Selain menjalankan ibadah-ibadah pokok, seseorang belum dianggap mendapatkan kebaikan hingga rela memberikan harta yang dicintai. Di dalam QS Ali Imran :92 , Allah berfirman yang terjemahnya : “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha Mengetahui.” Selain Al-Qur’an, banyak hadits yang menegaskan tentang keutamaan-keutamaan orang yang mau bersedekah. Di antaranya bahwa bersedekah bisa mematikan panasnya alam kubur, bisa memberikan naungan pada hari kiamat kelak, dan lain sebagainya. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Amir mengatakan: “Sesungguhnya sedekah pasti bisa meredam orang-orang yang melaksanakannya dari hawa panasnya kubur. Pada hari kiamat, orang yang beriman akan mendapat naungan (berteduh) di bawah sedekahnya (saat di dunia).” Kemudian apabila ada orang ingin bersedekah namun bingung mana yang semestinya didahulukan antara memberikannya kepada keluarga terlebih dahulu atau orang lain, bagaimana sebaiknya?. Imam Nawawi menjawab dalam…
Dave Anderson adalah seorang pekerja bagian lapangan di perusahaan kereta api. Suatu hari saat sedang bekerja di bawah terik matahari, tanpa sengaja ia terlihat oleh Jim Murphy, orang nomor satu di perusahaan tersebut. Mereka berdua saling sapa dengan akrab, bahkan berbincang-bincang penuh tawa hingga satu jam lamanya. Ketika keduanya berpisah, teman-teman Dave menghampiri dengan penuh heran. “Kau tampak seperti sahabat dekatnya Pak Jim? Dia kan Vice President di sini?” “Kami memang bersahabat. Kami sudah saling mengenal sejak 23 tahun lalu. Saat itu kami berdua sama-sama memulai karir dari nol di perusahaan ini.” Teman-teman Dave semakin terkejut lagi mendengar cerita tersebut, “Kalau kalian berdua memulai karir sejak waktu yang sama, lalu mengapa ia bisa menjadi pimpinan sedangkan kau masih menjadi pekerja biasa sekarang?” Dave hanya tersenyum. Sepertinya ia terbiasa mendapat pertanyaan seperti ini. Ia menjawabnya dengan sebuah nasihat yang sangat menusuk, “Twenty-three years ago I went to work for $ 1,…
Mukjizat dari tangan kanan yang digunakan untuk makan sendiri baru ditemukan setelah 14 abad lamanya semenjak Rasulullah menjadi nabi. Rasulullah memang menganjurkan pada umatnya menggunakan tangan kanan untuk makan, bahkan jika makan dengan tangan kiri Rasulullah sampai-sampai menyamakan orang tersebut seperti syaithan, karena syaithan makan dengan tangan kiri. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2020, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ. “Jika salah seorang kalian makan hendaklah dia makan dengan tangan kanannya, dan jika minum hendaklah dia minum dengan tangan kanannya, karena sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.“ (HR. Muslim. no. 2020) Apa rahasia di balik sunnah ini? Lakukanlah, coba lajukanlah percobaan sederhana ini; siapkan dua mangkuk nasi, yang satu diaduk memakai tangan dan yang satunya diaduk memakai sendok. Lalu diamkan selama beberapa jam. Lihat hasilnya. Lihatlah saja, hasil akan…
– Berdoa setelah makan. Ada beberapa doa/dzikir yang disunnahkan setelah makan, di antaranya: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan ini kepadaku dan memberikan rezeki kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku” “Barangsiapa yang mengucapkan hal itu setelah makan, akan diampuni dosanya yang telah lalu” (H.R Muslim). Di antara bacaan lain yang disunnahkan setelah makan atau setelah minum susu, adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini: إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ وَإِذَا سُقِيَ لَبَنًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ فَإِنَّهُ لَيْسَ شَيْءٌ يُجْزِئُ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ إِلَّا اللَّبَنُ “Jika salah seorang dari kalian memakan makanan, ucapkanlah: Allaahumma baarik lanaa fiihi wa ath-‘imnaa khoyron minhu (Yaa Allah berkahilah kami padanya (makanan ini) dan berikanlah kami makanan yang lebih baik darinya). Jika ia diberi minum susu, hendaknya membaca: Allaahumma baarik lanaa…
– Makan dari pinggirnya, tidak mengambil mulai dari tengah (atas) makanan. Mengapa kita harus mengambilnya dari pinggir dan bukan tengah/atas saat makan? Karena keberkahan makanan itu diturunkan dari tengahnya. Jika suatu makanan ditaruh dalam suatu wadah tertentu, maka satu hal yang wajib kita terapkan adalah mengambil makanan tersebut mulai dari pinggirnya, tidak mengambil makanan tersebut dari tengah-tengah. Jika kita melihat fenomena yang ada di tengah masyarakat sekarang dalam perihal makan, mungkin tidak jarang kita mendapati bahwa banyak orang yang ketika makan tidak mengambilnya dari bagian pinggir, akan tetapi langsung mengambilnya dari bagian tengah atau atas. Tentulah harus bisa terus kita ingat dan perhatikan, agar ke depannya ketika makan kita selalu terbiasa untuk mengambil makanan mulai dari pinggirnya. Semoga saja kita semua bisa menerapkan hal ini dalam makan. كُلُوا مِنْ جَوَانِبِهَا وَدَعُوا ذُرْوَتَهَا يُبَارَكْ فِيهَا “Makanlah dari tepinya dan tinggalkan (jangan dimakan dulu) bagian atasnya niscaya akan diberkahi padanya” (H.R anNasaai,…
