1
Author

administrator

Browsing

(untuk bagian sebelumnya, bisa dilihat di link berikut: https://www.umroh.com/blog/dalam-kondisi-kondisi-inilah-wanita-muslimah-diperbolehkan-melepas-jilbabnya-part-2/) Dari rincian dalam surat An-Nisa ayat 23, bisa dipahami bahwa mahram bagi seorang wanita adalah: ●Anak lelaki kandung. ●Ayah kandung. ●Saudara lelaki kandung. ●Keponakan lelaki. ●Om/paman. ●Anak susuan. ●Saudara lelaki sepersusuan. ●Menantu lelaki. ●Ayah tiri (Ibu si anak perempuan telah menikah lalu berhubungan badan dengan suami barunya tersebut. Dengan demikian, si ayah tiri telah menjadi mahram bagi si anak perempuan. Namun, bila si ibu dan suami barunya [si ayah tiri] tersebut belum berhubungan badan lalu akhirnya bercerai, maka si ayah tiri bukan mahram bagi si anak perempuan). Untuk mengetahui di hadapan siapa saja seorang wanita muslimah boleh melepas jilbabnya, surat An-Nur: 31 dan surat An-Nisa: 23 saling melengkapi satu sama lain. Oleh sebab itu, bila kita gabungkan keduanya, maka bisa kita ketahui bahwa seorang wanita muslimah boleh melepas jilbabnya di hadapan: ✔Suami. ✔Ayah kandung. ✔Ayah suami (mertua). ✔Putra-putra (anak lelaki). ✔Putra-putra suami…

Tak dipungkiri jika kesederhanaan Rasulullah juga telah membuat Umar Bin Khattab terenyuh. Padahal Umar sendiri terkenal dengan sosok perkasa dan ditakuti banyak lawan. Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau setan pun segan dan takut dengan Umar. Kalau Umar sedang lewat di suatu jalan, setan pun menghindar dari jalan yang dilaluinya dan memilih lewat jalan yang lain. Terlepas dari kebenaran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar sudah menjadi buah bibir di kalangan umat Islam. Karena itu, fenomena Umar menangis menjadi peristiwa yang sangat mengherankan. Mengapa “Singa Padang Pasir” ini hatinya terenyuh sampai menangis? Umar pernah meminta izin menemui Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam . Umar mendapati Rasulullah sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar. Sebagian tubuh beliau berada di atas tanah. Beliau hanya berbantalkan pelepah kurma yang keras. “Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di dekatnya. Aku tidak sanggup menahan tangisku,” ujar Umar bin Khattab Rasulullah yang mulia…

Bismillah,, Belajarlah sebuah kesederhanaan dari apa yang dicontohkan oleh sosok mulia Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.. Tak perlu kita sampai merasa malu hanya karena miskin, rumah manusia paling mulia pun seperti ini. -Perabot Rumah dan Kesederhanaan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Di sebelah timur masjid Nabawi Madinah, tampak kelihatan sebuah bangunan yang pastinya akan membuat kita takjub, dan juga terpesona karena kesederhanaannya . Itulah bangunan yang menjadi tempat tinggal Rasul Agung Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam . Rumah itu memiliki ukuran sangat kecil disertai dengan sebuah hamparan tikar usang dan nyaris tanpa perabot. <> Zaid bin Tsabit bertutur, “Anas bin Malik pelayan Rasulullah pernah memperlihatkan kepadaku tempat minum Rasulullah yang terbuat dari kayu yang keras dan di patri dengan besi. Kemudian Anas berkata kepadaku, ‘Wahai Tsabit, inilah tempat minum Rasulullah. Dengan gelas kayu inilah Rasulullah minum air, perasan kurma, madu dan susu.’” (HR Tirmidzi). Benda lain yang…

