Dikisahkan, suatu hari, ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu, kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Khadijah, tetaplah kamu di tempatmu”. Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi. Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makanan pun tak punya, sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a. Kemudian Rasulullah mengambil Fatimah dari gendongan istrinya, dan diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah sepulang berdakwah dan menghadapi segala caci-maki serta fitnah manusia itu, lalu berbaring di pangkuan Khadijah hingga tertidur. Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah hingga membuat beliau terjaga. “Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku?” tanya Rasulullah dengan lembut. Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun…
Mari kita renungkan Nasihat Imam Hasan Al Banna saat kita berada dalam situasi yang serba sulit seperti yang telah kita rasakan pada saat ini. Nasehat ini sangat penting untuk tetap memberi kita semangat dan motivasi, agar kita tidak lelahatau pun berputus asa untuk tetap menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Allah. Inilah bunyi nasehat tersebut: ﺣﺘﻰ ﺗﻌﻠﻤﻮﺍ ﺃﻻ ﻣﻠﺠﺄ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﻻ ﺗﻨﺘﻈﺮﻭﺍ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻨﺼﺮ ﻭﺍﻟﺘﺄﻳﻴﺪ ﻓﺄﻟﺤﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﺟﺘﻬﺪﻭﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻤﻞ PERTAMA : ———– “Agar kalian semua tahu dan menyadari betul, bahwa tidak ada tempat bersandar kecuali kepada Allah. KEDUA : ——— Dan agar jangan pernah kalian menanti dukungan dan kemenangan kepada seorangpun kecuali kepada Allah. KETIGA : ——— Oleh karenanya ikhwah sekalian, merengeklah kepada Allah dalam doa-doa kalian. KEEMPAT : ———– Dan bersungguh-sungguhlah dalam beramal !” Masya Allah … Sungguh nasihat yang begitu tepat dan juga luar biasa bagi kaum Muslimin…
*Kesembilan :* ————– KONDISI UMAT TIDAK BERKUALITAS. Rasulullah ﷺ bersabda: يوشك الأمم أن تداعى عليكم، كما تداعى الأكلة إلى قصعتها. فقال قائل: ومِن قلَّةٍ نحن يومئذ؟ قال: بل أنتم يومئذٍ كثير، ولكنكم غثاء كغثاء السَّيل، ولينزعنَّ الله مِن صدور عدوِّكم المهابة منكم، وليقذفنَّ الله في قلوبكم الوَهَن. فقال قائل: يا رسول الله، وما الوَهْن؟ قال: حبُّ الدُّنيا، وكراهية الموت “Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk.” Seorang laki-laki berkata, “Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?” beliau menjawab: “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al Wahn.” Seseorang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu Al Wahn?” beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud No. 3745. Syaikh Bin Baaz mengatakan: hasan. Lihat _Majmu’ Al Fatawa,_ 5/106). Subhanallah… Betapa gambaran yang telah…
*Kelima :* ——— MEMBENCI ARAB. Rasulullah ﷺ bersabda : يا سلمان لا تبغضنى فتفارق دينك. قلت يارسول الله كيف ابغضك وبك هدانا الله. قال تبغض العرب فتبغضني _Wahai Salman. Janganlah kamu membenciku. Hal itu akan berdampak engkau akan terlepas dari Agamamu. Salaman bertanya ; Bagaimana aku membencimu. Pada hal kami mendapat Hidayah karena keberadaanmu?. Engkau membenci Arab maka kau telah membenciku._ (HR. At Tirmidzi No. 3927, katanya: hasan. Ahmad No. 23731, Al Hakim dalam _Al Mustadrak_ No. 6995, katanya: shahih. Sebagian ulama yg lain menilai hadits ini doif). *Keenam* —————— PENGUASA YANG SUFAHA ليأتين على الناس زمان يكون عليكم امراء سفهاء يقدمون شرار الناس و يظهرون بخيارهم ويؤخرون الصلاة فمن ادرك منكم فلا يكون عريفا ولا شرطيا ولاجابيا ولا خازنا. Akan datang suatu masa kepada umat manusia, pemimpinnya adalah sufaha, lebih mengutamakan orang-orang jahat sebagai pembantunya namun mereka mencitrakannya sebagai orang-orang baik. Mereka selalu mengakhirkan sholat. Barang siapa yang mendapatkan zaman…
