Tidak bisa dipungkiri lagi jika seorang remaja merupakan generasi yang menjadi penerus bagi generasi sebelumnya. Karena itulah, ada sebuah ungkapan dalam bahasa Arab yang berbunyi, “Syubanu al-yaum rijalu al-ghaddi” [pemuda hari ini adalah tokoh pada masa yang akan datang]. Karena itu, Islam juga memberikan perhatian yang besar kepada mereka, bahkan diberikan sejak dini. Di masa lalu, banyak lahir pemuda-pemuda hebat, hal ini disebabkan karena generasi sebelumnya adalah orang-orang hebat. Karena itulah, Islam juga memberikan perhatian besar pada generasi muda ini. *Pendidikan Usia Dini Nabi SAW mengajarkan, “Muru auladakum bi as-shalati wa hum abna’ sab’in.” [Ajarkanlah kepada anak-anakmu shalat, ketika mereka berusia tujuh tahun]. Hadits ini sebenarnya tidak hanya menitahkan shalat, tetapi juga hukum syara’ yang lain. Karena shalat sendiri merupakan suatu hukum yang paling menonjol, sehingga hukum inilah yang disebutkan. Selain itu, titah ini tidak berarti anak-anak kaum Muslim baru diajari shalat dan hukum syara’ yang lain ketika berusia tujuh…
Wahai ukhti, mudahkanlah untuk siapa-siapa saja yang mendatangimu, dan berniat untuk meminangmu dengan tujuan menjadikanmu istrinya, terlebih lagi Ia telah menjadikan Agama sebagai dasar dan pijakan untuk mengajukan niatan. Tiada yang lebih menyedihkan, dari tiap ungkapan permohonan selain penolakan -padahal penolakan itu- hanya didasarkan pertimbangan dunia. Ya ukhti, sungguh engkau menumbuhkan pohon kebaikan, meranumkan buah kebahagiaan, jika pilihan jawaban yang kau berikan, adalah memberikan bobot pada agama, serta mengesampingkan beban dunia. Keputusanmu menjadi dasar kebaikan, untuk banyak hal dan banyak soal. Engkau menyelamatkan lelaki sholeh, yang ingin melakukan suatu aktivitas yang dapat melengkapi agama dan menjaga kesuciannya, serta menunaikan amanat orang tua. Jiwanya telah dipenuhi kerinduan, pada ketaatan sempurna pada risalah Rab-Nya, meniti ketaatan pada fase rumah tangga. Ya akhi, engkau memilih wanita untuk menjadi pendamping hidup, bukan sedang melamar pekerjaan. Jika telah datang satu ketetapan hati untuk menikahi, pegang erat tali itu dan abaikan yang selainnya. Nikahilah karena agamanya,…
Jodoh itu meski kita terpisah jarak dan waktu tentu nantinya akan bertemu juga dalam mahligai pernikahan Jodoh itu, meski sejauh apapun kaki melangkah untuk berusaha agar dapat menghindar dari orang yg kita cinta. Jika memang sudah jodohnya, tentu akan Allah pertemukan kembali dalam pernikahan Jika seseorang telah ditakdirkan untuk kita, maka Allah akan menjaga hati kita dan hatinya sampai saat masa indah itu tiba untuk bersatu Jika kau memperbaiki dirimu maka kelak kau akan disandingkan dengan orang yang sama juga berusaha memperbaiki dirinya Cantiklah dengan kebanggaan hijab yang kau kenakan Jadilah muslimah yang cantiknya LUAR BIASA dengan IMAN, AKHLAK, dan ILMU. Insya Allah cantiknya sampai surga Jangan jadi muslimah cantik dengan standar kecantikan yang biasa, karena pasti banyak saingannya dan sifatnya hanya SEMENTARA! Hijab tak sekedar pelindung bagi wanita melainkan menggambarkan seberapa besar kekuatan dan keindahan dirinya Islam bukan datang untuk menebar keindahan melainkan islam “datang lagi” untuk mengingatkan kepada…
