Kepahlawanan yang nyata dalam dunia Islam bukan sebatas Superhero picisan yang hanya ada dalam khayalan dan TV. Untuk itulah, perlu kita semua mengetahui beberapa jenderal terhebat yang pernah ada dalam sejarah Islam: SALAHUDDIN AL AYYUBI Dunia mengenalnya sebagai salah satu tokoh pemimpin terbesar. Dialah juga merupakan salah satu tokoh terbesar dalam Perang Salib. Namanya dikenal luas takkala ia dapat menaklukkan kerajaan Jerusalem yang ketika itu dipimpin oleh Guy The Lusignan Raja Jerusalem. Pasukan Shalahuddin dikenal sebagai pasukan yang pemberani dibawah pimpinannya. Bernama lengkap Salahuddin Al-Ayubi yang dikenal didunia barat sebagai Saladin terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tikrit (140km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota dinasti Zangid yang memerintah Syria, yaitu Nur Ad-Din atau Nuruddin Zangi. ABDULLAH BIN AAMIR Abdullah bin Aamir (bahasa Arab:عبدالله بن عامر ) adalah gubernur Busrha (647–656) dan merupakan jenderal…
Dalam kewajiban untuk memimili suatu institusi atau sistem pemerintahan Islam, telah dijelaskan pula oleh para ulama mu’tabar. Al-Imam Abu Zakari al-Nawawi rahimahullah berkata: لَا بُدَّ لِلْأُمَّةِ مِنْ إِمَامٍ يُقِيمُ الدِّينَ، وَيَنْصُرُ السُّنَّةَ، وَيَنْتَصِفُ لِلْمَظْلُومِينَ، وَيَسْتَوْفِي الْحُقُوقَ وَيَضَعُهَا مَوَاضِعَهَا Menjadi keharusan bagi umat adanya seorang imam yang bertugas menegakkan agama, menolong sunnah, membela orang yang didzalimi, menunaikan hak, dan menempatkan hak pada tempatnya (Rawdhat al-Thâlibîn wa Umdat al-Muftîn, III/433). Al-Syaikh Abdurrahman al-Jaziri rahimahullah juga berkata, اتفق الأئمة رحمهم الله تعالى على : أن الإمامة فرض وأنه لا بد للمسليمن من إمام يقيم شعائر الدين وينصف المظلومين من الظالمين وعلى أنه لا يجوز أن يكون على المسلمين في وقت واحد في جميع الدنيا إمامان لا متفقان ولا مفترقان “Para imam rahimahumullah telah sepakat bahwa imamah adalah fardhu; dan bahwa kaum Muslimin harus memiliki seorang pemimpin yang menegakkan syiar-syiar agama dan melindungi orang-orang yang dizalimi dari orang-orang yang zalim. Kaum Muslimin pada waktu…
Mengasuh anak memang bukanlah perkerjaan yang ringan, karena itulah tak jarang pekerjaan ini bisa menimbulkan stress pada orang tua. Namun ada beberapa cara agar para orang tua bisa terhindar dari stress saat mengasuh anak. – Pahamilah Potensi Anak Allah SWT menciptakan manusia sekaligus dengan potensinya berupa akal, kebutuhan jasmani, dan naluri. Pada masa anak-anak ketiga potensi ini masih terus tumbuh dan berkembang. Di sinilah perlunya bimbingan dan pengarahan. Ketidak-mampuan orang tua dalam mengenali potensi anak dan penampakannya seringkali menimbulkan masalah. Karena sejatinya, permasalahan manusia termasuk anak-anak berkisar tentang pemenuhan kebutuhan jasmani dan naluri. Sebelum memasuki usia baligh akal anak masih belum sempurna, sehingga terkadang belum mampu menyelesaikan permasalahannya dengan pemahaman yang benar – Kerjasama Mengasuh dan mendidik anak memang tugas utama ibu, tapi diperlukan juga kerjasama untuk meringankan tugas ini. Luangkan waktu khusus bersama suami untuk membicarakan persoalan anak-anak dan mencari solusinya, terutama yang sekiranya bisa menimbulkan stress. Ayah dan…
