1
Motivasi Muslim Lifestyle Tips

Beginilah Cara Membentuk Mental Hidup Bersahaja

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

-Membentuk Mental Bersahaja


Agar tercipta mentalitas yang baik dalam diri dan pikiran kita tentang sesuatu yang berhubungan dengan gaya hidup itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kepada manusia agar mereka dalam pemenuhan kebutuhannya dilakoni secara bersahaja, tengah-tengah, dan tidak boros dalam pengeluaran. Tengah-tengah disini bisa diartikan tidak kelewat boros dan juga tidak kelewat irit.

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [al-A’râf/7:31].


وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. [al-An’am/6:141).


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menegaskan dalam sabdanya, yang artinya: “Makanlah, bersedekahlah, dan pakailah dalam keadaan tanpa menghamburkan uang dan kesombongan”.


Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah memperingatkan bahwasannya menjalani hidup yang bermewah-mewahan, meskipun dengan barang-barang yang sifatnya mubah, dapat berpotensi menyeret manusia kepada pemborosan. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa manusia tersebut tidak memberikan apresiasi yang semestinya terhadap harta yang pada hakikatnya merupakan nikmat dari Allah, sehingga ia masuk dalam perilaku menyia-nyiakan harta.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Jauhilah gaya hidup bermewahan. Sesungguhnya hamba-hamba Allah itu bukan orang-orang yang bermewah-mewahan”.

webinar umroh.com

Lihat Shahîhah, 353. Secara khusus, sifat ini juga menjadi kriteria menonjol pada diri ibâdur-rahmân. Yakni para hamba Allah yang sebenarnya.

 

Allah berfirman tentang mereka:
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. [al-furqân/25:67].


Mereka tidak menghambur-hamburkan uang dengan membelanjakan sesuatu di luar kebutuhannya. Mereka juga bukan orang-orang yang bakhil kepada keluarganya, sehingga kebutuhan bagi keluarganya pun terpenuhi dan tidak kekurangan. Mereka membelanjakan hartanya secara adil. Dan sebaik-baik urusan adalah yang tengah-tengah, tidak berlebihan ataupun tidak kikir.