Umroh.com – Nisfu Sya’ban pada penanggalan Islam jatuh pada 15 Syaban 1440 Hijriyah. Ada sejumlah keistimewaan di malam Nisfu Sya’ban atau malam ke-15 Syaban. Sebaiknya, pada malam Nisfu Syaban dianjurkan untuk memperbanyak peribadatan. Untuk melaksanakannya, Anda harus membaca niat puasa nifsu sya’ban diw aktu tertentu. Malam Nisfu Sya’ban merupakan salah satu dari beberapa malam yang bagus untuk berdoa karena tidak akan pernah ditolak oleh Allah. Baca juga : Hikmah Menuntut Ilmu di dalam Islam dan Kehidupan Keutamaan Puasa Nisfu Sya’ban Bulan Sya’ban merupakan bulan di mana amalan-amalan manusia diangkat oleh Allah SWT. Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab dan nanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Amalan yang dilakukan saat berada di antara manusia yang lalai merupakan amalan yang istimewa. Selain itu, puasa di bulan Sya’ban bisa menjadi latihan atau pemanasan untuk puasa Ramadhan. Usamah bin Zaid, beliau berkata pada Nabi, “katakanlah…
Umroh.com – Sebelum memasuki bulan suci Ramadhan ada baiknya kita membersihkan diri dengan melakukan mandi wajib. Mandi wajib adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan yang sedang berhadats besar. Dalam Islam, umat muslim diharuskan niat mandi wajib sebelum puasa terlebih dahulu atau bersuci mandi wajib terlebih dahulu atau bersuci setelah berhubungan suami istri maupun setelah haid bagi perempuan agar kembali suci. Tujuannya tidak lain yakni ketika beribadah seperti melakukan sholat dan puasa, orang tersebut telah bersih dari hadats besar. Mandi wajib atau juga dikenal dengan mandi junub adalah menyiramkan air ke seluruh tubuh secara merata. Dalam mandi wajib ini, ada tata cara serta niat tertentu agar proses mandi wajib tersebut dikerjakan dengan benar. Disebut wajib karena mandi ini diwajibkan bagi kaum muslimin agar kembali suci dari hadats besar, baik setelah haid, nifas, berhubungan atau sebab lainnya. Baca juga : Pengertian Adzan dan Manfaatnya Bagi Umat Muslim Hal yang Menyebabkan…
Umroh.com – Puasa tarwiyah merupakan salah satu puasa sunnah yang dilaksanakan menjelang Hari Raya Idhul Adha. Puasa tarwiyah ini merupakan bagian dari puasa di awal bulan Dzulhijjah. salah satu keutamaan puasa tarwiyah sangat dianjurkan, khususnya bagi umat muslim yang tidak menunaikan ibadah haji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya…” (HR. Abu Daud) Baca juga : Perbedaan Muhrim dan Mahram serta Dasar Hukumnya Sejarah Hari Tarwiyah Kata “Tarwiyah” dari fi’il madli “Rawwa” yang bermakna: berbekal air, melihat di dalamnya, dan beberapa makna lainnya. Dan hari Tarwiyah yang masyhur adalah hari ke Delapan pada Bulan Dzulhijjah, pada hari itu orang-orang yang sedang melaksanakan haji berangkat menuju Mina dan mereka menginap di Mina. Dalam kitab Al-Inayah Syarh Al-Hidayah, imam al-Babirti menjelaskan, disebut hari Tarwiyah pada hari tersebut karena jamaah haji itu…
