Allah subhanahu wata’ala tidak akan pernah menciptakan apa pun melainkan dengan suatu tujuan. Semua yang diciptakan-Nya, pasti membawa suatu hikmah. Dan tak jarang pula ada beberapa hal yang terkadang justru hikmahnya tidak sampai terpikir oleh kita.
Tak terkecuali juga dalam penciptaan manusia. Penciptaan manusia pun pasti mengandung hikmah dibaliknya.
Bahkan seperti yang mungkin sudah banyak kita ketahui, ketika malaikat sempat heran sehingga mengapa Allah menciptakan makhluk bernama manusia yang disinyalir dapat membuat banyak keruskan, Allah pun dengan tegas mengatakan bahwa ia mengetahui yang tidak diketahui makhluk lainnya.
Ada beberapa ayat yang di dalamnya menjelaskan juga tentang tujuan dan hikmah dibalik penciptaan manusia dan juga sesuatu yang telah diciptakan Allah. Seperti dalam beberapa ayat berikut:“
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah …” (Shad: 27)
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Adz Dzariyat: 20–21)
Kembali dibalik penciptaan manusia, pasti terdapat hikmah dibalik penciptaan manusia. Salah satu hikmah tersebut dapat kita lihat dari potensi yang terdapat dalam diri manusia. Ya, dengan segala potensinya yang ada, manusia tentu saja dapat memberikan kebaikan bagi bumi ini, dengan syarat potensinya tersebut digunakan dengan cara yang benar sesuai dengan tuntunan Islam.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An Nahl: 78)
Ibnu Katsir memaparkan ayat ini dengan menuturkan jika dari beberapa karunia Allah kepada hamba-Nya, adalah dengan melahirkan seorang manusia yang keluar dari perut ibunya dalam keadaan tidak mengetahui apa pun.
Setelah itu Allah menganugerahkan pendengaran yang berfungsi untuk mendengar segala jenis suara. Ada juga karunia pengelihatan yang berfungsi untuk melihat segala hal-hal yang bisa dilihat mata.
Lalu ada juga karunia berupa af-idah, yaitu akal yang sumbernya berada di hati dan di otak. Akal yang menyebabkan manusia dapat membedakan yang baik dan buruk. Dan dengan segala karunia indera serta potensi yang telah Allah ciptakan, dapat membantu manusia untuk terus berkembang seiring berjalannya waktu, sampai pada perkembangan yang sempurna.
Dan penciptaan manusia dengan segala hikmah atau potensinya bertujuan untuk membuat manusia mampu beribadah kepada-Nya, dan menaati Rabbnya. Manusia yang bisa memanfaatkan potensinya dengan benar sesuai dengan tujuan Allah, akan dicintai Allah serta akan memperoleh taufik dari-Nya. Hal itu akan membuat semua perbuatan manusia menjadi terarah dan menghindarkan mereka dari kesesatan.
Dan Allah juga mengecam manusia yang tidak menggunakan potensinya dengan benar. Selain itu pula, menurut Al Fayruzabadi, penciptaan mata, telinga, dan akal adalah untuk mendengar, melihat, dan berpikir yang baik. Dengan begitu dapat membantu seorang hamba agar bersyukur atas nikmat-Nya dan beriman kepada-Nya.
Selain itu, penciptaan indra pendengaran, penglihatan, dan akal, juga bertujuan agar manusia bisa mendapatkan ilmu. Karena ketiga hal tersebut adalah kunci ilmu. Sehinga seorang manusia dari keadaan lahir yang tak mengerti apa-apa, bisa memperoleh ilmu dengan menggunakan 3 karunia-Nya tadi.
Semoga Allah senantiasa membuat kita semakin yakin bahwa Dia tidak pernah menciptakan apa pun tanpa tujuan. Dan semoga Allah senantiasa menjaga kita dalam ketaatan, sehingga menghindarkan kita dari segala kesesatan, untuk selalu tetap berada di jalan yang lurus,