Untuk poin 1-28, bisa dilihat di part 1 dengan link berikut: https://www.umroh.com/blog/inilah-fenomena-pengertian-hijab-yang-terus-mengalami-metamorfosis-part-1/. 29- Di masa Jahiliyah, kaum hawa memakai gelang kaki, ketika mrk berjalan sambil menjejakkan kakinya ke tanah. 30- Agar terdengar suara gelang kakinya. Tujuannya untuk menarik kaum lawan jenisnya. 31- Kaum pria yg ada di sekitarnya pun telinga dan matanya tertuju kepadanya. Begitulah, dahulu mereka melakukan “tabarruj”. 32- Karena itu, Islam tidak saja melarang tabarruj, tetapi juga mewajibkan kaum perempuan menutup seluruh auratnya. 33- Tidak hanya sampai di situ, Islam menyempurnakan perlindungannya terhadap kaum perempuan dg mewajibkannya berjilbab. 34- “Jilbab” adalah jubah. Allah berfirman: “Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu..” 35- “serta perempuan kaum Mukmin, agar mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka.” (Q.s. al-Ahzab: 59) 36- Tidak hanya itu, Allah jg berfirman: “Hendaknya kaum perempuan itu mengulurkan kerudungnya hingga ke dada-dada mereka.” 37- tulah titah Allah, dalam Q.s. an-Nur: 31. Iya, Jilbab, yang tak lain adalah jubah, untuk menutup…
1- Istilah “Hijab” telah mengalami metamorfosis. 2- Dari konotasi tabir (penutup), bahkan purdah, “Hijab” kini populer dg konotasi pakaian Muslimah yg menutup aurat. 3- aka, ada istilah “Hijabers” untuk komunitas pemakai “Hijab”. 4- Karena model dan bentuknya beragam, maka ada lagi istilah “Hijab Syar’i”. 5- Dengan konotasi pakaian Muslimah yang memenuhi kriteria syara’. Karena ada hijab yang tidak syar’i. 6- Bagi kaum hawa, seluruh tubuh wanita adalah aurat. Bahkan Nabi saw. bersabda, “Wanita itu aurat.” 7- “Ketika dia keluar (dari rumahnya), maka syaitan pun mengagungkannya.” (Hr. At-Tirmidzi) 8- Nabi menyebutnya dengan “aurat”, karena wanita merupakan kehormatan (kemuliaan) yang harus dijaga. 9- Jika ia dilepas keluar, maka ia akan digunakan syaitan sebagai perangkapnya untuk memerangkap lawan jenisnya. 10- Begitu luar biasa Islam menempatkan perempuan. Ia ditempatkan pada kedudukan yg terhormat, dan betul-betul dimuliakan. 11- Sampai-sampai ketika seseorang terbunuh, karena membela kehormatannya (wanita) pun dinyatakan mati syahid. 12- Nabi bersabda, “Siapa saja…
Penegasan secara berulang yang menyatakan bahwa Allah adalah Mahaawas yang selalu mengawasi dan juga Mahatahu yang mengetahui segala sesuatu yang ada pada manusia telah dinyatakan pula dalam surat-surat: QS al-Baqarah [2]: 271; QS Ali Imran [3]: 153, 180; QS at-Taubah [9]: 16; Hud [11]: 111; al-Hajj [22]: 63; an-Nur [24]: 53; QS an-Naml [27]: 88; QS Luqman [31]: 16, 29, 34; QS asy-Syura [42]: 27; QS al-Hujurat [49]: 13; QS al-Hadid [57]: 10; QS al-Mujadilah [58]: 3, 11, 13; QS al-Hasyr [59]: 18; QS al-Munafiqun [63]: 11; dan QS at-Taghabun [64]: 8. Pengulangan ini tentunya akan memberikan juga sebuah penegasan agar para manusia selalu sadar bahwasannya setiap gerak-gerik yang mereka lakukan dan ucapan yang mereka katakan, bahkan setiap kedipan mata maupun tarikan nafas yang dilakukan manusia, semuanya tetap selalu berada dalam pengawasan dan monitoring dari Allah SWT. Bahkan Allah SWT juga Mahatahu atas segala sesuatu yang berada di dalam isi…