Kenapa HP mahal harus dilengkapi anti gores dan juga cover pengaman? Ini ada sebuah ilustrasi yang bagus… Kisah percakapan seorang anak dan ayahnya… Seorang gadis membeli sebuah hape keluaran terbaru. Untuk melengkapi hapenya nya gadis itu juga membeli layar antigores dan sebuah cover cantik untuk hape tersebut. Gadis itu menunjukkan handphone barunya kpd sang ayah, kemudian terjadi percakapan seperti di bawah ini: Ayah: “Wah, hapemu bagus sekali nak. Berapa harganya?” Gadis: “Harga hapenya 7 juta, 200 ribu untuk covernya, dan 100 ribu lagi untuk membeli anti goresnya.” Ayah: “Oh, kenapa kamu sampai harus membeli cover dan anti goresnya? Padahal kamu bisa menghemat 300 ribu”. Gadis: “Ayah! Aku sudah menghabiskan uang hingga sebanyak 7 juta untuk membeli hape ini, bagaimana jadinya kalau hape ini nantinya sampai rusak!? 300 ribu bukanlah jumlah yang bernilai apa-apa dibanding keamanan hapeku. Lagipula covernya membuat hapeku semain terlihat cantik.” Ayah:” Hmm, bukankah berarti produsen hapemu itu…

Gak baca rugi banget! Islam sudah dengan jelas mengatur tata cara berhubungan di tempat tidur antara suami-istri. Maka dari itu, sudah jelas kiranya bahwa ketika berhubungan, ada setidaknya yang tidak diperbolehkan antara suami dan istri. Apa saja? -Berhubungan wajib didahului dengan membaca doa Rasulullah saw. bersabda: “Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: ‘Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami’. Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya,” (Shahih Muslim No.2591). Rasul sudah mengajarkan doa yang senantiasa dibaca ketika akan bermesraan. Jika belum hafal, maka bisa dibaca di bawah ini: “Bismillah. Allahumma jannabnasyoithona wa jannabisyaithona maa rojaktanaa.” Artinya : Dengan nama Allâh. Ya Allâh, hindarkanlah kami dari syetan dan jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetan -Berhubungan harus ada pendahuluan Betapa pentingnya sebuah pendahuluan dalam…

Konon, di Mesir ada nasihat agar kita tidak berlaku bodoh seperti Hakim Karakoush. Beginilah ceritanya. Seorang pencuri bermaksud untuk membongkar jendela sebuah rumah yang sudah lama disatroninya. Malangnya, jendela rumah itu rapuh. Ia jatuh dan kakinya patah. Di negeri itu kebetulan tinggal hakim yang sangat bodoh. Si pencuri segera mendapat ide yang bagus. Ia mengadukan kemalangannya kepada Bapak Hakim. Ia meminta agar hakim menuntut yang punya rumah untuk mengganti kerugian material dan imaterial yang dideritanya. Sahibul bait diadili : ” Mengapa kamu tidak merawat rumahmu dengan bagus. Sebagai bukti, jendelamu roboh ketika dinaiki orang itu. Lihat, orang ini celaka karena jendela itu.” Tersangka tidak bisa menjawab. Bukti sudah sangat jelas. Ada jendela yang rusak dan ada orang yang celaka. Ia berkata : ” Tuan hakim yang terhormat, jendela saya tidak begitu kuat bukan karena kurang perawatan. Jendela itu cepat rusak karena kesalahan tukang kayu. Ia tidak baik memasang jendela itu.…

Pesan yang ditulis dalam postingan ini buat para ayah atau suami demi menjaga kekuatan energi dan semangat istri anda dalam mengurus anak, setidaknya 3 hal yang harus dilakukan: Pertama, jika anda melihat istri anda mulai marah-marah tidak jelas, emosian tidak jelas, bantulah istri anda. Misalkan saja dengan mendekati anak-anak anda dan berkata: “Sini anak-anak sama Ayah.” Atau bisa juga dengan mendekati istri anda dan berkata, “Ada yang bisa Ayah bantu, Bunda sayang?” Kalimat itu memang terksesan sederhana, tapi sadarilah jika hal itu akan membuat semangat istri-istri anda terjaga. Itulah suami yang bertanggung jawab. Bukannya malah semakin menojokkan dan mengeluarkan kata-kata yang bikin emosi seperti, “kamu nih gak bener mendidik anak, yang sabar dong!” Atau saat anak-anak anda mengacak-ngacak rumah, dan melihat istri anda berkata “jangan diacak-acak, main yang lain,” para suami juga bisa berkata “tidak apa-apa! Namanya juga anak-anak.” Dalam kasus ini, memang benar perkataan suaminya asalkan saja memang setelah…