– Makan bersama-sama (berjamaah) mendatangkan keberkahan. أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّا نَأْكُلُ وَمَا نَشْبَعُ قَالَ فَلَعَلَّكُمْ تَأْكُلُونَ مُفْتَرِقِينَ اجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ “Sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Nabi shollallahu alaihi wasallam: Sesungguhnya kami makan tapi kami tidak kenyang. Nabi bersabda: Mungkin karena kalian makan berpencar (sendiri-sendiri). Bergabunglah (bersama-sama) pada makanan kalian, kemudian sebutlah Nama Allah Ta’ala niscaya akan diberkahi padanya” (H.R Ahmad, dishahihkan Ibn Hibban dihasankan al-Albany) Boleh makan sendiri-sendiri atau bersama-sama. …لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَأْكُلُوا جَمِيعًا أَوْ أَشْتَاتًا… “…tidak ada dosa bagi kalian untuk makan bersama-sama atau sendiri-sendiri…” (Q.S anNuur: 61) Memang tidak ada larangan khusus bagi kita untuk makan secara sendirian dan tidak bersama-sama dengan orang lain. Namun ada satu hal yang harus kita semua tahu. Bahwasannya meski makan secara sendirian diperbolehkan dan tidak dilarang, akan tetapi makan bersama-sama tetap saja akan lebih dapat mendatangkan keberkahan…
– Mengambil bagian yang terdekat. وكُلْ مِمَّا يَلِيْك “Dan makanlah yang di dekatmu…” (H.R al-Bukhari dan Muslim) – Tidak mencela makanan. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِلَّا تَرَكَهُ “Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu beliau berkata: Nabi shollallahu alaihi wasallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Jika beliau inginkan, beliau makan. Jika tidak, beliau meninggalkannya” (H.R al-Bukhari dan Muslim) – Tidak bersandar ketika makan. لَا آكُلُ مُتَّكِئًا “Saya tidak makan dengan bersandar” (H.R al-Bukhari dari Abu Juhaifah) – Makan dengan 3 jari dan menjilati jari setelah makan عَنْ كَعْبٍ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْكُلُ بِثَلَاثِ أَصَابِعَ فَإِذَا فَرَغَ لَعِقَهَا “Dari Ka’ab bin Malik –radhiyallahu anhu- bahwa Rasulullah shollallahu alaihi wasallam makan dengan 3 jari. Jika telah selesai beliau menjilatinya” (H.R Muslim). Jika jenis makanan yang dimakan memungkinkan untuk…
(untuk bagian sebelumnya, bisa dilihat di link berikut: https://www.umroh.com/blog/4-golongan-manusia-berdasarkan-ilmu-hartanya-part-1/) Hikmah Hadits (untuk bunyi beserta arti haditsnya, bisa dilihat pada part 1) ; 1. Bahwa Nabi Saw seringkali memberikan metode perumapamaan (tamtsil), ketika beliau membina dan mentarbiyah para sahabatnya. Diantaranya adalah sebagaimana dalam hadits di atas, beliau memperumakan dunia dengan posisi empat golongan manusia. Metode perumpamaan ini beliau sampaikan agar lebih mudah difahami oleh para sahabatnya untuk kemudian diambil hikmah yg terkandung di dalamnya. Empat Golongan tersebut adalah sebagai berikut ; (1). Orang berilmu dan berharta, yang mengamalkan ilmunya hingga mengantarkannya pada derajat takwa, dan menggunakan hartanya untuk kebaikan menggapai ridha Allah; dalam menyambung silaturrahim, beramal shaleh dan menunaikan hak2 Allah Swt, seperti zakat, infak dan shadaqah. Maka golongan spt ini merupakan golongan terbaik dari manusia yg hidup di dunia. Ia memiliki segalanya dan menggunakan segala yg dimilikinya menuju jalan taqwa dan keridhaan Allah Swt. (2). Orang yang berilmu, tapi kurang…
Kita semua pasti setuju jika manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang dikaruniai banyak keberkahan. Termasuk di dalamnya akal pikiran yang sejatinya tidak dimiliki oleh makhluk lain. Akan tetapi, tidak semua manusia menggunakan karunia tersebut dalam hal kebaikan. Masih ada saja manusia yang mengingkari nikmat Allah SWT dengan tidak menjalankan segala perintah. Mereka justru meninggalkan segala perintah tersebut dan melakukan segala kemaksiatan. Dan ada dua hal penting yang juga boleh dibilang merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan juga ketakwaan seorang manusia. Dua hal itu adalah ilmu dan harta. عن أَبُي كَبْشَةَ الْأَنَّمَارِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُول …وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ…
Menjadi lansia yang sehat dan juga terbebas dari segala macam bentuk penyakit kronis dan berat tidak harus dicapai dengan usaha yang muluk-muluk atau bersusah payah yang luar biasa. Kita bisa mendapatkannya dari hal-hal yang mungkin sekilas terlihat sederhana dan bisa terbilang sepele. Anda bisa memulainya dengan kegiatan sederhana seperti rajin melakukan beres-beres rumah setiap hari. Faktanya, penelitian telah menunjukkan dan juga membuktikan bahwa melakukan pekerjaan rumah yang sekilas terlihat sederhana seperti memasak, mencuci piring, berkebun, dan juga berbelanja, bisa membantu para lansia untuk dapat meningkatkan kualitas hidup mereka di usia senja. -Lansia sehat adalah lansia yang rajin beres-beres rumah Lansia yang sehat adalah mereka-mereka yang lebih telaten dalam melakukan pekerjaan membersihkan rumah, begitu yang telah diungkapkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Clinical Gerontology Branch yang berada di National Institute on Aging, Maryland, Amerika Serikat. Dalam melakukan risetnya, penelitian tersebut dikepalai oleh Chhanda Dutta, PhD. Penelitian ini juga menyebutkan…