Khabbab bin Arats adalah seorang pandai besi yang ahli membuat alat-alat senjata, terutama pedang. Senjata dan pedang buatannya dijualnya kepada penduduk Makkah dan dikirimnya ke pasar-pasar. Sejak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Khabbab pun mendapatkan kedudukan yang tinggi di antara orang-orang yang tersiksa dan teraniaya. Ia mendapat kedudukan itu di antara orang-orang yang walau pun miskin dan tak berdaya, tetapi berani dan tegak menghadapi kesombongan, kesewenangan dan kegilaan kaum Quraisy. Dan dengan keberanian luar biasa, Khabbab memikul tanggung jawab semua itu sebagai seorang perintis. Sya’bi berkata, “Khabbab menunjukkan ketabahannya, hingga tak sedikit pun hatinya terpengaruh oleh tindakan biadab orang-orang kafir. Mereka menindihkan batu membara ke punggungnya, hingga terbakarlah dagingnya.” Kafir Quraisy telah merubah semua besi yang terdapat di dalam rumah Khabbab yang mana besi-besi itu dijadikannya sebagai bahan baku untuk membuat pedang, menjadi belenggu dan juga rantai besi. Kemudian alat-alat yang terbuat dari besi itu mereka masukkan ke dalam api…
Setelah Rasulullah mengetahui Sya’ban telah meninggal, kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam “Ya Rasulallah, ada sesuatu yang masih menjadi pertanyaan bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya ia berteriak tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”. “Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam. Istrinya berkata jika di masing-masing teriakannya ia berucap tiga kalimat: “Aduuuh kenapa tidak lebih jauh…” “Aduuuh kenapa tidak yang baru… ” “Aduuuh kenapa tidak semua…” Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun melantukan ayat yang terdapat dalam surat ke-50, Surat Qaaf ayat 22 yang artinya: “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam” Tafsir Alquran Surat Qaaf ayat 22 yaitu menjelaskan saat Sya’ban radhiallahu anhu dalam keadaan sakratul maut perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah Subhanahu wa…
Ada seorang sahabat bernama Sya’ban radhiallahu anhu. Ia adalah seorang sahabat yang tidak terlalu menonjol sekali apabila dibandingkan dengan sahabat – sahabat Nabi yang lain, sehingga mungkin namanya pun tidak terlalu banyak diketahui orang. (Diantara teman-teman tidak mengenal beliau sebagai sahabat Nabi bukan?) Namun, ada beberapa hal dan juga kisah unik dan juga menarik yang dapat kita lihat dari Sya’ban. Salah satu hal unik tersebut adalah ada suatu kebiasaan yang unik dari Sya’ban. Kebiasaan unik yang dilakuakn Sya’ban tersebut adalah yaitu setiap beliau masuk masjid sebelum sholat berjamaah dimulai, beliau selalu beritikaf di sebelah pojok depan masjid. Beliau mengambil posisi di pojok bukan bertujuan supaya mudah senderan atau mau tidur, namun tujuan beliau adalah karena dia tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau juga terganggu oleh orang lain dalam mengerjakan ibadah. Kebiasaan yang unik ini tentu dan pasti sudah dipahami dan diketahui oleh para sahabat Nabi lainnya bahkan oleh…
Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan orang yang mula-mula masuk Islam. Ia juga tergolong sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga dan termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab. Di samping itu, ia adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup. Pada masa Jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abd Amr. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman bin Auf. Ia memeluk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat dakwah. Ia mendapatkan hidayah dari Allah dua hari setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq memeluk Islam. Seperti kaum Muslimin yang pertama-tama masuk Islam lainnya, Abdurrahman bin Auf tidak luput dari penyiksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy. Namun ia tetap sabar dan tabah. Abdurrahman turut hijrah ke Habasyah bersama kawan-kawan seiman untuk menyelamatkan diri dan agama dari tekanan Quraiys. Tatkala Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan Allah hijrah ke Madinah,…
Artikel ini bagi semua wanita yang mengaku beragama Islam tanpa terkecuali dan referensi bagi para ayah untuk anaknya, para suami untuk istrinya, para lelaki yang mempunyai adik atau kakak perempuannya. Mau jadi “Bidadari Surga” ? Hmm… syaratya mudah aja kok, ikuti petunjuk dari artikel ini. Selamat membaca.. Akhir-akhir ini banyak sekali kita jumpai kaum Muslimah, baik remaja maupun dewasa mengenakan pakaian Muslimah dengan berbagai warna, corak dan model. Jika kita cermati, tidak semua kaum Muslim memiliki pandangan yang jelas tentang pakaian Muslimah. Faktanya, banyak wanita yang mengenakan kerudung hanya menutupi rambut saja, sedangkan leher dan sebagian lengan masih tampak. Ada juga yang berkerudung tetapi tetap memakai busana yang ketat, misalnya, sehingga lekuk tubuhnya tampak. Yang lebih menyedihkan adalah ada sebagian kalangan yang masih ragu terhadap pensyariatan Islam tentang pakaian Muslimah ini. Di samping itu, masih banyak juga di yang memahami secara rancu kerudung dan jilbab. Tidak sedikit yang menganggap bahwa…
