Waldorf School of Peninsula adalah sekolah yang unik. Jika sekolah lain berlomba memasukkan kurikulum berbasis komputer, tidak demikian dengan Sekolah Waldorf. Sekolah ini konsisten untuk menjauhkan anak-anak dari perangkat komputer.
Sejalan dengan Cara Mendidik Para Petinggi Perusahaan Elektronik
Langkah ini serupa dengan cara yang dilakukan petinggi Google, Apple, Yahoo, dan eBay. Walaupun mereka sukses dalam bidang teknologi, para petinggi tersebut melarang anak mereka berdekatan dengan komputer. Mereka justru mengirimnya ke sekolah yang tidak memiliki komputer.
Memfokuskan Kegiatan Fisik
Sekolah Waldorf memfokuskan kegiatan belajar anda aktivitas fisik, mengasah kreativitas, dan meningkatkan keterampilan tangan para murid. Sekolah ini berasal dari Jerman dan telah menyebar ke seluruh dunia.
Banyak orang tua yang tertarik dengan cara mengajar Sekolah Waldorf. Orang tua melihatnya sebagai alternatif dalam mengajarkan ilmu pada anak. Inovasi yang dilakukan Sekolah Waldorf ini menjadi inspirasi bagi kita untuk memperbaiki pendidikan.
Digagas Pertama Kali di Jerman
Pendekatan mengajar ini diciptakan oleh Rudolf Steiner (1861-1925). Di beberapa tempat lain, Sekolah Waldorf dikenal sebagai Sekolah Steiner, yang diambil dari nama belakangnya. Waldorf adalah nama yang diberikan pada nama sekolah pertama yang didirikan dan dikembangkan Rudolf Steine. Sekolah tersebut pertama kali didirikan di Kota Stutgart, Jerman, pada 1919. Mulanya, sekolah itu didirikan untuk mendidik anak-anak pekerja pabrik.
Sekolah Waldorf semakin bertambah. Kini sudah ada lebih dari 1.000 Sekolah Waldorf di 6 Negara. Di Indonesia sendiri, Sekolah Waldorf bisa ditemui di Yogyakarta.
Tidak Menggunakan Komputer dalam Proses Belajar Mengajar
Penggunaan komputer benar-benar ditiadakan dalam Sekolah Waldorf. Tidak ada pelajaran yang mengajarkan perangkat tablet atau laptop. Untuk mencatat bahan yang penting, para murid menggunakan kertas dan pulpen.
Kegiatan yang mengutamakan banyak gerak juga diutamakan di Sekolah Waldorf. Misalnya membuat prakarya berbahan rajut, atau membebaskan anak bermain tanah usai pelajaran olahraga. Keterampilan merajut membuat anak belajar tentang pola dan hitungan. Menggunakan jarum dan benang membantu mengasah kemampuan anak memecahkan masalah dan belajar berkoordinasi.
Mengutamakan Bermain Sambil Belajar
Guru-guru di sekolah Waldorf juga memperbanyak permainan dalam mengajarkan pelajaran di sekolah. Misalnya belajar bahasa yang dipadukan dengan permainan lempar bola. Pendekatan dengan anak dilakukan dengan sederhana, namun sangat mengena pada anak.
Akibat Buruk Gadget pada Kemampuan Akademik Anak
Terbiasa menggunakan komputer atau perangkat elektronik lainnya membuat anak kurang bergerak. Mereka juga tidak terbiasa berpikir kreatif, berinteraksi dengan manusia. Kepekaan dan kemampuan anak untuk memperhatikan pelajaran juga akan berkurang jika terlalu lama bermain gadget.
Ruang Kelas Juga di Desain Sederhana
Kebijakan dalam mendidik murid diterapkan juga dalam mendesain ruang kelas. Ruang kelas di Sekolah Waldorf memiliki desain yang sederhana dan klasik. Hampir tidak ada perangkat gadget yang digunakan di dalam kelas. Dengan begitu, kita tidak akan melihat layar komputer, serta kabel yang biasanya menghiasi ruang kelas.