Semua dari kita pasti akan selalu ingin mendapatkan rizki yang berlimpah bukan? Namun untuk bisa mendapatkannya, tentu saja bukanlah hal yang gratis seperti menunggu hujan dari langit. Pasti saja ada ikhtiar dan juga usaha yang harus dilakukan. Namun yang perlu diketahui, memang tidak selamanya usaha berbanding lurus dengan rezeki, karena meski rezeki juga dipengaruhi factor usaha, tetapi ada lagi faktor lain diluar kuasa manusia yang memang dikendalikan oleh Allah. Tetapi tetap saja ikhtiar itu wajib. Oleh karena itu jangan bermalas-malasan. Beberapa dari anda mungkin seringkali merasakan sempitnya jalan mencari rezeki dan lebih banyak hanya menunggu rezeki dibandingkan berikhtiar maksimal? Ketahuilah menjemput rezeki Allah SWT adalah kewajiban setiap mahluk. Selain itu agar tidak mudah patah arang, ketahui juga beberapa tingkatan rezeki yang didapat manusia: Diterangkan dalam Al-Qur’an, ada 4 cara Allah SWT memberi rezeki kepada makhluk-Nya: 1.Tingkat rezeki pertama, yaitu yang dijamin oleh Allah “Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yg bergerak…
Ulama adalah sebutan untuk seseorang yang memiliki ilmu yang cukup mendalam, terlebih lagi dalam hal agama. Kita memang perlu belajar banyak dari sosok ulama-ulama. Berikut adalah sosok beberapa ulama yang mana kita dapat mengambil pelajaran darinya, terutama dalam hal kegigihan belajar: – Imam Ahmad Ibn Hanbal Menjual Pakaian Dalam Demi Buka Shaum Disebutkan dalam kitab Al-Minhaj Al-Ahmad, Juz 1 Hal. 8, karya Abu Al-Yumni Al-Ulaimi Al-Hanbali tentang biografi Imam Ahmad, bahwa Imam Ahmad pernah pergi menemui Abdurrazzaq di Shan’a – Yaman, tahun 197 H. Yahya Ibn Ma’in menemani nya dalam perjalanan tersebut. Yahya menuturkan, “Ketika kami ingin menemui Abdurrazzaq di Yaman, kami sempatkan menunaikan ibadah haji. Ketika aku thawaf, aku melihat Abdurrazzaq juga tengah thawaf. Maka, aku mengucapkan salam kepadanya, seraya mengatakan, ‘Ini adalah Ahmad Ibn Hanbal, saudaramu.’ Maka kami pun berencana pergi ke Shan’a. Ahmad Ibn Hanbal kehabisan bekal di perjalanan. Abdurrazzaq menawarkan uang dirham dalam jumah besar, tetapi…
Pernah kah kita suatu saat malas untuk menghadiri kuliah? Entah alasannya sedang tidak mood, atau merasa ada hal lain yang lebih penting. Kadangkala ada orang, capek sedikit ia malas untuk pergi talaqqi (ngaji kitab). Atau, alasan kendaraan dan ngantuk, tiba-tiba minta untuk tidak hadir pengajian. Padahal, itu adalah kesempatannya belajar. Jika dibandingkan dengan kerja keras para ulama, ternyata usaha kita untuk belajar tidak ada apa-apanya. Kita hanya tahu para Ulama setelah nama mereka dikenang. Tak banyak yang tahu potret kehidupan ‘sengsara’ mereka dan bagaimana mereka berjuang untuk ilmu dan berkhidmat kepada ummat. Pengetahuan kita hanya terbatas pada karya-karya mereka yang luar biasa. Simak bagaimana potret kehidupan para ulama salaf sesungguhnya dibawah ini, yang kami himpun dari kitab Shafahaat min Shabril ‘Ulama(Lembar-lembar Kesabaran Para ‘Ulama) karya-nya Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah. 1. Abu Hurairah Menahan Lapar Demi Mendapatkan Hadits Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya, Kitab Al-‘Ilm, Bab Hifdzul ‘Ilm Juz…