~💜 Muhasabah diri untuk ukhty-ukhty yang disayangi 💜 ~ Jangan bermimpi dapat pacar solehah, karena wanita solehah tidak pacaran tapi maunya langsung dilamar, dan pastinya seorang wanita solehah hanya ingin mencari pasangan melalui proses ta’aruf. Jelaslah kelihatan bahwa, wanita solehah itu seindah perhiasan dunia. Wanita yang solehah, baginya kecantikan itu terletak pada ‘BUDI’ dan bukan pada ‘BODY’semata. Benarlah seperti janji yang telah dikatakan oleh Allah . Lelaki yang soleh untuk wanita yang solehah . Banyak wanita cantik dan solehah menunggu pelamar, bukan pacar. Pelamar yang mengajaknya taaruf untuk mengenalnya lebih lanjut agar segera menikah, bukan lelaki yang hanya berani “nembak” untuk menjadikannya pacar melalui sebuah hubungan yang penuh kemaksiatan tanpa arah jelas. Islam kata wanita yg cantik adalah wanita solehah yg menjaga kecantikan luaran dan juga mengutamakan kecantikan dalamnya. Sewaktu Allah ciptakan wanita dengan kecantikan, Allah iringkan juga bersama dia agama kerana dengan sebab agamalah wanita akan menjadi lebih tampak dan kelihatan nyata…
Banyak faktor yang mengantarkan seorang wanita menjadi lebih dekat kepada Tuhannya ketika dia berada di rumah, di antaranya adalah sebagai berikut : 1) Keberadaan Wanita di Rumah Akan Menjauhkannya dari Setan Apabila seorang wanita berada di rumah, berarti dia telah menutupi auratnya dan melindungi kehormatannya dari gangguan jin, setan, dan manusia. Jika dia lebih jauh, berarti dia lebih dekat kepada Tuhan. Sebaliknya, ketika dia keluar dari rumah, dia akan menjadi sasaran mata-mata jahat dari setan, jin, dan manusia. Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut : ” Wanita adalah aurat. Apabila dia keluar rumah, setan akan bersenang-senang dengan memandanginya. ” (H.R. At-Tirmizi) 2) Keberadaan Wanita di Rumah akan Menjauhkannya dari Tabarruj Keberadaan di wanita akan menjauhkan dirinya dari tabarruj dan memaerkan kecantikan dan kemolekan tubuh kepada orang -orang yang tidak berhak mendapatkannya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan ummahatul mukminin untuk berdiam diri di rumah dan tidak ber-tabarruj di luar rumah. Allah berfirman…
Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda, “Bersegeralah kalian melakukan amal saleh sebelum datangnya fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pagi-pagi seseorang masih beriman, tetapi di sore hari telah menjadi kafir, atau sore hari beriman, kemudian di pagi hari sudah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.” (HR. Muslim) Memasuki tahun 2019, masih menyisakan kisah sedih dalam perjalanan kaum muslimin. Bahkan semakin menyesakkan dada. Mulai dari pergaulan bebas, narkoba, kemiskinan, harga barang dan jasa melambung tinggi, biaya kesehatan dan pendidikan tak terjangkau, serta pemimpin negeri yang tidak amanah, ingkar janji dan anti Islam. Ini merupakan fitnah berupa kesulitan dan kesengsaraan hidup yang menyebabkan seseorang dengan mudah menukar agamanya. Banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad, merupakan tanda dekatnya akhir zaman. Juga fitnah berupa kenikmatan semu dunia yang ditawarkan dengan amat memikat. Ujian bagi siapapun. Sehingga bagi yang tidak memiliki kekuatan iman, sangat mungkin bisa tergerus idealismenya. Bagaimana upaya kita menyiapkan…
Kita harus selalu yakin, bahwa ujian demi ujian itu adalah tanda cinta-Nya kepada kita. Kisah Majnun dan Laila yang sama-sama dimabuk cinta menggambarkan itu. Orang Sufi sering menggunakannya sebagai tamsil. Majnun, yang dianggap gila itu, karena cintanya yang dalam kepada Laila, rela antri bersama orang lain dalam perjamuan. Jika yang lain antri sekedar untuk mendapatkan makanan, maka tidak dengan Majnun. Dia antri dengan sabar bukan karena makanan, tetapi karena ingin menemui dan melihat kekasihnya, Laila. Begitu mendapat giliran, Majnun pun mengulurkan piring di tangannya kepada Laila. Laila menatapnya dengan cinta, dan rindu ingin kembali bertemu dengannya. Namun, Laila tak memberinya makanan, justru memecahkan piringnya. “Oh kasihan, Majnun” kata orang. Ada yang bilang, “Majnun, cintanya telah ditolak oleh Laila.” Namun, Majnun selalu berpikiran positif, husnuddhan kepada Laila. Meski Laila telah memecahkan piringnya, namun Majnun tidak marah. Justru dia senang dan berterima kasih, karena itu pertanda Laila, kekasihnya ingin Majnun kembali menemuinya.…