Jika mau hitung-hitungan, kebanyakan ayah memiliki jam pertemuan dengan anak 3x lebih sedikit daripada ibu dalam kasus ayahnya bekerja dan ibunya hanya sebatas ibu rumah tangga biasa. Jadi normalnya ayah memang 3x lipat lebih sabar daripada ibu. Karena itu, coba mulai sering kita pikirkan kepada para suami yang mengaku lebih sabar daripada istrinya: Coba suami mengurus anak selama 7 hari berturut-turut, tanpa istri tanpa pembantu. Sendirian! Ingat ya sendirian. Cukup dari 07.00-18.00. Apakah setelah itu, Anda merasa lebih sabar dari istri? Apa yang akan terjadi, jika Anda lakukan selama 365 hari? Apakah setelah itu, Anda merasa lebih sabar dari istri? Cobalah gantikan peran istri Anda di rumah. Urus rumah dan anak tiap hari dari pagi. Selain rutinitas yang sama tiap hari menghadapi pemandangan yang sama: dapur, kasur, ketemu tukang sayur. Apakah setelah itu, Anda merasa lebih sabar dari istri? Jawaban masing-masing dari anda memang bisa berbeda. Tapi satu yang perlu…

Mungkin kita tidak jarang mendengar dan membaca jika sebagian ibu di luar sana mengatakan kalimat semacam ini: “Suami saya melarang saya ikutan belajar parenting karena menurut dia isinya teori doang tapi bukti nyata nyata tidak ada. Suami saya juga berkata, dia yang tak pernah ikutan parenting yang ada di sana sini, buktinya dia lebih sabar menghadapi anak. Sedangkan saya masih saja tak sabaran”. Atau “Saya malu sebenarnya sama suami saya, tapi merasa beruntung juga. Suami saya tuh sabar banget menghadapi anak dan lebih sabar menghadapi anak daripada saya. Saya yang sudah ikutan belajar parenting lebih sering ke sana kemari malah masih sering kurang sabar dengan anak”. Boleh saja tidak setuju dengan pendapat yang dikemukakan dalam postingan kali ini. Para ayah normalnya memang secara alamiah: lebih sabar berlipat dari istri! Ini pada umumnya. Bahwa ada yang tidak sesuai yang umum, ya tetap normal saja. Meski tidak pernah belajar parenting ke sana…

Suatu hari … Kau melihat seorang ibu muda yang pergi ke swalayan membeli sayur dan lauk matang saat kau tengah berbelanja di pasar. Hampir tiap hari kau melihatnya membeli makanan yang sudah matang. “Dasar ibu pemalas!” Begitu cercamu. Sebab menurutmu, seharusnya ia bisa memasak makanannya sendiri sehingga tidak hanya membeli makanan yang matang. Sayang kau tak tahu. Ibu yang kau sebut pemalas itu, bisa saja ia meruapakan seorang pengantin baru yang memang sedang belajar memasak. Bisa saja suaminya sendiri yang justru memintanya membeli makanan jadi, agar ia tak kerepotan saat pagi hari, apalagi jika keduanya harus berangkat ke kantor sebelum pukul 7 pagi. Lagipula, bisa juga ia ingin membantu para pedagang dengan menjadi pembeli masakannya, sebab bisa saja ia merasa tersentuh dengan semangat para pedagang yang masih begitu bersemangat mencari nafkah, tanpa meminta-minta. Jadi, ia yang pemalas, atau cercaanmu yang tak jelas? ********** Suatu hari … Kau dengar tetangga barumu…