Ada yang sering bertanya, “Jika aturan Allah diterapkan, non muslim akan dipaksa pindah agama?” Jawabannya jelas tidak! Tidak ada satu pun yang dapat membuktikan hal ini. Apakah pernah ketika syariat Islam diterapkan sejak zaman Rasulullah sampai Muhammad Al Fatih, non muslim dipaksa pindah agama?” Atau pertanyaan lain, “jika syariat Islam diterapkan, non muslim akan dipaksa berjilbab dan sholat?” Jawabannya juga sangat jelas sekali, tidak! Bagi yang pernah ke Aceh mungkin akan bisa langsung terjawab pertanyaan ini. Apakah pernah ada pemaksaan orang kristen di sana memakai kerudung? Tentu saja non muslim tidak akan mungkin dipaksa untuk berkerudung, Yang muslim yang harus memakai kerudung. Tapi, kenapa untuk orang muslim ibadah pakai dipaksa? Jadi muslim itu juga tidak dipaksa. Meski asalnya warisan, manusia kan punya kehendak bebas, bisa memilih mempertahankan warisannya; bisa pula tidak. Untuk semua warga negara, bayar pajak itu dipaksa tidak? Taat lalu lintas itu dipaksa tidak? Kalian mungkin akan mengaku…
📚Bolehkah kita berdoa setelah salam dari shalat? Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, ada yang membolehkannya dan ada yang tidak membolehkannya. Di antara para Ulama yang membolehkannya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah , Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dan Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah. Ada juga di antara para Ulama yang tidak membolehkannya, karena ini bukan merupakan sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Berdo’a setelah melaksanakan shalat wajib (lima waktu) bukanlah sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pantas dilakukan, kecuali do’a yang bersumber dari sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , seperti beristigfar tiga kali setelah salam. Hal yang semestinya dilakukan oleh seorang Muslim adalah berdo’a ketika dia sedang shalat (di dalam shalat). Bisa di dalam sujud (setelah membaca dikir sujud), karena sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , (yang artinya), “Sedekat-dekatnya seorang hamba dari Rabbnya adalah ketika dia…
📚 Di dalam shalat, kita memang dituntut untuk selalu khusyu’. Dan meski pun dalam shalat 5 waktu yang jika dilakukan berjamaah kita tidak dianjurkan untuk melama-lamakan waktu dan bacaan mengingat banyaknya kemungkinan kondisi jamaah kita, namun tetap saja kita tidak diperkenankan untuk terlalu tergesa-gesa dalam mengerjakan shalat sampai mengakhiri shalat. Ada beberapa faktor dan sebab yang menjadkan pelaksanaan shalat seorang hamba harusnya lebih lama, tenang dan khusyu’, di antaranya: 📝1- Shalat adalah qurratul ‘ain (penyejuk hati atau penghibur jiwa) bagi orang yang benar, sehingga ketika melaksanakannya dia akan betah berlama-lama karena dia merasakan kenikmatannya. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: Allâh menjadikan qurratul ‘ain (penyejuk hati/penghibur jiwa) bagiku pada (waktu aku melaksanakan) shalat. Faktor inilah yang akan memudahkan seorang hamba untuk meraih khusyu’ dalam shalatnya, dengan izin Allâh Azza wa Jalla . Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Khusyu’ dalam shalat hanyalah akan diraih oleh orang yang hatinya tercurah sepenuhnya…
