1
Muslim Lifestyle News

Beginilah Cara Islam Melindungi Perempuan (Part 1)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Islam mempunyai tata cara yang sempurna dalam rangka memposisikan kedudukan seorang wanita. Penelitian berkenaan dengan ini, sebenarnya telah lama dibicarakan oleh para pakar yang ada. Termasuk juga analis, serta dosen dari bidang yang mempelajari keislaman. Atas dasar kaidah fiqih, kehormatan seorang perempuan haruslah dijaga dengan baik.

Tak jarang juga mungkin kita telah mendengar banyak khatib pada mimbar-mimbar di masjid yang juga ikut serta menyampaikan kajian komprehensif kepada para jamaah. Isinya membahas tentang kedudukan mulia seorang wanita di dalam Islam.

Kedudukan mulia dari seorang wanita ini memang sudah sepatutnya dikasihkan ke mereka. Karena Islam sendiri begitu memahami jika wanita mempunyai peran yang sangat luar biasa dalam mengoptimalkan urusan rumah tangga.

Bahkan pada postingan yang lain juga pernah disebutkan bahwa sebenarnya profesi IRT (ibu rumah tangga) adalah profesi yang paling mulia dan terhormat untuk seorang wanita. Peran wanita sebagai IRT seperti memegang kebijakan dapur, mendidik anak-anak, dan menentukan keberhasilan atau kegagalan anak-anaknya sebagai generasi gemilang di masa depan. Peran lain yaitu seorang wanita juga bisa menggerakkan opini Islam sebagai representasi dakwah Islam.

Tak jarang orang yang sebenarnya yang mengetahui peran luar biasa dari seorang wanita. Bahkan di sisi lain, telah banyak juga yang menyadari jika wanita bisa menjadi penggerak roda bisnis dalam suatu usaha.

Hal ini dikarenakan wanita yang memiliki kinerja yang lebih ulet, cerdas, mandiri, teliti, serta berpenampilan menarik. Disamping itu wanita tidak terlalu menuntut dalam masalah profit. Hal tersebut tentu menjadi sebuah nilai tambah tersendiri bagi sebuah perusahaan untuk mempekerjakan seorang wanita. Tujuannya tentu saja agar bisnis mereka semakin lancar dan profitnya pun semakin besar.

Hal ini semakin kuat saja ketika di saat yang sama negara malah lupa akan kewajibannya untuk meregulasi tatanan sosial. Regulasi tatanan sosial yang dilakukan negara sangat perlu agar para wanita bisa dapat fokus pada peran dan fungsi utamanya. Dan yang paling parah, jika negara juga seakan tidak cekatan dalam menyediakan lapangan kerja bagi kaum lelaki.

Pada tanggal 18 April 2016 yang lalu, laman Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), membuat sebuah pernyataan. Hal itu disampai ketua (KPAI), Asrorun Niam Sholeh.

webinar umroh.com

Dalam pernyataan tersebut, pemerintah diminta untuk dapat lekas melakukan moratorium untuk masalah pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW). Terlebih bagi wanita yang memiliki balita ke luar negeri. Jika diasumsikan setiap TKI memiliki 2 anak, maka 11,2 juta anak yang kehilangan hak pengasuhan dan kasih sayang dari ibunya. Hal itu jelas saja disebabkan karena ibunya bekerja di luar negeri.

Berkaca pada kenyataan tersebut, sungguh tidak mengheranan apabila kerap kali kita temukan segala macam bentuk fenomena pahit di masyarakat. Fenomena pahit tersebut contohnya tatkala sisi keibuan dari kaum perempuan diperas hanya demi kepentingan para pemilik modal.

Pada sekarang ini, tak jarang kita dapat menengok bagaimana degradasi moral remaja yang meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun para peneliti menyatakan jika faktor yang menjadi penyebabnya bisa beraneka ragam, tetapi penyebab paling darurat dan juga sering terjadi adalah akibat butir internal didalam keluarga. Dinama peran orang tua terlebih lagi ibu telah mengalami perubahan fungsi.

Disamping itu, standar nilai-nilai keislaman dan juga perilaku taat kepada aturan syari’at Islam yang semestinya diimplementasikan oleh para perempuan, sedikit demi sedikit berusaha dihilangkan melalui berbagai persyaratan yang harus dipenuhi perempuan dalam beberapa tempat kerja yang ada. Contohnya saja bertabarruj, tidak berhijab syar’i, meninggalkan tugas dan perannya meri’ayah anak-anak, melayani suami, dan juga mengurus rumah tangga, dan lain sebagainya.

Sebenarnya, slogan “Balance of Better” yang telah dikoar-koarkan oleh para feminis merupakan sebuah kedok eksploitasi belaka, dan perbudakan terhadap kaum perempuan. Asas kebebasan yang terus disuarakan dengan kental dan beraroma sekular kapitalistik, justru membuat seorang wanita makin jauh dari kebebasan dalam frame Islam yang begitu memanusiakan manusia dan memuliakan para wanita.

(bersambung ke part 2)