“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”. Memiliki tubuh yang sehat memang merupakan suatu nikmat yang wajib disyukuri. Betapa banyak orang yang lalai dan tertipu ketika diberi kenikmatan ini. Sayangnya, mereka hanya ingat Allah tatkala ditimpa penyakit, musibah, diuji, dan diberi cobaan. Namun, ketika sehat mereka lalai untuk mensyukurinya. Sebagaimana diterangkan dalam suatu hadis, bahwa ada dua nikmat yang seringkali dilalaikan oleh manusia. Rasulullah SAW bersabda, ”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. Mengenai hal ini, dalam kitab “al-Adab fid Dîn” Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali mencatat beberapa adab yang harus dilakukan oleh seseorang ketika menderita sakit. Berikut delapan adab saat sakit yang dianjurkan oleh Imam al-Ghazali: 1️⃣ Memperbanyak ingat kematian (al-iktsâr min dzikril maut). Meski tidak selalu, sakit sering menjadi tanda seseorang akan menemui ajal. Untuk itu, waktu sakit…
Pertama-tama perlu dipahami bahwa ada perbedaan pendapat (khilafiyah) di beberapa kalangan ulama mengenai hukum untuk berobat (at-tadaawi/al-mudaawah) dengan menggunakan suatu zat yang bersifat najis dan juga haram, atau pun menggunakan benda dan materi yang sekedar haram untuk dikonsumsi tapu zatnya tidak bersifat najis. Termasuk contoh di dalamnya dalam hal ini adalah seperti kasus seseorang yang berobat dengan mengguanakan air kencing manusia atau mengkonsumsi obat yang mengandung alkohol (etanol), sebab zat-zat tersebut adalah zat yang bersifat haram dan najis. Dan yang perlu ditekankan disini adalah sesuatu yang bersifat najis sudah pasti haram untuk dikonsumsi, namun sesuatu yang haram untuk dikonsumsi tidak selamanya juga pasti bersifat najis. Mengenai hukum berobat (at-tadaawi/al-mudaawah) dengan zat yang bersifat najis dan haram, ada ulama yang mengharamkannya, seperti Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Namun ada ulama yang membolehkan seperti ulama Hanafiyah. Ada yang memperbolehkan untuk menggunakannya dalam keadaan darurat, seperti Yusuf Al-Qaradhawi. Ada pula yang memakruhkannya, seperti pendapat yang…
Bagi Anda yang belum nyadar, pernikahan berbalut sakinah mawaddah wa rahmah bukanlah kiriman dari langit alias datang begitu saja. Ia adalah hadiah terindah dari Allah SWT. bagi pasangan suami istri yang bekerja keras mengendalikan diri, memperbagus akhlak, dan banyak mendekatkan diri pada Allah SWT. Masih banyak pasangan yang tidak mau paham kalau pernikahan yang penuh cinta dan barakah ini adalah hasil usaha. Pasangan seperti ini biasanya hanya berusaha menciptakan pernikahan indah di tahap awal atau pranikah. Mereka pasang kualifikasi yang tinggi untuk mencari pendamping hidup, tapi kemudian lalai merawat pernikahan dan mengendalikan diri masing-masing. Tidak heran meski di antara mereka adalah aktifis dakwah, ahli ibadah, penghafal al-Qur’an, tapi rumah tangganya berprahara. Rutin berkonflik, jarang komunikasi, dan istrinya royal meminta cerai. Percekcokan seperti itu karena biasanya mereka terbiasa ‘memainkan’ lima permainan dalam pernikahan. Mereka menganggap hal itu wajar padahal akhirnya hanya memperburuk hubungan mereka. Permainan berhitung ‘Kalau si dia begitu, aku…