Umroh. com – Puasa nazar adalah puasa yang dijanjikan atau di ikrarkan, yang dikaitkan dengan sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang bernazar. Awalnya, tidak ada hukum apapun bagi puasa ini sebelum diucapkan maupun di ikrarkan, tetapi menjadi wajib setelah di ikrarkan. Dengan demikian, wajib bagi seseorang saat menetapkannya janji bagi dirinya sendiri untuk melakukan puasa nazar yang dikaitkan dengan berbagai hal dalam hidupnya, baik berupa pencapaian keberhasilan, sembuh dari sakit, atau lain sebagainya. Tentu keutamaan puasa nazar juga memiliki pengaruh yang baik dalam hidup. Baca juga : Hukum Melakukan Takziah dan Ada di Dalam Islam Puasa Nazar Secara bahasa nazar berarti mengharuskan. Sedangkan menurut istilah nazar berartiperbuatan seorang mukalaf (orang yang telah terbebani syari’at) yang mengharuskan dirinya dengan satu bentuk ibadah, yang mana sesuatu itu pada asalnya tidak wajib atas orang tersebut. Puasa nazar merupakan puasa yang wajib ditunaikan oleh orang yang telah melakukan janji untuk berpuasa. Misalnya seseorang yang bernazar untuk…
Umroh.com – Melaksanakan itikaf sudah di contohkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibadah i’tikaf merupakan rangkaian kegiatan beriringan dengan bulan Ramadhan. Di dalam Al-Quran juga memiliki banyak keutamaan itikaf ramadhan yang bisa Anda dapatkan, seperti firman Allah: Artinya: “……kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf di dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 187). Baca juga : Ini Bunyi Doa Buka Puasa Beserta Sunnah Pengiringnya Keutamaan Itikaf Ibadah itikaf bertujuan mulia yaitu untuk menggapai malam lailatul qadar yang punya keutamaan ibadah yang dilakukan lebih baik daripada 1000 bulan. Ada hadits yang disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitab beliau Bulughul Marom, yaitu hadits no. 699 tentang permasalahan i’tikaf. عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ…
Umroh.com – Banyak sekali orang muslim yang ingin menjalankan ibadah puasa yang masih bertanya-tanya mengenai hukum puasa tanpa sahur. Sebelum berpuasa, umat muslim itu sendiri dianjurkan untuk sahur. Terlepas dari sah atau tidaknya puasa tanpa sahur, sahur itu sendiri berfungsi sebagai energi agar dapat menjalani puasa seharian dan tidak mengganggu aktivitas saat bekerja. Di dalam Al – Quran juga sudah dijelaskan bagaimana hukum puasa tanpa sahur. Bagi umat muslim sudah seharusnya untuk mengetahui hukum puasa tanpa sahur itu sendiri agar umat muslim tidak salah kaprah mengenai hukum puasa tanpa sahur. Lantas bagaimanakah hukum puasa tanpa sahur ? Apakah benar hukum puasa sahur tanpa makan sahur mengatakan bahwa tidak sah suatu puasa tanpa sahur ? Berikut mengenai hukum puasa tanpa sahur. Baca juga : Pengertian Sahur: Dalil, Hukum, Doa, dan Waktu Dalil Mengenai Puasa Perintah untuk berpuasa sudah Allah perintahkan baik dari informasi dalam Al-Quran ataupun dalam hadits. Untuk itu hukum…
Umroh.com – Bulan Rajab termasuk salah satu bulan haram (suci) atau bulan yang dimuliakan. Mengapa dikatakan bulan haram? Karena pada bulan tersebut dilarang untuk melakukaan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan lainnya kerena mulianya bulan ini. Biasanya umat muslim melakukan puasa Rajab di bulan ini. Namun di bulan Rajab ini, bermunculan berbagai pembahasan mengenai hukum puasa Rajab yang tidak jarang memunculkan polemik. Baca juga : Kenali Keutamaan Puasa Daud, Puasa Terbaik dalam Islam Hukum Puasa Rajab Puasa Rajab menimbulkan berbagai polemik dikalangan ulama. Ada beberapa madzhab yang berbeda pendapat mengenai hukum puasa Rajab menurut para ulama, diantaranya sebagai berikut: 1. Madzhab Hanafi Yang disukai dari puasa-puasa ada beberapa macam, yang pertama adalah puasa Al Muharram, kedua puasa Rajab dan ke tiga adalah puasa Sya’ban dan puasa Asyura’ (Al Fatawa Al Hindiyah, 1/202) Posisi madzhab Hanafi cukup jelas, bahwasannya mereka menyatakan bahwa puasa di bulan Rajab secara mutlak adalah perkara yang…
