Umroh.com – Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Dibalik itu semua, terdapat manfaat sabar yang belum banyak orang tahu sehingga masih sering mengabaikannya. Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala. Maka Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata. “Kehidupan yang paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran”. Maka andaikata engkau mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagimu, tentu engkau bisa bersabar dalam menghadapinya. Baca juga : 4 Minuman Halal di Maroko Ini Wajib Dicoba! Sabar Itu Kemenangan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, bahwa Allah SWT menjadikan sikap sabar itu ibarat kuda pacu yang tak pernah terperosok, bagaikan pedang tajam yang tak pernah tumpul, seperti…
Umroh.com – Sabar dalam agama Islam memiliki keutamaan dan manfaat yang sangat besar. Karena sabar adalah termasuk perilaku mulia yang sangat perlu untuk di lakukan oleh seluruh umat. Dengan sabar masalah yang kita hadapi jadi terasa lebih ringan, dengan sabar masalah yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan lebih efektif, dengan sabar masalah yang kita hadapi dapat diselesaikan tanpa menyisakan rasa sakit hati atau menimbulkan rasa sakit hati lainnya, dengan sabar pula kita akan senantiasa menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan tenteram tanpa merasa gelisah apalagi ber-muram hati. Baca juga : 6 Cara Tidur Nabi Muhammad yang Patut Ditiru Hakikat Sabar Sabar adalah salah satu terapi penyakit hati. Kata sabar mudah diucapkan namun aplikasinya dalam kehidupan butuh kesungguhan. Ketika seseorang yang mendapat musibah dapat menghadapinya dengan ikhlas dan sabar, maka Allah akan menaikkan keimanannya dan menyediakan pahala baginya menjadi salah satu keutamaan sabar. Allah SWT tidak akan pernah memberikan cobaan atau…
Umroh.com – Setiap manusia di bumi ini, tentu akan pernah merasakan hadas kecil ataupun hadas besar. Tetapi dalam ajaran agama Islam, ketika seorang muslim sedang mengalami hadas kecil ataupun hadas besar, maka dianjurkan untuk bersuci terlebih dahulu dan tidak melakukan hal-hal yang berhubungan langsung dengan shalat, memegang Al-Quran ataupun yang lainnya. Perlu diketahui apa itu penyebab hadas besar. Oleh karena itu, setiap umat muslim harus mengetahui apa saja yang termasuk kedalam hadas kecil dan hadas besar, namun disini umroh.com akan menjelaskan mengenai penyebab hadas besar serta larangan apa saja yang tidak diperbolehkan ketika sedang berhadas besar. Baca juga : Bisa Dicoba, Ini Cara Bertaubat sesuai Kaidah Islam Pengertian Hadas Besar Hadas besar adalah dimana kondisi hukum seseorang yang sedang dalam keadaan janabah. Dan janabah itu merupakan status hukum yang tidak berbentuk fisik, maka janabah identik dengan tidak kotor. Ada beberapa penyebab mengapa seseorang dapat dikatakan sedang menyandang status janabah, diantaranya…
Umroh.com – Bagi setiap umat muslim, penting sekali untuk mengetahui macam-macam najis dan contohnya yang sudah di ajarkan dari beberapa waktu silam. Pasalnya dengan mempelajari najis maka seorang muslim tentu akan mengetahui caranya untuk membersihkan diri dari najis. Najis juga merupakan salah satu hal yang bisa membatalkan segala rangkaian ibadah bagi umatnya. Menjaga tubuh atau mensucikan badan dari hadis dan najis termasuk kedalam salah satu syarat sah shalat wajib lima waktu dan umat muslim yang sedang dalam kondisi hadas dan najis maka tidak sah ketika melakukan ibadah seperti shalat. Di Islam itu sendiri, najis dibedakan menjadi beberapa bagian kelompok menurut tingkatannya. Berikut macam-macam najis dan contohnya yang perlu kamu ketahui. Baca juga : Penting! Ada 4 Jenis Sholat Fardhu, Apa Saja? Pengertian Najis Najis merupakan suatu kotoran atau sesuatu yang dipandang kotor, baik itu berupa padat, cair dan lainnya. Setiap umat muslim sudah diwajibkan untuk membersihkan diri dari najis tersebut,…
Umroh.com – Sebagai umat muslim yang dirahmati Allah SWT, tentu kita harus menghindari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT dan berusaha untuk tidak melakukannya. Salah satu contoh yang dibenci oleh Allah SWT adalah riya. Anda perlu tahu tentang hukum riya karena mampu memiliki bahaya yang mungkin saja menimpa siapa saja. Riya merupakan dimana seseorang yang mempunyai benda atau barang berharga maka seseorang tersebut memamerkan barang berharganya tersebut keorang lain dengan tujuan untuk menaikkan derajat orang tersebut atau ingin orang lain tahu bahwa dia mempunyai barang yang mahal, dan bisa juga memamaerkan sholatnya dengan merekam pada waktu sholat. Baca juga : Bahan Makanan yang Dibekukan Ini Menjadi Lebih Bergizi Pengertian Riya Dalam Bahasa Arab, riya berasal dari arriya’ yang kata tersebut berasal dari kata kerja raa yang memiliki arti memperlihatkan. Sehingga riya biasa disebut sebagai suatu tindakan yang memperlihatkan atau sekaligus memperbagus suatu amalan ibadah dengan bertujuan agar mendapatkan pujian…