Nama Nama Anak Nabi Muhammad SAW Mungkin tak jarang kita yang sering mendengar kalimat, “apalah arti sebuah nama”. Ungkapan tersebut jelas tidak tepat dan tidak bisa dibenarkan. Nama pada hakekatnya adalah sebuah doa. Setiap orang pasti ingin berharap kebaikan pada anak-anak mereka. Salah satu harapan dan doa terhadap kebaikan tersebut dapat juga tercermin dari nama yang mereka anugerahkan pada anak-anaknya. Oleh karena itulah, dalam memberikan nama, orang tua mutlak harus bisa mengetahui arti dan makna dibalik nama yang ia berikan tersebut. Jangan sampai orang tua dalam memberikan nama hanya asal-asalan, atau mungkin ikut-ikutan mode dan juga karena sekilas terlihat keren apabila mereka tidak mengetahui makna dibalik nama tersebut. Berikut akan dijelaskan secara singkat tentang jumlah anak Nabi Muhammad SAW, berikut nama nama indah yang dimiliki keturunan Rasul Allah tersebut yang semuanya memiliki nama indah dengan harapan dan doa yang baik sebab Nabi Muhammad selalu berlaku adil dimana hukum membeda bedakan…
Lima hingga tujuh Tahun terakhir nasib petani khususnya karet dan sawit sangat menyedihkan. Harga sawit dan karet yang rendah dan sangat fluktuatif (ada kenaikan sedikit namun tidak lama lagi turun lagi). Jeritan para petani pun sudah sampai ke telinga para pemimpin negeri ini baik level kabupaten, propinsi maupun nasional! Namun bak “katak merindukan bulan” atau bak “menggantang asap” nasib petani tak kunjung membaik. Justru fenomena ini dijadikan isu-isu seksi untuk “jualan politik”. Satu jawaban sama dari para pemimpin bahwa harga karet atau pun sawit dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Dengan jawaban ini apakah gejolak petani akan redam? Ternyata Tidak! Lalu diadakan solusi “aspal karet”. Ternyata karet yang diserap hanya kecil, 1 ton aspal butuh 4,2 kg karet mentah. Sementara proses nya lebih rumit serta harganya lebih mahal dibanding aspal saja. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan, “Pada tahun ini, pengaspalan campur karet mentah akan dilakukan di…
. Apalagi kita nanti sudah menikah terlebih sudah memiliki anak, kita dituntut untuk bisa mengerti karakter suami. Dan harus kita tahu tidak selamanya karakter dari pasangan itu menyenangkan. Ada pula terkadang beberapa karakter dari mereka yang tidak kita senangi. Salah satu karakter yang tidak disenangi dari pasangan adalah sifat pemarah. Nah apabila seperti itu yang terjadi, maka hal terbaik yang harus diupayakan adalah bersabar, sambil terus berusaha menghindarkan diri dari amarah pasangan, dan mendidik pasangan untuk mengontrol amarahnya dan menyalurkan amarahnya secara syar’i jika ternyata muncul. . Rasulullah adalah teladan terbaik dalam menghadapi kemarahan pasangan (suami/istri), karena beliaulah yang terbaik dalam memperlakukan keluarganya. “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap isteriku.” (HR. Tirmidzi). . 1. Tidak Balik Memarahi Imam al-Bukhari meriwayatkannya bahwa suatu ketika Nabi saw berada di tempat salah satu isterinya. Lalu salah seorang Ummahatul Mukminin mengirimkan hidangan berisi makanan…
Agama itu nasihat. Begitulah sabda Nabi SAW. Artinya setiap muslim – termasuk muslimah – membawa kewajiban untuk saling memberikan nasihat. Termasuk istri-istri kita. Selain berperan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, seorang muslimah adalah da’iyyah bagi umat. Partisipasi mereka dalam membangun dan menyelamatkan umat amat ditunggu. Allah SWT. memberikan sifat orang-orang beriman lelaki dan perempuan sebagai kelompok manusia yang gemar beramar maruf nahiy munkar. FirmanNya: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana Bukan hal yang baru bagaimana kaum perempuan sudah banyak menorehkan tinta emas dakwah tauhid ini di muka bumi. Di masa Fir’aun ada Asiyah dan Masyitoh, dua wanita mulia penegak kalimat tauhid di era dakwah Nabi…