Apa yang membuktikan kebenaran iman seseorang? Jawabannya adalah ujian. Ujian diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya untuk membuktikan kebenaran imannya. Tanpa ujian yang dialami seseorang, keimanan orang itu pun belum bisa terbukti. Itulah mengapa, Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an: أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْا أَنْ يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُوْنَ؟ “Apakah manusia bisa mengira dirinya dibiarkan begitu saja mengatakan, “Kami telah beriman.” Sementara mereka tidak diuji?” [QS. Al-Ankabut: 2] Maka, tak ada seorang pun, baik manusia biasa maupun utusan Allah, yang menyatakan beriman, kecuali pasti melalui ujian. Ujian yang membuktikan kebenaran imannya. Ujian yang mengangkat derajatnya. Ujian yang membuktikan cinta-Nya kepada kekasih-Nya. Bukan hanya sahabat yang ditempa ujian, bahkan Nabi pun demikian. Harta, raga dan jiwa pun telah mereka pertaruhkan. Bukan hanya kaum prianya, tetapi wanitanya pun mengambil bagian. Sumayyah harus meregang nyawa, dan menjadi syahidah pertama dalam Islam. Saat menghadapi penyiksaan, Nabi saw. pun sampaikan, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janji…
Untuk poin pertama hingga keempat, bisa dilihat di part 1 dengan link berikut: https://www.umroh.com/blog/ingin-pacaran-lakukan-saja-setelah-menikah-part-1/. Kelima: Kekacauan pikiran, dan kelemahan konsentrasi. Derita ini banyak menimpa jiwa anak muda. Contoh kasus ini banyak sekali; seorang gadis yang sebelumnya ber-IQ tinggi dan cerdas, namun tiba-tiba menurun prestasinya. Ketika ditanyakan sebabnya, dengan malu-malu ia mengaku jujur bahwa semua ini terjadi setelah seorang pemuda tampan tetangga sebelah mencintai dan menawarkan hubungan pacaran. Kasus seperti ini banyak terjadi pada siswa-siswi sekolah menengah. Keenam: kehinaan, kerendahan dan melemahnya kejantanan serta identitas diri. Semua itu karena di mabuk cinta birahi, cinta kotor yang mengotori pemiliknya. Penyairpun telah melantunkan kehinaannya karena cinta Ketujuh: Melemahkan Iman Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah…
Sebagian orang menyangka bahwa jika seseorang ingin mengenal pasangannya mestilah lewat pacaran. Kami pun merasa aneh kenapa sampai dikatakan bahwa cara seperti ini adalah satu-satunya cara untuk mengenal pasangan. Saudaraku, jika kita telaah, bentuk pacaran pasti tidak lepas dari perkara-perkara berikut ini. Pertama: Pacaran adalah jalan menuju zina Yang namanya pacaran adalah jalan menuju zina dan itu nyata. Awalnya mungkin hanya melakukan pembicaraan lewat telepon, sms, atau chating. Namun lambat laut akan janjian kencan. Lalu lama kelamaan pun bisa terjerumus dalam hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri. Begitu banyak anak-anak yang duduk di bangku sekolah yang mengalami semacam ini sebagaimana berbagai info yang mungkin pernah kita dengar di berbagai media. Maka benarlah, Allah Ta’ala mewanti-wanti kita agar jangan mendekati zina. Mendekati dengan berbagai jalan saja tidak dibolehkan, apalagi jika sampai berzina. Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia, وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا “Dan janganlah kamu…