Umroh.com – Satu di antara keutamaan bulan Ramadhan adalah bulan di mana Al – Quran diturunkan. Hal ini kemudian dikenal dengan istilah Nuzulul Quran, hal ini juga didukung dengan firman Allah SWT. Nuzulul Quran sepenuhnya berarti Al – Quran (kitab suci agama islam). Fungsi Nuzulul Quran adalah istilah yang membahas tentang peristiwa yang membahas tentang peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kali bagi Nabi dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. Setiap tahunnya, peristiwa nuzulul Quran ini banyak diperingati dengan berbagai acara misalnya saja kasidah, pentas seni, maupun acara syukuran. Namun berbeda dengan zaman Rasulullah SAW, beliau memiliki kebiasaan saat peristiwa nuzulul Quran dengan membaca Al – Quran. Baca juga : Penting! Ini Sholat Fardhu Qasar yang bisa Anda Lakukan Fungsi Nuzulul Quran Berikut merupakan fungsi dari nuzulul Quran pada kehidupan umat muslim : 1. Bisa mendapatkan pahala Fungsi yang pertama dari nuzulul quran adalah kita umat muslim akan mendapatkan…
Umroh.com – Ziarah kubur sebagai amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan. Berziarah bukan sekadar mengenang seorang mayit, namun juga mendoakan mayit agar tenang di akheratnya. Ini membantu menambah amalan-amalan bagi peziarah maupun mayit. Pada hakekatnya ziarah kubur dianjurkan memperbanyak dzikir dan berdoa, terdapat juga hal makruh saat ziarah yang belum banyak orang tahu. Baca juga : Ingat Baik-baik! Begini Bunyi Niat Puasa Senin Kamis Dzikir Doa Ziarah Kubur Membaca istighfar tiga kaliMembaca surat Al-Fatihah.Ketiga, Membaca surat Al-Ikhlas tiga kali.Membaca surat Al-Falaq.Membaca surat An-Nas.Melafalkan kalimat tahlil tiga puluh tiga kali. Lalu dilanjutkan dengan membaca doa: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ ASSALAMU ’ALAIKUM AHLAD-DIYAAR MINAL MU’MINIIN WAL MUSLIM, WA INNA INSYAA ALLOOHU BIKUM LA-LAAHIQUUN, WA AS-ALULLOOHA LANAA WALAKUMUL ‘AAFIYAH. “Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam. Kami insya Allah akan menyusul…
Umroh.com – Bulan Ramadhan sangat istimewa bagi umat muslim. Mereka berlomba-lomba mencari pahala dalam beribadah. Di bulan Ramadhan kita akan melaksanakan ibadah sholat Tarawih dan sholat Witir. Walaupun hukumnya sunnah, namun sayang jika ditinggalkan. Karena dengan mengerjakannya kita mendapatkan pahala yang dilipatgandakan oleh Allah SWT, salah satunya dengan melakukan doa setelah sholat witir. Baca juga : Pengertian Doa Iftitah dan Juga Keajaiban Jika Membacanya Tata Cara Sholat Witir Sholat Witir bisanya dikerjakan secara langsung 3 rakaat dengan 1 salam. Namun boleh juga dikerjakan dengan 2 rakaat ditambah 1 rakaat terakhir lalu salam. Setelah salam boleh langsung membaca doa setelah salat witir. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan sholat malam 13 rakaat, termasuk di dalamnya sholat witir lima rakaat. Beliau tidak duduk tasyahud kecuali pada rakaat yang terakhir.” (HR. Bukhari dan Muslim) Sedangkan untuk waktu sholat Witir sendiri, mengakhirkan pelaksanaannya hingga akhir malam akan…