Marah Tanda Kalah, Sombong, Watak Asli Iblis Kapan seorang petinju akan kalah, jika dia sudah terpancing emosi dan marah. Sebab emosi seorang petinju akan berpengaruh akurasi pukulan menjadi tidfak terarah. Saat pukulan tak lagi terarah itulah dia akan mudah untuk dijatuhkan. Kapan seorang yang berdebat dinyakan kalah, jika dia telah terpancing amarah. Sebab amarah dia akan membawa kepada lemahnya argumentasi yang dipaparkan. Pemikiran argumentatif berakar dari akal, sementara amarah berakar dari perasaan. Ujung dari akal adalah hujjah argumentatif, ujung dari perasaan adalah : pokoknya, pokoknya begini, pokoknya begitu. Lihatlah seorang anak yang meminta sepeda kepada orang tuanya dengan amarah. Maka dia akan terus meminta dengan mengatakan : pokoknya dibelikan sepeda. Dia tidak mau peduli apakah orang tuanya punya uang atau tidak. Lihatlah saat seorang suami marah tak terkendali kepada keluarganya, maka apapun bisa terjadi. Banyak kejadian kriminal dan pembunuhan berawal dari kemarahan. Maka tak heran jika ada suporter bola marah…
Hidup ini selalu pergunakanlah untuk senantiasa berbuat kebaikan. Bentuk perbuatan baik memang bisa bermacam-macam. Dan meski pun kadang kebaikan sifatnya relatinf bagi setiap orang, namun yang wajib kita jadikan standar dalam menentukan kebaikan disini adalah tentu saja syariat Islam. Dengan demikian, selalu lah berbuat hal-hal yang memang merupakan kebaikan menurut syariat Islam. Selain itu, kita semua tahu bahwa segala yang kita punyai di dunia ini adalah titipan-Nya, yang mana kesemuanya itu bisa saja diambil sewaktu-waktu oleh Allah SWT apabila Dia berkehendak. Dengan demikian, karena kita semua menyadari untuk menjadikan hidup ini senantiasa berbuat baik, oleh sebab itu juga hendaklah kita semua dapat memanfaatkan segala sesuatu apa pun yang kita punyai untuk dapat melakukan kebaikan-kebaikan yang dapat kita lakukan. Kalau kamu punya HP. Jadikanlah HP itu sebagai sarana untuk berdakwah. Dengan Hp, kamu bisa punya medsos. Nah dari medsos itulah kamu bisa berbagi konten-konten kebaikan. Sama halnya ketika kamu punya kendaraan,…
Saya Terima Nikahnya si “dia” binti “fulan” dengan mas kawinnya seperangkat alat shalat dibayar tunai” . Kata-kata tersebut memang sangat lazim dan sering kita dengar sebagai sebuah bagian dari ijab qabul. Kata yang diucapkannya memang tidak perlu bertele-tele atau sangat panjang. Cukuplah dengan singkat, padat dan jelas.. . Tapi bukan sebatas panjang atau pendeknya kalimat yang diucapkan saat ijab qabul yang merupakan bagian yang terpenting. Melainkan hal yang jauh lebih penting dan esensi adalah makna dibalik kata atau kalimat tersebut. Semua orang yang menikah memang jangan hanya sebatas bisa mengucapkan kalimat tersebut, namun juga diwajibkan untuk bisa mengetahui makna dibalik kalimat ijab qabul tersebut. Tapi tahukah kamu makna perjanjian atau ikrar tersebut..?? . Nah inilah yang perlu diketahui oleh setiap pasangan yang mau menikah terutama pihak laki-laki dari makna kalimat yang diucapkan saat mengucapkan ijab qabul di pernikahan. Pada saat mempelai laki-laki menngucapkan kalimat ijab qabul ketika menikah, secara tersirat ia…
Anak di mata seorang ibu adalah suatu belahan jiwa dan juga buah hati, dimana tidak ada sesuatu yang lebih berarti, tidak ada pula sesuatu yang lebih bernilai dalam kehidupan seorang ibu melebihi anak. Karena itulah seorang ibu sampai rela kehilangan apa saja yang telah dia miliki, bersedia mengorbankan apa saja yang mungkin dikorbankan demi seorang anak. Seandainya saja ibu diminta untuk memilih menjadi wanita termiskin di dunia dengan anak di sisinya atau menjadi wanita terkaya dengan anak yang diambil oleh yang Mahakuasa, niscaya seorang ibu pastinya juga akan memilih yang pertama. Mengapa demikian? Karena anak adalah kebahagiaan bagi seorang ibu. Perginya anak adalah duka mendalam bagi ibu, lebih-lebih anak yang masih kecil. Tidak mengherankan karena untuk bisa menghadirkan anak ke dunia ibu harus menjalani empat penderitaan besar yang tidak bisa dia bagi kepada orang lain sekalipun dia adalah orang yang paling dekat kepadanya, suaminya. Mengandung selama sembilan bulan dalam keadaan…