Selain aturan tentang menutup aurat, Allah SWT pun memberikan aturan yang sama rincinya tentang pakaian wanita dalam kehidupan umum, yaitu jilbâb (jilbab, abaya) dan khimâr (kerudung). Dalam kesehariannya, wanita tidak menutup kemungkinan untuk keluar rumah untuk memenuhi hajatnya; ke pasar, ke mesjid, ke rumah keluarga dan kerabatnya, dan lain-lain. Kondisi ini memungkinkan terjadinya interaksi atau pertemuan dengan laki-laki. Islam menetapkan, ketika seorang wanita ke luar rumah, ia harus mengenakan khim¬âr (kerudung) dan jilbab. Allah SWT berfirman: Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (khimâr) ke dada-dada mereka. (QS an-Nur [24]: 31). Dari ayat ini tampaka jelas, bahwa wanita Muslimah wajib untuk menghamparkan kerudung hingga menutupi kepala, leher, dan juyûb (bukaan baju) mereka. Sementara itu, mengenai jilbab, Allah Swt. berfirman dalam ayat yang lain: Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. (QS al-Ahzab [33]: 59). Kata jalâbîb yang terdapat dalam ayat…
Tak ada wanita yang paling bahagia di dunia ini melainkan kalau ia begitu dicintai suami dan dapat membahagiakan suami. Apalagi bagi seorang muslimah pernikahan bukan sekedar pelabuhan cinta tapi jembatan menuju jannah Allah SWT. Pernikahan adalah pusat investasi amal soleh bagi wanita yang segala keuntungannya akan dipetik di dunia dan yang paling utama adalah di akhirat. Maka wanita yang paling bahagia dan paling sukses adalah mereka yang dimuliakan Allah SWT. akhirat kelak. Semoga para istri tidak lupa, Andalah kelak yang akan menjadi wanita terbaik dan tercantik di dalam jannah Allah Ta’ala mengalahkan kecantikan dan keelokan para bidadari di surga. Imam ath-Thabraniy meriwayatkan bahwa Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah saw., “Ya Rasulallah, apakah perempuan dunia yang lebih afdhal ataukah bidadari surga?” Beliau saw. menjawab, “Perempuan dunia lebih afdhal dari bidadari surga seperti keutamaan pakaian luar dari pakaian dalam.” Ummu Salamah bertanya lagi, “Dengan apa itu?” “Dengan shalat, puasa, dan ibadah mereka…
Apakah perbedaan antara kerudung dengan jilbab? Pada saat ini masyarakat umum di Indonesia mengartikan jilbab sebagai kerudung. Penggunaan istilah jilbab untuk menunjukkan makna kerudung seperti ini tidak tepat. Karena sebenarnya terdapat perbedaan antara kerudung dengan jilbab. Kerudung dalam Al Qur`an disebut dengan istilah “khumur” (plural dari khimaar) bukan dengan istilah ”jilbab”. Kata “khumur” terdapat dalam firman Allah SWT (artinya),”Dan hendaklah mereka (para wanita) menutupkan kain kerudung ke dada mereka.” (Arab : walyadhribna bi-khumurihinna ‘ala juyuubihinna).” (QS An Nuur [24] : 31). Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud “khimaar” adalah apa-apa yang digunakan untuk menutupi kepala (maa yughaththa bihi ar ras`su) (Tafsir Ibnu Katsir, 4/227). Dengan kata lain, tafsir dari kata “khimaar” tersebut jika dialihkan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah kerudung. Inilah yang saat ini secara salah kaprah disebut “jilbab” oleh masyarakat umum Indonesia. Adapun istilah “jilbab” dalam Al Qur`an, terdapat dalam bentuk pluralnya,…
Masih tentang Arnour Van Doorn, sang pembenci Islam yang pada akhirnya masuk Islam, berikut adalah sedikit wawancara terhadapnya yang menjelaskan detik-detik yang akhirnya membuat dia menjemput hidayah. Saat ditanya bagaimana awalnya dia menjadi muallaf, Ia berkata, ” karena rasa penasaran saja terhadap Islam ” Penasaran yang bagaimana? ” iya, kurangnya apa kami memerangi Islam, menghambat, memfitnah, memusuhi dgn berbagai cara sampai menutup segala akses agar Islam tidak berkembang bahkan enyah dari negeri kami. Tapi apa yang terjadi justru Islam semakin melenggang, melesat jauh hingga menohok kami. Itulah yg membuat kami penasaran ada apa dibalik Islam itu, ada magic apa didalamnya”. Anda penasaran. ? ” Yah, mencari tahu tentang Islam. Saya benar benar niat ingin mengetahui ajarannya lebih dalam tentang Islam. Karena selama ini saya hanya tahu tentang Islam dari perkataan orang orang yg membencinya. Saya sengaja beli terjemahan Alquran, hadits, dan buku buku referensi Islam. Tanpa meninggalkan aktifitasku, saya mulai…
Hidayah dan Taufik hanyalah Milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Allah yg Berkehendak kepada siapa memberikan Hidayah-Nya. Tapi yang perlu diingat, hidayah itu misteri. Itu murni hak prerogative Allah untuk mau memberi hidayah kepada siapa saja yang ia Kehendaki. Perlu kita ketahui jug ajika hidayah tidak bisa diterka-terka, karena kita sering tidak bisa menebak orang seperti apa yang Allah SWT akhirnya beri hidayah. Oleh karena itu tidak ada formula baku juga bagi seseorang untuk dapat membuat seseorang mendapat hidayah terlebih untuk mengislamkan seseorang atau membuatnya jadi mualaf. Karena jika hidayah itu ada formula baku, bisa dipastikan Nabi pun dapat mengislamkan semua orang yang ada, atau minimal semua orang yang ia temui. Tapi nyatanya tidak demikian. Bahkan orang sekelas Nabi pun tidak bisa mengislamkan semua orang, karena yang dapat mengislamkan orang dan memberi hidayah itu hanya Allah SWT semata, sementara manusia hanya bisa berusaha untuk menyampaikan kebenaran pada seseoang, hingga dari usahanya dapat…