Tidak sedikit dari orang tua yang mengeluhkan betapa sulitnya mengasuh anak di masa sekarang ini. Memiliki anak yang pintar lagi saleh serta sukses dunia dan akhirat menjadi idaman semua orang tua. Hanya saja tantangan globalisasi budaya, informasi dan teknologi serta menipisnya nilai nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat adalah PR dan tugas kita bersama karena sedikit banyaknya akan mewarnai perilaku anak-anak zaman sekarang, termaksud anak kita. Ibarat membuat istana pasir di bibir pantai, begitu tersapu dengan ombak maka akan runtuh, hilang begitu saja. Apa yang sudah diupayakan orang tua rasanya akan menjadi pekerjaan yang sia-sia. Keadaan yang demikian tidak jarang kemudian menimbulkan stress. Stress adalah respon tubuh pada sesuatu akibat berbagai persoalan yang dihadapi, mencakup mental, sosial dan fisik termasuk didalamnya permasalahan anak. Gejala-gejalanya bisa berupa kelelahan, kemurungan, kelesuan, kehilangan atau meningkatnya nafsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur atau malah tidur berlebihan. Stress erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh.…
Saya punya sate langganan di kawasan Condet, Jakarta Timur. Ini sate paling enak di Jakarta menurut saya. Susah cari lawannya! Dagingnya empuk, dan wanginya emh…. bikin siapa pun ketagihan. Anehnya, warung sate ini bukanya suka-suka. Tidak ada jam buka dan kadang-kadang libur mendadak, tanpa pemberitahuan. Seperti orang yang tidak butuh pelanggan. Kita harus telepon dulu kalau mau ke sana. Beberapa kali saya nekad datang ke sana tanpa telepon dulu ternyata warungnya tutup. Saya tanya: “Kenapa cara jualannya seperti itu Pak Haji? Pak Haji Ramli penjual sate kondang itu menjawab dengan enteng: “Rejeki sudah ada yg ngatur, kenapa harus ngoyo? Kita kan hanya disuruh usaha, soal hasil itu urusan Allah, bukan urusan kita!” “Bukan ngoyo Pak Haji!”, jawab saya. Bapak bisa kehilangan pelanggan kalo jualannya begitu!” Pak Haji tersenyum mendengar komentar saya. “Kayak situ yg ngatur rejeki aja!”Kata Pak Haji sambil senyum. “Jangan pernah takut kehilangan rejeki…Rejeki itu kita cari bukan…
Suatu ketika Imam Yahya bin al-Qaththan, setelah melaksanakan shalat ashar, bersandar di bawah menara masjid beliau. Di sekitar beliau ada Ali bin al-Madini, asy-Syadzakuni, Amru bin Ali, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Main serta ulama lainnya yang ingin berguru kepada beliau. Mereka berdiri hingga menjelang shalat magrib. Saat itu Imam Yahya bin al-Qaththan tidak meminta mereka untuk duduk. Karena itu mereka pun enggan untuk duduk dalam rangka menghormati guru (Al-Jami’ al-Akhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami’, hlm. 78). Demikianlah cara ulama terdahulu menghormati guru mereka. Mereka tetap memilih berdiri meski dalam waktu yang cukup lama, sebelum sang guru mempersilakan mereka duduk. Di lain waktu, Imam al-Fara’—seorang ulama Kufah yang paling pandai dalam ilmu nahwu dan sastra—diminta oleh Khalifah Makmun untuk mengajarkan ilmu nahwu untuk kedua putranya. Ketika beliau selesai mengajar dan beranjak untuk pergi, kedua anak Khalifah itu berebut untuk membawakan sandal Imam al-Fara’ sebagai bentuk penghormatan mereka kepada sang guru.…
Seorang Ibu harus memiliki 3 kecerdasan dalam mendidik anak yaitu kecerdasan Intelektual, kecerdasan Spiritual dan kecerdasan Emosional. Sabar dan tidak mudah stress merupakan kecerdasan emosional yang harus dimiliki seorang Ibu. Dalam mendidik anak, seorang Ibu memang harus sabar menghadapi anak-anaknya, anak memang adalah ujian bagi orang tua, jika kita bisa bersabar maka balasan pahala dari Allah akan kita dapatkan. Menjadi seorang yang penyabar perlu latihan dan usaha yang sungguh-sungguh. Beberapa tips yang perlu diterapkan, agar menjadi Ibu yang sabar dalam mendidik anak yaitu : – Ingatlah bahwa anak adalah amanah dari Allah yang akan diminta pertanggungjawaban tentang bagaimana kita mengurus dan mendidiknya. Jika kita menyadari bahwa anak adalah amanah, tentunya kita akan menjaga sedemikian rupa amanah yang berupa anak tersebut dengan sekuat tenaga dan mengerahkan seluruh kemampuan yang ada. Jangan justru menganggap anak adalah sebuah beban, karena jika anak sudah dianggap beban maka justru celaka yang akan terjadi. Karena yang…
