Sholat gerhana merupakan anjuran dari Rasulullah. Semasa Rasulullah hidup, terjadi gerhana dan beliau bersegera mendirikan sholat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sholat dua rakaat, dengan empat kali rukuk dan empat kali sujud.
Ibnu Abbas menuturkan bahwa “Terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu beliau sholat dan orang-orang mengikuti sholat beliau. Kemudian beliau berdiri dalam waktu yang sangat panjang sepanjang sekitar bacaan surat Al-Baqarah. Kemudian beliau rukuk dengan rukuk yang sangat panjang. Kemudian beliau berdiri cukup panjang, namun lebih pendek dari yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan rukuk yang cukup panjang, namun lebih pendek daripada rukuk yang pertama” (HR.Bukhari dan Muslim).
Baca juga: Inilah Macam-macam Sholat Sunnah dalam Islam
Umroh.com merangkum, Aisyah menjelaskan tentang cara melakukan sholat gerhana. Dari Aisyah r.a, Rasulullah SAW mengerjakan sholat pada saat terjadi gerhana matahari. Kemudian beliau berdiri lalu bertakbir, lantas membaca bacaan yang sangat panjang. Kemudian rukuk dengan rukuk yang sangat panjang, kemudian mengangkat kepalanya sambil berucap, ‘Sami’allahu Liman Hamidah’. Beliau tetap berdiri seperti itu, kemudian membaca bacaan yang sangat panjang, tetapi lebih pendek dibandingkan bacaan yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan rukuk yang sangat panjang, tetapi tidak sepanjang rukuk yang pertama. Kemudian beliau sujud dengan sujud yang panjang. Beliau melakukan itu pada rakaat kedua, kemudian mengucapkan salam” (HR.Bukhari dan Muslim).
Bacaan Niat Sholat Gerhana
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Ushallii sunnatal khusuuf rak‘ataini imaaman/makmuuman lillaahi ta‘aalaa
Artinya: “Saya sholat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”
Dalam sholat gerhana, tidak ada surat khusus yang dianjurkan secara khusus untuk dibaca setelah membaca surat Al Fatihah. Al Bahuutiy menjelaskan bahwa “Boleh membaca surat apapun karena tidak ada tuntutan surat tertentu yang hendak dibaca”. Memang ada anjuran untuk membaca surat yang panjang, agar kita tetap berada dalam posisi sholat saat gerhana berlangsung. Akan tetapi, kita tetap diperbolehkan membaca surat apapun.
Baca juga: Untuk Melihat Jadwal Sholat Hari Ini, Anda Bisa Lihat di Sini Lho!
Dianjurkan Memperlama Bacaan
Walaupun tidak ada bacaan atau doa sholat gerhana yang dianjurkan secara khusus, kita tetap dianjurkan untuk memperlama qira’ah dan sholat, sehingga sholat sunnah gerhana berlangsung selama peristiwa gerhana terjadi.
Rasulullah mengajarkan untuk memperlama qira’ah saat mengerjakan sholat gerhana. Para Sahabat melukiskan bahwa lama Rasulullah saat berdiri seperti lamanya membaca surat Al Baqarah. Ibnu Abbas menuturkan, “terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sholat dan diikuti oleh orang-orang. Beliau berdiri (pada sholat tersebut) selama kira-kira surat Al-Baqarah” (HR.Bukhari dan Muslim).
Para ulama menjelaskan bahwa hadist tersebut memaparkan tentang syariat memperlama berdiri ketika sholat gerhana, karenanya kita dianjurkan membaca surat yang panjang. Para ulama menghukumi bacaan panjang saat sholat gerhana sebagai sesuatu yang dianjurkan.
Surat yang Harus Dibaca Tidak Ditentukan, Namun Hendaknya Panjang
Syaikh aal-‘Utsaimiin menjelaskan bahwa surat yang hendaknya dibaca tidak ditentukan. Boleh membaca Al Baqarah, Ali Imran, Atau An Nisa. Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa surat yang dibaca harus panjang, karena dalam hadist tersebut menyebutkan bahwa surat yang dibaca Rasulullah adalah surat yang panjang (Al Baqarah adalah surat yang paling panjang). Bahkan ada riwayat yang menyebutkan bahwa ada Sahabat yang menjadi makmum jatuh pingsan karena berdiri terlalu lama.
Baca juga: Ingin Pergi Umroh Bersama Kerabat? Yuk Lihat di Sini Caranya!
Diperbolehkan membaca surat panjang yang mengandung banyak nasihat, karena sholat gerhana bisa menjadi waktu yang tepat untuk menyampaikan nasihat. Sebagian ulama menganjurkan untuk membaca Al Isra, karena di dalamnya terkandung ayat yang pas disampaikan saat sholat gerhana. Misalnya dalam surat Al Isra ayat 59, di mana Allah berfirman yang artinya, “Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti”.
Jika tidak mampu membaca surat Al Isra pun tidak masalah. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah memilih surat yang mudah dan panjang sebagai bacaan sholat gerhana.
Bacaan Sholat Gerhana Dibaca Jahr
Saat membaca bacaan surat dalam sholat gerhana, dianjurkan untuk membacanya dengan jahr atau mengeraskan suara, walaupun diperbolehkan melakukannya secara sirr (melirihkan suara) atau jahr (mengeraskan suara). Diriwayatkan Imam Al Bukhari, Rasulullah SAW mengeraskan bacaan beliau ketika sholat gerhana bulan.
Menyampaikan Khutbah Setelah Sholat Gerhana
Setelah salam, imam sholat gerhana menyampaikan khutbah kepada jamaah. Disyariatkannya khutbah setelah sholat gerhana adalah dari hadist yang dituturkan oleh Aisyah r.a. Aisyah menuturkan bahwa Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai sholat, matahari mulai terlihat. Lalu beliau berkhutbah kepada para sahabat. Beliau memuji Allah dan menyanjunNya. Lalu beliau menyampaikan, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah, tidak mengalami gerhana karena kematian orang besar atau karena kelahiran calon orang besar. Jika kalian melihat peristiwa gerhana, perbanyak berdoa kepada Allah, perbanyak takbir, kerjakan sholat, dan perbanyak sedekah”.
Baca juga: Terungkap, Ternyata Ini Keutamaan Melakukan Sholat Gerhana
Setelah itu, Rasulullah mengatakan “Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada Dzat yang lebih pencemburu dari pada Allah, melebihi cemburunya kalian ketika budak lelaki dan budak perempuan kalian berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, andai kalian tahu apa yang aku tahu, kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis”. Hadist tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.