Umroh.com – Sebagai umat muslim alangkah baiknya untuk kita membantu sesama antar makhluk ciptaan Allah SWT, saat kita sedang melakukan kebaikan, biasanya ada dua hal yang melatar belakangi nya. Yang pertama, ikhlas karena Allah SWT dan tidak mengharapkan pujian dari orang lain. Kedua karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain merupakan yang harus dijauhi di dalam hadits tentang riya. Untuk ikhlas dan riya itu sendiri tentulah dua hal yang berbeda. Ikhlas adalah berbuat suatu kebaikan semata-semata untuk mengharapkan ridho dari Allah SWT sedangkan untuk riya adalah melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain atau bahkan ingin mendapatkan kehormatan. Baca juga : Beginilah Tata Cara Berakikah Menurut Rasulullah Hadits Tentang Riya 1. Hadits Pertama Hadist yang pertama ini merupakan hadist qudsy. Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT telah berfirman : “Ketika hari kiamat telah tiba, maka aka nada suara memanggil : dimanakah orang yang suka pamer ? di manakah…
Umroh.com – Bahaya riya menyerang kepada sesorang yang melakukan ibadah atrau aktivitas tertentu. Penyakit ini termasuk jenis penyakit yang sangat berbahaya karena bersifat lembut (samar-samar) tetapi berdampak luar biasa. Bersifat lembut karena masuk dalam hati secara halus sehinggaa orang tak merasakan kalau telah terserang penyakit ini. Karena bila suatu amalan dijangkit penyakit dampak dari riya, maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah SWT dan pelakuknya mendapatkan ancaman keras. Baca juga : Wajib Tahu, Ini Alasan Aqidah yang Dibutuhkan Umat Islam Ibadah yang Tercampur Riya Bagaimanakah status suatu amalan ibadah yang tercampu riya? Hukum masalah ini dapat dirinci pada beberapa keadaan. Jika seseorang beribadah dengan maksud pamer di hadapan manusia, maka ibadah tersebut batal dan tidak sah. Adapun jika riya atau sum’ah muncul di tengah-tengah ibadah maka ada dua keadaan. Jika amalan ibadah tersebut berhubungan antara awal dan akhirnya, misalnya ibadah sholat, maka riya akan membatalkan ibadah tersebut jika tidak…
Umroh.com – Sabar merupakan suatu sikap menahan diri dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar itu bentuk kemampuan pengendalian diri sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang dimilikinya Sabar dalam agama Islam memiliki keutamaan dan manfaat yang sangat besar. Karena di dalam dalil tentang sabar merupakan salah satu perilaku mulia yang sangat perlu untuk di lakukan oleh seluruh umat. Baca juga : Penting! 3 Bacaan Doa agar Niat Taubat Diterima Dalil Tentang Sabar Dalam Al Quran banyak sekali Allah mengingatkan dan membicarakan tentang kesabaran. Ayat-ayat Al Quran tentang kesabaran tersebar dalam berbagai surat dan disebutkan dalam berbagai konteks. Berikut ini beberapa ayat mengenai sabar yang bisa dijadikan sebagai bahan kajian dan renungan, diantaranya. Fiman Allah dalam Al Quran: الصَّابِرِينَ مَعَ اللهَ إِنَّ وَاصْبِرُوا… “…Dan bersabarlah kalian, karena Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Anfal : 46) Allah Ta’ala berfirman: تُفْلِحُونَ لَعَلَّكُمْ اللَّهَ وَاتَّقُوا وَرَابِطُوا وَصَابِرُوا…
Umroh.com – Sebagai umat muslim, sudah seharusnya kita mempelajari apa saja yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan bagi umat muslim. Salah satu hal yang tidak diperbolehkan dalam ajaran Islam adalah perbuatan riya. Dalil tentang riya didalamnya di identikkan dengan perbuatan sombong dan merupakan penyakit hati bagi setiap manusia. Baca juga : Pengertian Istigfar dalam Islam dan Hukum Membacanya Pendapat Para Ahli Agama Berikut merupakan pandangan riya menurut para ahli agama : Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani berpendapat mengenai riya yang ditulis dalam kitabnya Fathul Baari berkata “Riya ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan tersebut.”Imam Al-Ghazali berpendapat “riya adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.”Imam Habib Abdullah Haddad juga berpendapat mengenai riya, ia berkata “Riya adalah menuntut kedudukan atau meminta dihormati daripada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat.” Dalil Tentang Riya Di bawah ini merupakan sekumpulan dalil tentang riya…
Sholat qasar adalah melakukan sholat dengan meringkas/mengurangi jumlah rakaat sholat qasar yang bersangkutan. Sholat qasar meringankan kepada mereka yang sedang melakukan perjalanan (safar). Hukum qasar terkait dengan safar, jadi qasar identik dengan safar. Artinya, ketika orang bersafar maka di syariatkan untuk mengqasar sholatnya. Hanya saja, ulama berbeda pendapat tentang hukum qasar ketika safar. Ada yang mengatakan wajib, ada yang mengatakan bahwa hukum qasar adalah sunah muakad, dan ada juga yang berpendapat bahwa hukum qasar adalah mubah. Allah berfirman dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 101 yang berarti, “Serta jika anda melancong di muka bumi, jadi tidak kenapa anda menqasar sholatmu, bila anda takut terserang beberapa orang kafir, sebenarnya beberapa orang kafir itu musuh yang riil bagimu.” (QS. An-Nisa : 101). Dari Ibnu Umar, beliau mengatakan, “Saya sering menyertai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perjalanan, dan beliau melaksanakan sholat tidak lebih dari dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Baca…