Ada yang pernah merasa seperti ini? “Ini kerjaan kok ga beres2…” “Tiap hari kok kaya gini terus…” “Butuh libur, butuh piknik, butuh me-time, butuh rehat sejenaaak saja…” “Kalo boleh lari pengen lari aja deh rasanya…” “Seandainya ada tombol PAUSE untuk semua ini” Pekerjaan rutinitas seorang Ibu nampak seakan sia-sia dan berulang. Begitu terus setiap hari. Tidak ada habisnya. Masih ingat kisah Siti Hajar? Ibunda Nabi Ismail ‘alayhi salam ini berlari bolak balik dari Shofa ke Marwah sampai 7 kali. Berharap di padang gurun yang gersang itu barangkali ada air untuk bayinya yang sedang haus. Ketemukah airnya? Tidak. Tetapi lari-larinya Siti Hajar yang “sia-sia” itu ternyata menjadi asbab ridhoNya Allah sehingga memancarlah air zamzam yang sampai sekarang tak pernah surut justru dari jejakan kaki bayi Ismail. Sia-siakah yang dilakukan sang Ibu? Tidak sama sekali ternyata. Pekerjaan keIBUan: menyusui, memandikan, ganti popok, menyuapi, and so on.. Memasak, menyapu, mengepel, mencuci, and so…
Umur 35 tahun – 40 tahun ialah umur dimana kebanyakan kita mula diuji. Ujian boleh datang dari ibubapak (jatuh sakit, kematian), atau dari pasangan hidup (perceraian, jatuh sakit, pertengkaran) atau dari anak-anak yang meningkat remaja. Memang bermula 35 tahun – 40 tahun, Allah akan memanggil kita pulang bertaubat kepadaNya. Panggilan dari Allah selalunya berbentuk ujian. Karena hanya dengan itu kita akan kembali bersimpuh dan bersujud mengadu dan memohon pertolonganNya. Orang yang bijak akan memperbaiki diri dan amalannya, memperbaiki hubungan dengan ahli keluarga dan pasangannya, berhemat menyimpan untuk hari tuanya. Semua dengan niat mau berkumpul bersama di syurga nanti. Orang yang kurang bijak tetap terlena dan langsung tak membuka hati terhadap panggilan Allah malah tetap terlena dengan kemewahan dunia, berkumpul dengan rekan² dan kurang memberi perhatian kepada suami/isteri/anak² Usia 35 – 40 ini menjadi lebih menarik apabila al-Quran di dalam surah “al-Ahqaaf ayat 15” ada menyebut tentang itu. Allah berfirman yang bermaksud,…
Kalau ada yang bilang : “Jadi islam itu yang biasa-biasa aja deh. Yang penting shalat, puasa, zakat dan infaq.” . Jawab aja dengan tegas : “Dari mana aku bisa jadi islam yang biasa aja? Sedangkan islam itu memang luar LUAR BIASA !!!!! Kalau islam hanya sekedar shalat, puasa, zakat dan infaq buat apa Allah Azza wa Jalla menurunkan wahyu berupa Al-qur’an yg didalamnya begitu banyak peraturan yg gak hanya sekedar shalat, puasa, zakat dan infaq aja. . Islam bukan sekedar teori atau beribadah secara mingguan, tahunan tapi islam mengatur kita dari BANGUN TUDUR hingga BANGUN NEGARA !!!! . Bukan utk mengekang, TAPI utk mengarahkan kita semua pada kebaikan. Karena : HUKUM ISLAM itu TEGAS, TETAP dan PASTI !!!! Ya beginilah islam yg sesungguhnya.. ISLAM itu memang LUAR BIASA.. SEMPURNA…!!! . Jadi tidak ada alasan buat jadi islam yang “biasa-biasa” aja.. . Yg ngejadiin islam itu “biasa-biasa” aja ya diri kita…