah seorang budak yang disiksa oleh tuannya dengan batu panas agar ia meninggalkan agamanya. Akan tetapi ia menjawab, “ Ahad…. Ahad…. ( Allah Yang Maha Esa…. Allah Yang Maha Esa ).”
Baca juga: Sudah Dengar Adzan? Yuk Segera Lihat Jadwal Sholat di Sini
Nabi Muhammad saw mensyariatkan adzan untuk melaksanakan sholat setelah beliau bersama kaum muslimin hijrah dan menetap di Madinah. Pada hari itulah Nabi Muhammad saw menjatuhkan pilihannya kepada Bilal untuk menjadi muazin pertama dalam islam.
6 Alasan Bilal Terpilih Menjadi Muazin
1. Bilal memiliki suara yang lantang dan merdu
Mungkin ini menjadi faktor pertama mengapa Rasulullah memberikan tugas kepada Bilal untuk menjadi muadzin pertama dalam Islam. Dikisahkan bahwa siapapun akan bergetar hatinya manakala mendengar Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan atau membaca Al-Qur’an.
2. Bilal sangat menghayati kalimat-kalimat adzan
Pengangkatan Bilal sebagai muadzin pertama merupakan penghargaan kepadanya. Karena apa yang diucapkan Bilal ketika disiksa yaitu kata ahad, ahad, ahad, memiliki unsur persamaan dengan kalimat-kalimat adzan, yaitu tauhid atau meng-esakan Allah.
Baca juga: Bagaimana Rasanya Mendengar Adzan di Mekkah? Yuk Coba Lihat Caranya di Sini
3. Bilal memiliki kesiplinan yang tinggi
Adzan dikumandangkan lima kali dalam sehari semalam. Waktunya pun sudah ditetapkan atau menjelang dilaksanakannya sholat fardhu. Untuk itu, diperlukan orang yang memiliki kedisiplinan yang tinggi untuk mengemban tugas sebagai muadzin.
4. Bilal memiliki keberanian
Untuk mengumandangkan adzan pada masa-masa awal dakwah Islam, maka diperlukan keberanian yang tinggi. Prinsip tauhid yang ada dalam kalimat adzan tentu saja bertentangan dengan kondisi masyarakat pada saat itu, dimana kemusyrikan dan penolakan terhadap Islam masih kencang. Bilal sudah terbukti memiliki keberanian yang tinggi. Disiksa sekeras apapun saat menjadi budak, dia tetap memegang teguh keyakinannya, Islam.
5. Bilal melanjutkan hidupnya bersama Nabi Muhammad saw
Bilal tetap menjadi muazin, menjaga, serta menghidupkan syiar agama yang telah membebaskan dirinya dari kegelapan menuju cahaya, dari perbudakan pada kemerdekaan.
6. Bilal pun semakin dekat dengan Rasulullah saw
Beliau pernah menyatakan bahwa Bilal adalah seorang laki – laki penghuni surga. Sesampainya Rasulullah saw wafat, saat itu pula lah Bilal berhenti menjadi muazin bagi orang lain. Dan adzan nya yang terakhir ialah saat Khalifah Umar datang ke Suriah. Bilal bin Rabah wafat di Suriah sebagai pejuang di jalan Allah swt persis seperti keinginannya. Manusia yang sangat teguh dan tangguh pendiriannya dalam mempertahankan keyakinan dan keimananya itu akhirnya bertemu dengan Rabb dan Rasulnya.
Baca juga: Ini Golongan yang Mulia Menurut Rasulullah
Dari kisah Bilal bin Rabbah banyak pelajaran yang dapat kita petik diantaranya ialah Bilal telah memberikan pelajaran kepada semua orang hingga bisa menjadi muadzin. Suatu pelajaran berharga yang menjelaskan bahwa kemerdekaan jiwa dan kebebasan nurani tidak dapat dibeli dengan emas separuh bumi atau dengan siksaan yang dahsyat sekali pun.