Allah subhanahu wata’ala tidak akan pernah menciptakan apa pun melainkan dengan suatu tujuan. Semua yang diciptakan-Nya, pasti membawa suatu hikmah. Dan tak jarang pula ada beberapa hal yang terkadang justru hikmahnya tidak sampai terpikir oleh kita. Tak terkecuali juga dalam penciptaan manusia. Penciptaan manusia pun pasti mengandung hikmah dibaliknya. Bahkan seperti yang mungkin sudah banyak kita ketahui, ketika malaikat sempat heran sehingga mengapa Allah menciptakan makhluk bernama manusia yang disinyalir dapat membuat banyak keruskan, Allah pun dengan tegas mengatakan bahwa ia mengetahui yang tidak diketahui makhluk lainnya. Ada beberapa ayat yang di dalamnya menjelaskan juga tentang tujuan dan hikmah dibalik penciptaan manusia dan juga sesuatu yang telah diciptakan Allah. Seperti dalam beberapa ayat berikut:“ “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah …” (Shad: 27) “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56) “Dan di bumi itu…
Sebagai seorang muslim tentu kita diwajibkan untuk selalu bersyukur. Namun hal itu memang tak selamanya mudah untuk dapat diwujudkan. Seringkali yang menyebabkan orang tidak bersyukur adalah keadaannya yang dinilai begitu sulit atau sengsara. Disamping itu, orang cenderung tidak bersyukur karena terlalu sering melihat orang-orang yang menurutnya kondisinya lebih enak. Padahal orang harus bisa bersyukur dalam segala kondisi. Dan kalau melihat orang yang di atasnya, ia pun harus tetap bisa merasakan nikmat atas kondisinya saat ini. Dan ia juga harus memiliki prasangka baik kepada Allah akan kondisi yang ia terima sekarang. Bersyukur juga bukam berarti tidak menginginkan keadaan yang lebih baik. Hal itu sah-sah saja. Asalkan keinginannya untuk berada di kondisi lebih baik juga memacunya agar dapat menjadi manusia yang semakin. Disamping itu juga dapat dijadikan motivasi untuk semakin mendekatkan dirinya kepada Allah. Inti syukur disini adalah jangan sampai kita menjadi kufur nikmat akan kondisi kita sekarang hanya karena selalu melihat…
Menikah nikah memang tidak sulit. Hanya cukup dengan ijab qabul dan adanya saksi, serta memenuhi beberapa syarat dan rukun nikah, maka pernikahan sudah dapat terlaksana. Namun, menjalin rumah tangga setelahnya itu yang akan jauh lebih banyak menemui ujian dan juga tantangan. Maka dari itu, khususnya bagi seorang lelaki, menjadikan “istri” wanita yang kita nikahi memang akan jauh lebih berat daripada menikahi wanita itu sendiri. Setelah menikahi seorang wanita, memang benar jika wanita tersebut otomatis menjadi istri kita secara status. Namun pertanyaannya, apakah kita mampu menjadikan wanita tersebut sebagai istri kita yang tidak hanya sebatas status? Maksud tidak sebatas status disini adalah benar-benar memperlakukannya layaknya seorang istri. Serta betul-betul dapat memfungsikannya sebagai seorang istri. Masa awal menikah mungkin memang bisa menjadi masa yang sangat menyenangkan bagi pasangan pengantin. Apalagi kala menikmati bulan madu. Dunia begitu terlihat indah, serasa milik berdua dan yang lainnya kayak cuma ngontrak. Jelas saat itu mungkin belum…