Sejatinya setiap Muslim haruslah menyadari suatu hal bahwasannya diri mereka sepanjang waktu, selama 24 jam tanpa pernah henti, “disadap” oleh Allah SWT. “Penyadapan” yang dilakukan oleh Allah SWT tentu saja jauh lebih canggih daripada yang pernah dilakukan oleh manusia, baik itu dari golongan intelijen dan juga manusia manapun, karena Allah SWT pasti saja mampu mendeteksi secara jelas dan juga detil setiap tingkah-polah yang dikerjakan manusia. Setiap manusia selama 24 jam pastinya selalu ada dalam pengawasan dan juga monitoring Allah SWT. Tak ada waktu yang terlewat sedikit pun bahkan meski cuma satu kedipan mata dimana manusia tanpa disadap oleh Allah SWT. Bukan hanya dari sisi ucapan dan tindakan manusia yang Allah SWT sadap, bahkan seluruh degup jantung, getaran hati dan tarikan nafas manusia, semuanya Allah sadap. Tak ada sebesar noktah pun yang dapat terlewatkan dari Allah. Tentu saja karena Allah SWT adalah Zat Yang Mahatahu dan Mahaawas. Allah SWT berfirman (yang…
Islam begitu memuliakan sosok seorang ibu. Kemuliaan-kemuliaan tersebut dapat tercermin dalam beberapa pandangan Islam berikut terhadap seorang ibu: – Melahirkan Berpahala Seperti Jihad . Melahirkan adalah tugas suci seorang ibu yang juga menjadi kunci surga. Pada saat persalinan, seorang ibu mendapat pahala 70 tahun salat dan puasa. Sedangkan untuk kesakitan yang dialami, Allah mengganjar kesakitan satu urat dengan satu pahala haji. Jika seorang ibu meninggal dalam masa 40 hari setelah melahirkan, maka ia mati syahid. . “Syuhada’ (orang-orang mati syahid) yang selain terbunuh di jalan Allah itu ada tujuh: Korban wabah tha’un adalah syahid, mati tenggelam adalah syahid, penderita penyakit lambung (semacam liver) adalah syahid, mati karena penyakit perut adalah syahid, korban kebakaran adalah syahid, yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Malik, Ahmad, Abu Dawud, dan al-nasai, juga Ibnu Majah. Berkata Syu’aib Al Arnauth: hadits shahih). . – Menyusui Imbalannya…
Ada seorang penggiat Feminist liberal, yang juga dikenal sebagai seorang plagiator muda, membuat pernyataan tendensius dan cukup kontroversi, dimana ia menyikapi fenomena prostitusi yang telah terjadi di kalangan para artis. Secara tersirat, ia juga bisa dikatakan telah merendahkan posisi ibu. Menurutnya, seorang ibu adalah murahan dan kalah berharga dibanding pelacur. . Pernyataan itu tentu saja dilandasi oleh pola pikirnya yang batil dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dimana menurutnya seorang ibu yang “hanya” menerima uang belanja Rp10 juta, namun tugasnya tak hanya melayani suami, tetapi juga banyak melakukan pekerjaan lain seperti merangkap sebagai baby sitter, tukang cuci, dll. Sementara seorang pelacur, hanya sekali melayani lelaki sekali dibayar Rp80 juta, sehingga valuenya dianggap lebih tinggi dari seorang ibu. . Pernyataan ini jelas-jelas melecehkan institusi pernikahan dan merendahkan kemuliaan seroang ibu. Sebuah jalan halal yang disyariatkan Allah SWT. Tugas ibu jelas saja tidak bisa dinilai dengan uang berapa pun besarnya. Bayaran seorang…