Kita memang banyak dianjurkan doa di dalam mengerjakan sholat. Namun yang juga menjadi pertanyaan adalah, apakah berdoa lebih dianjurkan di dalam shalat, atau setelahnya? Jelaslah terdapat keutamaan besar dan kemuliaan jika kita berdo’a dalam shalat. Tentu saja jika dibandingkan dengan berdo’a yang dipanjatkan setelah shalat, yang diperbolehkan oleh sebagian dari para Ulama, maka berdo’a di dalam shalat jelas lebih utama dan lebih tinggi kedudukannya, karena berdo’a setelah shalat tidaklah memiliki keutamaan yang khusus seperti berdo’a di dalam shalat. Memang ada di antara para Ulama, seperti Imam Ibnu hajar al-‘Asqalani rahimahullah yang berdalil untuk menetapkan keutamaan berdo’a setelah shalat dengan refrensi dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu yang telah dinukil di atas, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah bersabda tentang do’a yang paling didengar (dikabulkan oleh Allâh Azza wa Jalla )?: “(Do’a) di tengah malam (akhir malam) dan di ujung (akhir) shalat-shalat (lima waktu) yang wajib.” Mereka memaknai sabda Rasûlullâh…
Memang ada beberapa waktu khusus yang sudah diyakini sebagai waktu mujarab untuk dapat dikabulkannya suatu doa. Namun dianatara itu semua, terdapat dua tempat atau waktu khusus pada saat melaksanakan sholat, yang diperintahkan dan dianjurkan secara khusus oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memperbanyak do’a padanya, yaitu di waktu sujud dan setelah tasyahhud sebelum salam dari shalat. 📌1. Di Waktu Sujud Sedekat-dekatnya seorang hamba dari Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah do’a (pada waktu itu). Adapun (di waktu) sujud maka bersungguh-sungguhlah untuk berdo’a padanya, karena pantas untuk dikabulkan do’amu (pada waktu itu).] Hal ini menunjukkan keutamaan berdo’a di waktu sujud sehingga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memperbanyak do’a padanya (setelah membaca dzikir untuk sujud), dan juga menunjukkan bahwa waktu sujud adalah saat yang dijanjikan pengabulan do’a padanya. Oleh karena itulah, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam paling sering dan paling banyak berdo’a pada waktu sujud dalam shalat…
Saat melaksanakan shalat adalah salah satu waktu yang dijanjikan pengabulan do’a dari Allâh Azza wa Jalla padanya dan berdo’a pada saat ini merupakan salah satu sebab utama dikabulkannya do’a. Ketika salah seorang dari kalian sedang mengerjakan shalat maka sesungguhnya (saat itu) dia sedang bermunajat (berkomunikasi/ berbisik-bisik) dengan Rabbnya (Allâh Azza wa Jalla). Hal ini menunjukkan bahwa diantara saat yang paling tepat dan pantas bagi seorang hamba untuk menyampaikan permohonannya kepada Allâh Azza wa Jalla adalah ketika dia sedang melaksanakan shalat, karena pada waktu itu dia sedang bermunajat dan berkomunikasi dengan Allâh Azza wa Jalla . Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Adapun berdo’a (yang langsung dilakukan) setelah salam dari shalat, dengan menghadap kiblat atau para makmum (dalam shalat berjama’ah), maka ini sama sekali bukanlah termasuk sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan tidak pernah dinukil dari (hadits) Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , (baik) dengan sanad yang shahih ataupun hasan.…
Berdoa di dalam shalat sebelum atau sesudahnya? 📚 Doa yang dikabulkan Allah SWT Setiap Muslim tentu mengharapkan do’a-do’a permohonan kebaikannya dikabulkan oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana yang dijanjikan Allâh Azza wa Jalla dalam ayat di atas. Akan tetapi pada kenyataannya, tidak semua do’a yang dipanjatkan lantas dikabulkan-Nya. Penyebab adalah banyak dari do’a-do’a yang dilakukan manusia tidak memperhatikan syarat-syarat, adab dan sebab-sebab terkabulnya do’a, serta tidak menjauhi penghalang-penghalang terkabulnya do’a tersebut, sebagaiamana yang dijelaskan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Di antara penghalang tersebut adalah perbuatan seorang hamba yang melampaui batas dalam menyampaikan do’a dalam segala bentuknya, perbuatan dosa dan kezhaliman yang telah dilakukan tanpa bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla , tergesa-gesa meminta pengabulan do’a dari Allâh Azza wa Jalla , mengkonsumsi harta yang haram, baik dalam makanan, minuman, maupun pakaian, kelalaian hati dari (mengingat Allâh Azza wa Jalla ), serta dominasi hawa nafsu dan syahwat…