Ada suatu percakapan antara ustadz dan jamaahnya. Percakapan itu mengenai pilihan antara Fir’aun dan Musa. Seperti inilah kurang lebih percakapannya: Ustadz: Andai kita hidup pada zaman Fira’un, kira- kira kita jadi pengikut siapa, Fir’aun atau Nabi Musa? Jama’ah : “Musaaaaa.” (semua jamaah menjawab dengan kompak). Ustadz: Yakiiin? Jama’ah : Yakiiiiiin (tetap menjawab dengan kompak dan serentak) Ustadz: Tapi yang membangun kota Mesir, Fir’aun. Yang membangun infrastruktur juga dia. Dia telah berhasil membangun Piramida. Dia juga orang yang paling kaya. Fir’aun juga memiliki bala tentara banyak dan kuat. Dia memiliki banyak pengikut, Fir’aun. Dia pun bisa memberikan perlindungan dan jaminan keamanan. Kekuasaan Fir’aun juga begitu besar dan tiada baras. Dia dapat menyediakan makanan dan minuman Fir’aun juga sering mengadakan hiburan Dia juga berhasil membangun pusat perbelanjaan, serta fasilitas-fasilitas hebat yang ada di kota. Sedangkan Musa sendiri siapa? Hanya seorang penggembala kambing. Bicaranya saja tidak fasih alias cadel (karena pernah memakan bara api diwaktu…
Kita harus dapat dengan bijak memanfaatkan dan menggunakan kemajuan teknologi yang ada. Berguna atau tidaknya kemajuan teknologi memang tergantung dari sikap dan cara seseorang dalam memanfaatkannya. Kemajuan teknologi hari ini ibarat pisau yang bermata dua. Karena dapat membawa kemaslahatan atau pun kemudharatan. Semuanya tergantung dari siapa yang menggunakannya. Jika yang menggunakan adalah orang baik disertai dengan niat baik, insyaaAllah kemajuan teknologi dapat membawa kemaslahatan. Namun sebaliknya juga, jika digunakan oleh orang jahat dengan niat yang jahat, tentu akan dapat membawa kemudharatan. Selain dampaknya, sisi mata dua dari kemajuan teknologi bisa dilihat dari pahala atau pun dosa yang dapat diterima oleh penggunanya. Jelas semua juga tergantung dari cara memakainya. Jika dipakai untuk hal yang positif dan kebaikan maka pahala baginya, namun sebaliknya jika digunakan untuk sia-sia dan kemaksiatan maka dosa baginya. Dan bagi kita sebagai seorang muslim, tentu diwajibakan untuk memanfaatkan kemajuan teknologi denagan niat baik demi membawa kemaslahatan orang banyak.…
Kita pasti sering mendengar ungkapan seperti ini: Lelaki yang baik untuk wanita yang baik, begitu juga dengan sebaliknya. Ya, hal itu memang benar dan sesuai dengan janji Allah. Allah telah memberi jaminan kepada mereka yang memilih jalan yang diridhoi-Nya berupa kehidupan yang berkah. Lelaki yang baik dan shalih, pastinya tidak akan mempermainkan hati wanita. Apalagi jika dia sampau berkamuflase menjadi orang alim dengan dalih ‘dakwah dan nasihat’, padahal mempunyai modus busuk dibaliknya. Lelaki yang baik nan shalih, juga akan senantiasa menjaga pandangannya. Tidak hanya pandangannya di dunia nyata ya, tapi termasuk juga di dunia maya. Salah satu bentuk menjaga pandangan di dunia maya adalah dengan senantiasa menjaga postingan pada status-status sosmednya. Selain itu, lelaki yang baik dan shalih sudah pasti tidak akan mau mengumbar rayauan gombal kepada seorang wanita yang belum halal baginya. Apalagi jika disertai niat busuk. Allah Ta’ala Berfirman, الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ…
Untuk para orang tua yang masih sering mengeluh dan belum bisa sepenuhnya bersyukur anak kondisi sang anak, cobalah renungi beberapa hal berikut: 🌹 Ketika anak kita menggambarnya jelek tapi sudah bisa lancar bicara di umur atau 1 tahun, dan juga berjalan lacanar di usia 2 tahun. Coba tengok kawan kita yang lain. Ada para orang tua yang mendapati anaknya kesulitan untuk bisa bicara. Masih banyak para orang tua yang mendapati masalah jika anaknya kala usia 5 tahun belum bisa bicara. Tak jarang hal itu menyebabkan anaknya harus terapi dengan biaya yang tak murah. Ada juga orang tua yang mendapati anaknya belum bisa membaca sampai usia 7 tahun dan masih kesulitan untuk diajari membaca sampai harus menyewa guru khusus. Apakah itu bukan suatu nikmat yang layak membuat para orang tua bersyukur? 🌹 Atau mungkin kasus lain. Ada orang tua yang mendapati anaknya memiliki kemampuan akademik yang tak begitu menonjol. Namun ia…