Dua kalimat syahadat (syahadatain) adalah pilar pertama dalam Islam. Ia yang menjadi pembeda seseorang beriman dan tidak. Ia juga menjadi asas dari lima rukun Islam. Selain itu, syahadatain juga sebagai ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Sangat penting untuk menanamkan nilai keimanan pada anak-anak kita sejak kecil. Karena masa anak-anak adalah momentum berharga mendapatkan maklumat awal tentang hakikat kehidupan. Tentang dari mana manusia berasal, untuk apa manusia diciptakan, dan kemana manusia setelah meninggalkan dunia. Sebelum mengajari anak tentang ilmu pengetahuan dan ilmu “alat” lainnya, hal pertama yang harus kita sampaikan kepada anak-anak adalah konsep tentang syahadatain. Karena ini adalah kebutuhan dasar untuk mereka. Maka mengemas pemahaman mendasar tentang syahadatain dengan cantik, menarik, sederhana namun mudah dipahami oleh mereka sangat dibutuhkan. Apa itu Syahadat dan Syahadatain? Secara etimologi, syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida yang artinya “ia telah menyaksikan”. Kalimat itu dalam syariat Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan sekaligus…
Terdapat juga salah satu keunikan lagi dibalik arti dan makna serta penggunaan gaya bahasa pada surat Al-Fatihah. Salah satunya adalah pada bagian kala Allah mengecam orang-orang Musyrik, dengan predikat, “Wa la ad-dhallin” [bukan pula golongan orang-orang yang tersesat]. Siapa mereka? Mereka adalah orang-orang Musyrik, Arab Jahiliyah, yang tidak mempunyai pengetahuan tentang kebenaran, dan bersikukuh dengan kebodohan mereka. Karena itu, mereka juga dimurkai oleh Allah SWT. Karena itu, bisa disimpulkan, jika manusia mempunyai ilmu tentang Allah, dan menggunakan ilmu untuk menemukan kebenaran [al-Haq], maka pasti akan ketemu. Dia akan menemukan, “Shiratha al-Mustaqim” [jalan yang lurus], yaitu Islam. Tetapi, jika dia tidak menggunakan ilmu, maka yang dia temukan adalah jalan “al-Maghdhubi ‘Alaihim wa la ad-Dhallin” [orang yang dimurkai dan tersesat]. Ketiga, dari aspek bahasa, struktur kalimat Q.s. al-Fatihah ini juga bisa dipilah menjadi dua. Pertama, jumlah ismiyyah [kalimat nominal]. Kedua, jumlah fi’liyah [kalimat verbal]. Coba perhatian, ayat 2-4, semuanya berbentuk jumlah ismiyyah…
Jika kita perhatikan, surat Al-Fatihah sendiri memiliki suatu keunikan dibalik arti dan maknanya serta gaya bahasa yang digunakan. Dan salah satu keunikan yang cupu tampak dan terlihat adalah ketika Allah SWT memuji diri-Nya. Apabila kita perhatikan, mulai Q.s. al-Fatihah. ayat 2-4, Allah menggunakan gaya bahasa ghaib dengan memakai kata ganti orang ketiga, seolah yang dipuji bukan diri-Nya, tetapi yang lain. Padahal, Allah sedang memuji diri-Nya. Ini merupakan adab yang luar biasa. Tetapi, ketika berbicara tentang menyembah, meminta pertolongan dan berdoa kepada-Nya, Allah SWT menggunakan gaya bahasa Mukhathab [orang kedua]. Lihatlah: “Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus..” [Q.s. al-Fatihah: 5-6] Allah juga mendahulukan, “Iyyaka Na’budu” [Hanya Engkaulah yang kami sembah], ketimbang, “Iyyaka Nasta’in” [hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan], juga merupakan adab yang luar biasa. Allah hendak mengajarkan, “Berikanlah dulu hak yang lain, baru Engkau meminta”. Menyembah adalah kewajiban hamba…