– Kesaksian Abu Jahal Kemudian satu kesaksian lain yaitu kesaksian musuh beliau, Abu Jahal. Ali RA meriwayatkan bahwa Abu Jahal berkata kepada Nabi saw, “Kami tidak mengatakan engkau dusta. Namun, kami menganggap dusta ajaran yang engkau bawa”. Apabila hati seseorang sudah tertutup, maka jika akal seseorang sudah tidak bekerja lagi, maka baru seperti itulah yang dia akan katakan. Oleh karena itulah Allah SWT berfirman, “Cobalah gunakan sedikit akal kalian, apakah seorang yang benar dapat mengajarkan ajaran yang dusta? Orang yang benar tentu yang pertama dilakukannya adalah berdiri melawan ajaran yang tidak benar.” – Kesaksian Abu Sufyan Ibnu Abbas r.a meriwayatkan bahwa Abu Sufyan bin Harb memberitahukan kepada beliau bahwa “Pada saat saya pergi ke Syam bersama kafilah para pedagang, Raja Romawi Heraklius memanggil kafilah kami supaya dia bisa menanyakan beberapa pertanyaan berkenaan dengan Rasulullah saw. Abu Sufyan memberikan keterangan mengenai pembicaraan beliau di istana Raja Roma kepada Heraklius bahwa “Dia…
– Kesaksian Abu Bakar Shiddiq RA Kemudian bukti lagi dari kejujuran yang dilakukan oleh Rasulullah dapat kita perhatikan juga dari kesaksian beberapa sahabat beliau. Salah satu sahabat beliau adalah sahabat yang dari sejak kecil bermain bersama-sama, tumbuh remaja hingga dewasa, yakni Abu Bakar RA.. Sahabat ini dalam setiap keadaan senantiasa membenarkan beliau dan hanya melihat dan mendengar beliau saw. sebagai seorang yang senantiasa menekankan akan kebenaran. Oleh karena itu di dalam benak beliau sama sekali tidak dapat terbayangkan bahwa Rasulullah dapat mengucapkan kata-kata dusta. Sebagaimana yang telah tertera dan juga dijelaskan dalam sebuah riwayat bahwa Abu Bakar RA pada saat mendengar pendakwaan beliau sebagai Nabi, maka kendati berbagai penjelasan telah diberikan oleh Rasulullah SAW, tetapi pada dasarnya Abu Bakar RA tidaklah meminta argumentasi. Mengapa bisa demikian? Hal itu tentu saja disebabkan karena sepanjang hidup beliau, Abu Bakar RA selalu menyaksikan bahwa Nabi Muhammad SAW senantiasa berkata jujur. Beliau hanya bertanya…
Kejujuran Rasulullah saw sendiri telah diakui tidak saja oleh orang terdekat beliau tetapi oleh para musuh beliau sendiri. Berikut adalah pengakuan dari beberapa pihak akan kejujuran Rasulullah SAW – Kejujuran di Masa Muda Di masa muda, jauh sebelum aktivitas dakwah yang selalu dilakukan oleh beliau sebagai nabi, para pemuka Arab juga telah mengakui kejujuran yang selalu dilalukan dan diterapkan oleh Rasulullah SAW, dan untuk itulah yang menyebabkan Nabi Muhammad sendiri sampai disebut sebagai al-amin, yang mana Nabi Muhammad merupakan sosok yang laki-laki yang penuh amanah, jujur, dan dapat dipercaya. Hal itu juga dapat kita jumpai dalam suatu peristiwa pemugaran Ka’bah, dimana suku-suku berselisih tentang siapakah sosok yang paling berhak memindahkan Hajar Aswad, sampai pada akhirnya diambil suatu kesimpulan bahwa siapa yang datang paling pertama pada keesokan harinya maka apapun keputusannya, itulah yang akan diterima untuk berhak memindahkan Hajar Aswad. Keesokan harinya ternyata yang datang pertama kali adalah Nabi Muhammad SAW.…