Umroh.com – Sebagai manusia, Rasulullah juga membutuhkan tidur. Kebiasaan tidur beliau bisa kita teladani sebagai batas waktu tidur menurut Islam yang baik. Rasulullah tidur dalam jumlah wajar. Beliau tak pernah tidur berlebihan hingga melampaui batas. Maksudnya, tidur yang sangat lama sampai melebihi kebutuhan tubuh. Meski demikian, Rasulullah tidak memaksa diri tetap bangun jika merasa lelah. Beliau beristirahat sesuai kebutuhan.
Dari pola tidur Rasulullah, kita bisa memahami bahwa beliau mengajarkan prinsip pertengahan kepada umatnya. Dalam hal ini Rasulullah tetap memenuhi hak tubuh untuk beristirahat. Teladan dari beliau inilah yang kemudian menjadi batas waktu tidur dalam Islam.
Baca juga : Tak Berlebihan, Ini Sikap Romantis Rasulullah pada Istrinya
Pola Tidur Rasulullah
1. Tidur di Awal Malam, Bangun di Pertengahan Malam
Rasulullah terbiasa tidur di awal malam. Beliau tidak menghabiskan waktunya begadang untuk keperluan yang sia-sia. Jika tak ada keperluan mendesak, beliau beranjak tidur usai sholat Isya’.
Lalu di pertengahan malam, terutama di sepertiga malam terakhir, beliau bangun untuk melaksanakan sholat tahajud. Ada riwayat yang menjelaskan bahwa beliau tidur sejenak sebelum Azan Subuh. Kemudian bangun ketika Azan Subuh berkumandang. Ketika bangun, beliau mengucapkan doa:
الحَمْدُ اللهِ الَذِي أَحْيَاناَ بَعْدَ ما أَمَاتَناَ وَ إِلَيْهِ النُشُور
“Segala puji bagi Allah Yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadanya seluruh makhluk kan dibangkitkan” (HR.Bukhari)
Bangun di pertengahan malam juga menjadi kesempatan bagi seseorang untuk menggapai rahmat Allah. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa bangun pada malam hari, kemudian ia berdoa, “Laa ilaa ha illalllah, wahdahu laa syarikala, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa ‘alaa kulli syai’in qodiir’, Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaa ha illallah, wallahu akbar. Laa haula wa laa quwwata illabillahil ‘aliyyil ‘adziim“.
Setelah itu berdoa, “Ya Allah ampunilah aku”, ataupun doa yang selain itu, niscaya dikabulkan doanya. Kemudian apabila ia bangkit berwudhu lalu sholat maka akan diterima sholatnya,” (HR.Bukhari)
2. Tidur Menjelang Siang
Menjelang siang, Rasulullah mengistirahatkan tubuhnya dengan melakukan qailulah. Qailulah adalah istirahat di pertengahan siang hari, tepatnya ketika terik matahari tengah berada di puncak. Qailulah tidak harus dilakukan dengan tidur. sehingga bisa dibilang batas waktu tidur menurut Islam di siang hari cukup bagus.
Rasulullah bersabda, “Qailulah lah karena sungguh setan itu tidak Qailulah”. Kebiasaan ini disebut dalam Al Quran, tepatnya di surat Al Furqan ayat 24. Allah berfirman, “Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat Qailulahnya.” (QS.Al Furqan: 24).
Jadilah tamu istimewa Allah dengan temukan paket umroh terbaik di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Batas Waktu Tidur yang Dilarang dalam Islam
1. Tidur Setelah Subuh
Rasulullah tidak tidur setelah Subuh. Waktu pagi hari adalah saat di mana keberkahan bisa kita raih. Rasulullah bersabda, “Ya Allah, berkahilah bagi umatku pada pagi harinya” (HR.Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa tidur setelah Subuh hingga terbit matahari hukumnya makruh. Waktu tersebut adalah waktu yang sangat berharga untuk menjemput berkah. Di saat itulah rizki dan keberkahan dari Allah turun kepada hambaNya.
2. Tidur di Waktu Dhuha
Tidur saat Dhuha sebaiknya tidak dilakukan. Tidur di waktu ini membuat seseorang malas, kurang bertenaga, sehingga tidak bersemangat meraih kebaikan untuk dunia dan akhiratnya. Tidur di pagi hari juga akan memberikan dampak negatif bagi tubuh.
3. Tidur di Waktu Ashar
Umroh.com merangkum, waktu tidur ketika Ashar hingga menjelang maghrib adalah waktu tidur yang paling jelek dalam Islam. Para ulama menjelaskan bahwa kebiasaan tidur ini bisa membuat seseorang linglung, pusing, dan badan sakit. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa orang yang suka tidur di waktu ini akan terganggu jiwanya (membuat kondisi jiwa memburuk), sehingga jangan mencaci selain dirinya sendiri.
4. Tidur sebelum Isya’
Diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Barzah, Rasulullah membenci tidur sebelum sholat Isya’ dan mengobrol setelahnya.
Para ulama kemudian memakruhkan tidur sebelum Isya dan menyia-nyiakan waktu setelahnya. Tidur sebelum Isya’ hanya dibolehkan sebagian ulama khusus di bulan Ramadan saja. Dengan catatan tidurnya tidak sampai melewatkan waktu sholat.
5. Tidur Setelah Makan
Langsung tidur setelah makan adalah kebiasaan yang tidak pernah dilakukan Rasulullah. Ilmuwan masa kini menjelaskan bahwa langsung tidur setelah makan bisa membuat proses pencernaan makanan berjalan tidak lancar, sehingga tidak baik bagi kesehatan.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
6. Tidur Sepanjang Hari
Manusia memang membutuhkan tidur untuk beristirahat. Namun, tidur berlebihan hingga sepanjang hari adalah hal yang dilarang. Para ulama menjelaskan bahwa terlalu banyak tidur bisa membuat hati menjadi mati, membuat tubuh menjadi lemas dan malas, serta tidak baik bagi kesehatan.