1
Author

administrator

Browsing

Seorang aktivis dakwah membutuhkan istri yang ‘tidak biasa’. Kenapa? Karena mereka tidak hanya memerlukan istri yang pandai merawat tubuh, pandai memasak, pandai mengurus rumah, pandai mengelola keuangan, trampil dalam hal-hal seputar urusan kerumah-tanggaan dan piawai di tempat tidur.  Maaf, tanpa bermaksud untuk mengecilkan, akan tetapi berbagai kepandaian dan juga ketrampilan itu adalah sebuah bekalan ‘standar’ yang memang harus dimiliki oleh seorang istri yang diperlukan untuk menghadapi suami, tanpa perlu memandang apakah suaminya tersebut seorang aktivis atau bukan. Atau dengan kalimat lain, seorang perempuan dikatakan sudah siap untuk menikah dan menjadi seorang istri jika dia memiliki berbagai bekalan yang standar itu. Lalu bagaimana jika sudah jadi istri, tapi tidak punya bekalan itu? Ya, jangan hanya diam, belajar dong. Istilah populernya learning by doing. Kembali kepada pokok bahasan kita. Menjadi istri aktivis dakwah berarti juga telah bersedia untuk mau mempelajari dan juga memiliki berbagai bekalan ‘di atas standar’. Seperti apa bekalan tersebut?…

1- Dzikir itu bagian dari ibadah. Ibadah itu bergantung pada niatnya. Ini berbeda dengan mu’amalah. Mu’amalah tidak bergantung pada niat. Bisa langsung dihukumi dzahirnya. 2- Perlu diperhatikan, agar kita tidak memvonis orang lain dengan serampangan, apalagi dengan menggunakan kaidah “tasyabbuh bi al-kuffar”, bisa berdampak fatal. Bahwa, ulama’, ustadz dan kaum Muslim yang dzikir di malam tahun baru, sebenarnya ingin mengisi malam tahun baru, daripada bengong di depan tv, dugem, atau begadang di tempat-tempat maksiat, sambil mabuk, dsb. dibuatlah even akbar, agar umat tidak ke tempat maksiat, tetapi ke masjid, atau tempat dzikir. Apakah ini tasyabbuh dengan orang kafir, jelas tidak. Karena niat dan tujuannya jelas dzikir, bukan menyerupai orang kafir. 3- Sekedar contoh, kalau logika tasyabbuh bi al-kuffar ini kita pakai, nanti peringatan maulid haram, karena menyerupai perayaan natal. Namun, Shalahuddin al-Ayyubi mengadakan ini atas restu para ulama’, dengan tujuan untuk membangkitkan sosok Nabi, dan membakar semangat perjuangan umat, setelah membaca…

Allah Maha Mengatur, tidak ada yang sesuatu pun yang terjadi melainkan telah Allah tentukan. Tinta pena telah mengering, lembaran-lembaran catatan ketentuan telah disimpan, setiap perkara telah diputuskan dan takdir telah ditetapkan. Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.” (dr. Aidh Al-Qarni) Setiap yang terjadi di episode hidupmu telah digariskan. Setiap persoalan yang kini engkau hadapi, dahulunya telah diputuskan. Potret waktu yang penuh duka, lika-liku hidup yang kerap membuatmu kecewa hingga momentum kebahagiaan, ia tidak sekonyong-konyong hadir menimpamu melainkan telah diputuskan, ditetapkan, dan atas kehendak-Nya lah semuanya terjadi. Maka, alangkah meruginya orang yang sebagian besar waktunya habis untuk menyumpahi masalah yang hadir di hidupnya, mengeluhkan kondisinya, dan memelihara rasa sakit di dadanya. Hampir seluruh kejadian dipandangnya petaka, sampai tak menyisakan sedikit rasa bersyukur dan kemauan untuk memetik pengajaran (hikmah) darinya. Alangkah ruginya. Mereka adalah orang yang miskin pengharapan (roja’). Tidak memiliki persangkaan yang…

