Setelah itu, ada juga momen istimewa lainnya yang juga terjadi pada bulan Rajab. Salah satunya adalah Perang Yarmuk. Seperti kita ketahui, Perang Yamuk sendiri dipimpin oleh Khalid bin al-Walid, ketika kaum muslimin menghadapi pasukan Romawi, dimana momen ini juga terjadi pada hari Senin, bulan Rajab, tahun 15 H/636 M [Ibn Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah, Juz VII/4]. Khalid bin al-Walid kemudian menaklukkan Hirah, Irak juga terjadi di bulan Rajab [Ibn Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah, Juz VI/343]. Setelah menaklukkan Irak ini, Khalid kemudian melakukan Shalat Fath.
Baitul Maqdis juga berhasil direbut kembali oleh kaum Muslim di bulan Rajab, tepatnya 28 Rajab 583 H/2 Oktober 1187 M di bawah kepemimpinan Shalahuddin al-Ayyubi. Adzan dan Shalat Jum’at kembali dikumandangkan, dan dilaksanakan di masjid bersejarah itu, setelah 88 tahun diduduki tentara Salib. Ini terjadi setelah kemenangan Shalahuddin dalam Perang Hittin.
Rajab juga merupakan moment dimana Khalifah Muhammad IV mengepung Wina-Austria untuk kedua kalinya, pada 28 Rajab 1094 H/14 Juni 1683 M, setelah 154 hari pengepungan pertama yang dilakukan oleh Khalifah Sulaiman al-Qanuni. Pengepungan tersebut berlangsung 59 hari, tetapi tidak membuahkan hasil, menaklukkan Wina, Austria.
Begitulah kemuliaan Rajab di mata Islam dan kaum Muslim, dari dulu, kini hingga Hari Kiamat. Namun, kemuliaan Rajab yang begitu luar biasa itu telah hilang, seiring dengan hilangnya pemahaman dan kesadaran umat akan kemuliaan bulan ini, terutama setelah Islam telah dibuang dari kehidupan, sejak Khilafah ‘Utsmani dihancurkan oleh Kemal Attaturk, bersama Inggris dan Perancis, 28 Rajab 1351 H/1924 M.
Namun, dengan izin dan pertolongan Allah, ada jamaah di antara umat Nabi-Nya yang terus-menerus berjuang siang dan malam untuk menghidupkan kemuliaan Rajab. Berjuang dan melipatgandakan perjuangannya untuk mengembalikan tegaknya kembali Khilafah, terutama di bulan haram ini. Semuanya itu dilakukan karena kesadaran akan kondisi umat ini, bagaimana penderitaan yang dialaminya, serta solusi apa yang seharusnya mereka ambil.
Meski untuk itu, berbagai tantangan, hambatan dan rintangan terus-menerus dihadapi. Tantangan, hambatan dan rintangan yang bahkan, kadang datang dari sesama saudara sendiri. Bahkan, lebih menyedihkan lagi, ketika mereka yang mengaku Muslim itu sanggup menistakan dan menodai kemuliaan warisan Nabi, dan dilakukan di bulan suci yang seharusnya dijaga dan dihormati.
Tetapi, semuanya itu tak membuatnya surut, apalagi patah arang dan menyerah. Karena, keyakinan di dalam hati, bahwa urusan ini adalah urusan Allah. Maka, pasti Allah akan mengurusnya. Menyampaikan urusan-Nya dan memenangkannya. Begitulah keyakinan mereka, dan begitulah keyakinan kita.
Semoga kita senantiasa bisa mengisi kemuliaan Rajab, menjaga kesucian dan kehormatannya, serta menjauhi sejauh-jauhnya kemaksiatan dan dosa yang bisa menistakan dan menodai kesucian dan kehormatannya. Aamiin aamiin aamiin ya Robb…
===
Silahkan dishare