Pernikahan adalah akad atau ikatan antara seorang lelaki dan perempuan untuk membina suatu rumah tangga sebagai suami istri sesuai dengan ketetapan syariat Islam. Dalam ikatan pada sebuah pernikahan, mereka pastinya akan selalu berusaha untuk dapat menciptakan sebuah keluarga yang bahagia karena keluarga adalah benteng yang telah dilindungi Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu, keluarga hebat diperlukan jika kita ingin selamat di dunia dan juga akhirat. Untuk dapat menjadi suatu keluarga yang hebat, suami istri perlu mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing. Bagi suami ada fungsi untuk ri’ayah, satu fungsi yang sangat mulia, di mana darjatnya di sisi Allah hanya dapat diungguli oleh jihad fi sabilillah dan berbakti kepada kedua orang tua. Sedangkan bagi isteri, ada kewajipan taat kepada suami, di mana kadar kewajibannya melebihi ketaatan kepada ibu dan bapanya. Selain itu, keluarga juga hendaklah berusaha mencetak generasi yang cerdas. Suami yang soleh mempunyai peranan dalam suatu keluarga, yakni mempunyai kewajiban yang…
Untuk dapat menyampaikan kebenaran Islam ke banyak orang dan setiiap penjuru,diperlukan suatu aktivitas yang bernama dakwah. Dakwah Islam membutuhkan para pengemban yang tangguh. Seorang pengemban dakwah tidak akan lahir begitu saja. Ia lahir melalui proses dan upaya terus-menerus, bahkan dari sejak masa kanak-kanak. Karena itu, mengajak anak “berdakwah” sedari dini sangatlah penting. Dengan begitu, anak-anak akan terbiasa dengan kegiatan dakwah agar akhirnya dia juga bercita-cita menjadi pengemban dakwah yang baik. Bagaimana agar anak terbiasa berdakwah sejak dini? Tulisan berikut akan memaparkan beberapa kiatnya. Kiat Agar Anak terbiasa Berdakwah: – Ciptakan suasana dakwah di rumah. Cara terpenting untuk mengajak anak berdakwah adalah dengan kita menciptakan suasanan dakwah di rumah kita. Misalnya dengan mengembangkan kebiasaan saling menasehati atau seringnya rumah dijadikan tempat dakwah. Tersedianya buku-buku dan majalah yang membicarakan dakwah juga akan membantu terciptanya suasana dakwah. Singkat kata, penting ditanamkan kepada anak bahwa kehidupan seorang Muslim mestinya adalah kehidupan dakwah. Sampaikan kepadanya…
Islam adalah agama dakwah. Islam bisa menyebar keseluruh penjuru dunia−dipeluk, dipahami dan diamalkan oleh manusia dari berbagai suku bangsa−karena adanya dakwah yang dilancarkan tanpa henti di sepanjang kurun sejarah. Salah satu inti ajaran Islam memang perintah kepada umatnya untuk berdakwah, yakni dengan cara mengajak manusia untuk mau menuju jalan Allah dengan hikmah. Salah satu ciri seorang Mukmin adalah kepeduliannya terhadap dakwah. Bersama Mukmin dan Mukminat yang lain ia bahu-membahu melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Ia yakin, tidak ada aktivitas yang lebih mulia dalam hidup ini kecuali mendedikasikan dirinya dalam dakwah Islam. Kiat Agar Anak terbiasa Berdakwah 1. Mengajak anak dalam kegiatan dakwah. Melibatkan anak dalam aktivitas dakwah penting untuk memberikan contoh dan lingkungan yang kondusif. Dengan begitu, suasana dakwah sudah bisa dirasakan anak sejak dini. Ajaklah anak turut serta ketika kita menjadi peserta atau pembicara dalam pengajian, diskusi, seminar atau bahkan aksi-aksi ‘protes’ di jalan. Hal itu bisa menjadi sarana…