Setiap manusia yang ada di bumi tentunya menginginkan kehidupan yang indah dan juga menyenangkan. Kehidupan indah dan menyenangkan yang mereka inginkan tentu tak hanya sebatas di dunia tetapi juga di akhirat. Namun memang tidak selamanya bisa begitu mudah untuk mewujudkan semua itu. Pastinya diperlukan usaha dan perjuangan yang keras dan terbilang tidak mudah juga. Oleh karena itulah, di tengah kesulitan yang menerpa manusia untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut, menjadi muslim sejati adalah modal utama dan juga paling berharga. Muslim (bahasa Arab: مسلم) adalah secara harfiah berarti “seseorang yang berserah diri kepada Allah”, termasuk segala makhluk yang ada di langit dan bumi. Seorang muslim sejati adalah yang totalitas dalam menyerahkan diri, dan apa yang dimiliki hanya kepadaNya dan istiqomah dalam ketataatan. Menjadi muslim adalah pilihan yang disertai dengan kesadaran untuk beribadah sepenuhnya kepada Allah SWT. Karna Allah menciptakan segala makhluknya untuk beribadah hanya kepada-Nya. “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan…

🌹Adab yang disyariatkan ketika berinteraksi dengan lawan jenis🌹 Islam tidak melarang interaksi antara lawan jenis. Tapi tetap saja interaksi lawan jenis dalam Islam memiliki batasan dan tidak boleh sembarangan dilakukan tanpa adanya aturan. Islam memperbolehkan melakukan beberapa hal dengan lawan jenis, tetapi dengan batasan yang ada. Mari kita kaji hal-hal berikut: ~ mengobrol dengan lawan jenis Kita boleh bergaul dan berbicara dengan lawan jenis selama mengikuti aturan moral Islam, yakni tak ada sikap yang menunjukkan tindak asusila, tidak saling menyentuh, tak ada janji rahasia untuk bertemu berdua dengan maksud berbuat zina dan sebagainya. Kita boleh berbicara untuk saling mengenal namun dengan batas yang wajar, namun harus waspada ke arah mana perbincangan yang dimaksud. ~ bersahabat dengan lawan jenis. Ketika pria dan wanita bekerjasama melakukan kebaikan, mereka disebut sahabat. Ketika mereka bertemu di ruang publik dan berdiskusi seperti dalam kajian mereka disebut sahabat, dalam hal ini diperbolehkan. Namun ketika mereka mulai…

🌹Adab yang disyariatkan ketika berinteraksi dengan lawan jenis🌹 – Jangan berdua-duaan (berkhalwat) Rasulullah mengingatkan kepada kita dengan sabda beliauu, “Janganlah salah seorang di antara kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaithan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad) Tidaklah diperbolehkan boleh bagi seorang laki-laki dan juga perempuan untuk ber-khalwat karena apabila itu terjadi, maka pihak yang ketiga adalah setan, dimana setan akan dapat membisikkan keburukan bagi keduanya sehingga keduanya akan terjerumus pada hal-hal yang dilarang dalam syariat Islam. Baik mereka melakukannya dengan alasan yang dipandang baik misal untuk belajar, menunggu dosen di kelas, jajan bareng, apalagi berboncengan bareng, bahkan sampai bergandengan tangan. Sungguh mereka akan diancam dengan ancaman yang pedih sebagaimana dalam sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Tertusuknya kepala salah seorang di antara kalian dengan jarum besi, lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”(HR. Thabrani[1])  – Pakailah Selalu Hijab Hijab disini memiliki arti…

🌹Adab yang disyariatkan ketika berinteraksi dengan lawan jenis🌹 – Menundukkan pandangan Pandangan merupakan awal terjadinya fitnah sehingga Allah memerintahkan kepada setiap laki-laki maupun perempuan untuk menjaga pandangannya. Sebagaimana firman Allah, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nur : 30) “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nur : 31) Manfaat dari menjaga pandangan ini adalah agar ketika berinteraksi, seseorang tidak terfitnah dengan lawan jenis dan tidak menjadi sumber fitnah. Hendaknya seseorang tidak mengumbar pandangannya dan senantiasa menjaga hatinya. Jika seseorang tidak sengaja melihat lawan jenis maka hendaknya dia langsung menundukkan pandangannya, bukan malah menuruti keinginan untuk melihat berulang kali, baik karena kecantikannya, rasa penasaran terhadap orang yang baru saja dilihat, maupun karena iseng-iseng saja. Stop dan jangan teruskan…

