Umroh.com – Kebenaran aqidah menjadi landasan bagi tegaknya agama, serta menjadi kunci diterimanya amal seseorang. Pengertian aqidah dijelaskan para ulama sebagai pertanda orang yang mempunyai keimanan kuat serta tiada keraguan di dalam hatinya. Siapapun yang beramal tanpa keyakinan terhadap Allah dan komponen rukun iman lainnya akan menjadikan amalnya sia-sia.
Baca juga: Doa Mulia untuk Anak-anak Kita Semua
Pengertian Aqidah
Secara bahasa, arti “aqidah” adalah “ikatan”. Sedangkan secara istilah berarti keyakinan di dalam hati serta pembenarannya terhadap suatu hal. Bagi kita, pengertian aqidah yaitu beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Rasul, hari akhir, serta qada dan qadar.
Umroh.com merangkum, para ulama menjelaskan dalam definisi yang syar’i. Pengertian aqidah dalam Islam adalah masalah ilmiah yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya. Sehingga wajib bagi setiap muslim meyakininya sebagai bentuk pembenaran terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Kata ‘Aqidah’ merupakan istilah baru, karena tidak tercantum di Al Quran maupun Hadis. Para ulama menggunakan istilah ini dan membolehkan penggunaannya, selama kita memahami maknanya.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Pentingnya Aqidah
Di surat Az Zumar ayat 65, Allah berfirman: “Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu: Sungguh, apabila kamu berbuat syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar akan termasuk golongan orang-orang yang merugi”.
Ayat ini menunjukkan pentingnya aqidah bagi kebaikan dunia dan akhirat seseorang. Karena kedudukan aqidah yang sangat penting, hal pertama yang didakwahkan oleh Rasulullah adalah aqidah. Di masa awal dakwah, beliau gencar memperingatkan manusia agar mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah.
Seruan tentang aqidah juga disampaikan oleh Rasul-Rasul sebelumnya. Diutusnya para Rasul merupakan bentuk kasih sayang Allah yang menginginkan kebaikan dunia dan akhirat bagi para manusia.
Tiga Prinsip dalam Aqidah Seorang Muslim
Para ulama menjelaskan tiga prinsip yang harus dipegang setiap muslim. Tanpa itu, seorang manusia tidak bisa disebut sebagai muslim sejati.
1. Berserah diri pada Allah dengan mentauhidkan-Nya,
2. Patuh kepada-Nya dengan melakukan ketaatan,
3. Berlepas diri dari syirik dan perilaku syirik.
Mau jadi tamu istimewa Allah di Tanah Suci? Yuk temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Contoh Aqidah
- Beriman kepada keberadaan Allah sebagai Maha Pencipta dengan segala sifatnya yang mulia.
- Meyakini bahwa hanya Allah Tuhan yang berhak disembah.
- Meyakini bahwa Allah yang mengatur alam semesta dan memenuhi kebutuhan hamba-hambaNya.
- Melakukan ibadah hanya untuk Allah semata.
- Tidak memohon kepada selain Allah (misalnya tidak memohon kepada makam orang sholeh, dan sebagainya).
- Menjadikan Al Quran dan Hadis sebagai pegangan.
- Beriman kepada hal-hal yang ghaib.
- Mencintai Rasulullah, dan para Sahabat yang mendukung perjuangan Rasulullah.
- Mencintai Ahlul Bait Rasulullah dengan tetap berpegang kepada syariat, dan sebagainya.
Sumber Aqidah
Kebenaran aqidah bersumber dari Al Quran, Sunnah, dan Ijma’ para ulama. Di dalam Al Quran, tercantum perintah untuk menaati Allah, Rasul, dan para ulil amri.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS.An Nisa: 59).
1. Al Quran
Inilah sumber utama aqidah. Di dalamnya, ada petunjuk bagi orang beriman. Mereka yang menjadikan Al Quran sebagai pedoman dan pegangan akan selamat di dunia dan akhirat.
Al Quran merupakan kitab yang dijaga langsung oleh Allah. Sehingga tidak ada keraguan untuk menjadikannya pedoman. Allah menjamin Al Quran akan terjaga, tidak akan berubah seperti kitab suci sebelumnya. Allah berfirman, “sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Ad Dzikro (Al Qur’an) dan Kamilah yang akan menjaganya” (QS.Al Hijr: 9).
2. Sunnah
Sunnah atau As Sunnah merupakan pendamping Al Quran sebagai sumber aqidah. Baik Al Quran maupun As Sunnah berasal dari wahyu. As Sunnah merupakan sabda Rasulullah, manusia utusan Allah yang telah dijaga dari kesalahan dalam menyampaikan risalah-Nya. Semua yang dikatakan Rasulullah wajib diterima sebagai pedoman oleh orang beriman.
As Sunnah disampaikan kepada para Sahabat, dan para Sahabat kemudian bersungguh-sungguh menjaga dan menyebarkannya hingga generasi selanjutnya. As Sunnah berhasil dibukukan oleh para ulama dalam kitab-kitab Sunnah, seperti karya Imam Al Bukhari, Imam Muslim, dan sebagainya.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Hadis-hadis Rasulullah yang berhasil dikumpulkan para ulama itu tidak semuanya shahih. Ada pula hadis yang dhaif atau bahkan palsu, sehingga para ulama sangat berhati-hati saat menjadikan hadis sebagai rujukan. Para ulama hadis kemudian memisahkan antara hadis shahih dan tidak melalui metode takhrij. Kini, kita bisa memilah hadis-hadis Rasulullah yang shahih untuk dijadikan sebagai pedoman.
Demikianlah penjelasan tentang pengertian aqidah. Semoga Allah senantiasa membantu kita untuk menguatkan aqidah.