Setiap orang pasti ingin agar hidupnya selalu menjadi berkah. Namun kita harus tahu terlebih dahulu, seperti apa berkah itu? Jangan keberkahan melulu dikaitkan dengan kekayaan dan bergelimangnya harta ya. Sebagian orang mengira bahwa hidup nikmat itu ketika bergelimang harta, jabatan tinggi yang selalu diekspos berita, mobil berderet dan tertata, bahkan dikelilingi banyak perempuan yang cantik dan jelita. Islam memang tak melarang hamba-Nya memiliki harta banyak. Namun tentu saja harus diperoleh dengan jalan yang halal, agar dapat memperoleh keberkahan. Perlu diketahui, banyak dan bergelimangnya harta tak menjamin juga akan memperoleh suatu keberkahan. Memang alangkah paling baiknya jika harta kita banyak dan juga berkah. Namun tetap saja, keberkahan haruslah jauh lebih diutamakan daripada banyak harta. Yakinlah harta yang tak berkah tidak akan membawa kebahagiaan dan ketenangan pada diri manusia, tak peduli berapa pun banyaknya. Karena pada diri manusia terdapat suatu kebutuhan lahir dan batin. Kesemuanya haruslah terpenuhi untuk dapat membuat hidup seorang…
Orang tua pasti ingin yang maksimal untuk anaknya. Mereka pasti menginignkan semua hal-hal positif pada anaknya. Namun sayangnya, hal itu terkadang justru membuar para orang tua jadi mudah tidak bersyukur. Semua manusia pada dasarnya tidak ada yang sempurna. Demikian juga terhadap kondisi anak kita. Orang tua memang harus menerima kenyataan jika seringkali masih terdapat beberapa kelemahan atau mungkin sisi kurang pada anaknya. Namun demikian, janganlah hal itu dijadikan dalih untuk membuat para orang tua tidak bersyukur atas kondisi anaknya. Sekali lagi, manusia tidak ada yang sempurna, demikian juga akan kondisi anak kita. Terkadang memang ada sisi negatif dari anak yang harus dengan lapang dada diterima orang tua. Kadang kala, mungkin para orang tua ada yang mendpati anaknya sampai usia 5 tahun belum bisa membaca. Padahal, ketika mereka melihat anak temannya, ada yang di usia 3 tahun sudah pandai membaca quran, bahkan usia 4 tahun sudah pandai membaca dan berhitung dengan…
Ada sebuah amalan yang jangan sampai dilupakan oleh para orangtua untuk selalu ditanamkan kepada anak-anak perempuan mereka. Yaitu, tanamkanlah pada putri-putri kalian agar mau menutup aurat sejak dini. Karena melihat fenomena sekarang, sepertinya tak jarang lagi kita temui pada anak-anak gadis. Yang mana orang tuanya tak mau menanamkan pada anaknya untuk menutup aurat sejak dini. Bahkan mungkin masih banyak orangtua bangga melihat anak-anak gadisnya tampil mini dan modis. Jangan sampai orangtua tak menanamkan pemahaman pada putrinya akan pentingnya menutup aurat sejak dini. Memang benar anak perempuan yang belum baligh masih belum dosa jika tak menutup aurat. Tapi jangan sampai ini jadi keterusan dan menjadi sebuah habbit sampai mereka dewasa. Mungkin kala anak perempuannya belum baligh, orang tua masih tak apa sesekalu memperbolehkan putri mereka tak menutup aurat dengan sempurna. Tetapi tetap wajib memberikan pemahaman pada putri mereka. Bahwa menutup aurat itu wajib ketika usia putri mereka sudah menginjak baligh. Dengan…