Salah satu film yang tak bosan diputar di keluarga kami adalah Children of Heaven. Film yang menceritakan persaudaraan Ali dan adik perempuannya, Zahra. Dengan tema sederhana, soal keinginan punya sepatu sekolah, film ini dengan apik menyentuh perasaan. Bagaimana kakak dan adik harus saling membantu dan berkorban. Ali dan adiknya harus bergantian memakai sepatu untuk berangkat ke sekolah sampai kemudian sepatu itu hanyut. Ali pun berjanji pada adiknya akan mengganti sepatu itu dengan cara memenangkan hadiah sepatu pada perlombaan balap lari. Film ini mengajarkan demikianlah kakak dan adik semestinya hidup bersama. Pembaca budiman, ketika Islam datang semua ikatan ashabiyyah seperti kesukuan, kekelompokkan juga kebangsaan dihapuskan, namun Islam tetap mempertahankan ikatan silaturahim. Hubungan dengan keluarga dan kerabat ini bukan saja dipertahankan bahkan juga diperintahkan untuk dijaga. Sampai-sampai kedudukan seseorang di jannah salah satunya ditentukan oleh seberapa kuat ia menjaga ikatan keluarga. Nabi SAW. bersabda: لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ Tidak akan masuk surga…

Rasulullah Shallallahu Aalaihi wa Sallam sedang duduk diantara para sahabatnya; antara lain Abu Hurairah, Umar, Ali dan lainnya. Beliau bersabda: “Sesungguhnya sebaik-baik generasi tabi’in adalah orang yang bernama Uwais. Dia mempunyai seorang ibu dan mempunyai belang putih ditubuhnya. Lalu dia berdoa hingga Allah menghilangkan belang itu kecuali hanya tersisa sebentuk dirham.” (HR. Muslim dalam shahihnya No. 2542, Imam Ahmad dalam Musnadnya, I/38) Seorang Pemuda Dari Yaman Di Yaman, tinggallah seorang pemuda yang bernama Uwais Al Qarni. Pemuda ini menderita sebuah penyakit yang bernama sopak. Karena penyakit yang menyerang tubuhnya itu menyebabkan tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun menderita cacat, tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan. Suatu ketika, pernah sang ibu mengutarakan sebuah keinginan pada Uwais. Sang ibu berkata, “Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan…

Jika orang-orang Quraisy hendak mematahkan keimanan dengan siksaan yang mereka berikan, maka orang-orang beriman mengatasi siksaan itu dengan pengorbanan yang merela lakukan. Dan Khabbab adalah salah seorang yang dipilih oleh takdir Allah untuk dapat menjadi seorang “guru besar” dalam ilmu tebusan dan pengorbanan. Boleh dikatakan jika seluruh waktu dari umurnya dan juga masa hidupnya benar-benar dibaktikannya untuk menolong Islam yang panji-panjinya mulai berkibar kala itu. Di masa-masa periode dakwah pertama yang dilakukan Nabi dan para sahabat, Khabbab juga tidak merasa cukup dengan hanya ibadah dan shalat semata, tetapi ia juga berinisiatif untuk memanfaatkan kemampuannya dalam mengajar. Karena itulah idatanginya rumah-rumah sebagian temannya yang beriman dan pada saat itu masih menyembunyikan keislaman mereka karena takut menghadapi kekejaman Quraisy, lalu dibacakannya kepada mereka ayat-ayat Alquran dan diajarkannya. Ia juga mencapai kemahiran dalam belajar Alquran yang diturunkan ayat demi ayat dan surat demi surat. Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan mengenai dirinya, bahwa Rasuiullah SAW…