1
Fashion

Beginilah Pandangan Islam Dalam Menyikapi Industi 4.0

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Akibat revolusi industri yang terjadi sekarang ini, dimana kita sekarang telah memasuki industry 4.0, maka dalam beberapa tahun mendatang akan bisa terjadi pergeseran pekerjaan secara besar-besaran.

Salah satunya dapat terjadi pada perusahaan-perusahaan ojek-online seperti gojek atau grab yang baru tumbuh dan meraksasa. Namun boleh jadi dalam beberapa tahun mendatang, keberadaan mereka akan tergantikan dengan adanya ojek tanpa driver menyusul kesuksesan taksi tanpa sopir.

Di sinilah, kita semua harus dapat belajar, bahwasannya revolusi produksi, termasuk juga di dalamnya revolusi industri, seharusnya bisa dikendalikan, sehingga hal tersebut tidak sampai menghancurkan lingkungan, tidak merusak tananan sosial, dan juga tidak sampai menjajah bangsa lain.

Melimpahnya produksi dan berkurangnya kebutuhan tenaga manusia, seharusnya digunakan manusia untuk melakukan hal-hal lain yang lebih bermakna. Mereka bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa diwakilkan ke mesin, robot atau komputer, semisal lebih banyak ibadah, menghafal Qur’an, berdakwah, rekreasi dengan keluarga, mengasuh anak, hingga merawat orang tua.

Manusia mendapat tugas utama untuk senantiasa mengerjakan ibadah dan seorang mukmin juga harus memiliki misi yang mulia untuk dapat menyebarkan rahmat ke seluruh alam semesta ini. Dari fenomena ini, tentu saja ibadah semisal sholat, tidak bisa diwakilkan kepada mesin atau robot.

Jadi sangat tidak boleh seseorang berpemikiran untuk tidak lagi sholat karena sholatnya bisa diwakilkan oleh robot yang dilengkapi AI untuk menggantikan sholatnya. Tidak boleh juga tugas dari seorang imam atau khatib dibebankan pada robot, sekalipun hafal Qur’an dan bacaannya merdu.

Intinya Islam boleh saja dan tidak mempermasalahkan kemajuan teknologi yang terjadi, termasuk pada industry 4.0. Justru sangat baik jika kemajuan teknologi tersebut digunakan dalam kebaikan.

Akan tetapi, berbagai pekerjaan kreatif yang melibatkan emosi seperti seni, inovasi teknologi, dan ijtihad fiqih, juga tidak bisa dilakukan oleh komputer. Komputer hanya dapat menjadi alat pendukung saja. Disinilah umat Islam harus dapat pintar-pintar melihat dan mencerna, mana-mana saja kegiatan yang boleh memanfaatkan kemajuan sebuah teknologi serta mana pula yang tidak.

webinar umroh.com

Namun semua ini hanya dapat dilakukan apabila umat Islam menjadi umat terbaik di muka bumi ini. Hanya dengan terbaik itu mereka lebih berwibawa untuk menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar serta [mengajak] beriman kepada Allah. Tanpa berkualitas terbaik, revolusi industri 4.0 akan terlepas dari tangan umat Islam, seperti pada revolusi industri sebelumnya.

Agar kita menjadi yang terbaik itu, maka umat Islam wajib mewarisi sifat-sifat unggul yang pernah dimiliki para Nabi dan generasi salaf, yaitu berintegritas (shiddiq), pembelajar (fathonah), tuntas bekerja (amanah) dan berani menyampaikan kebenaran (tabligh). Inilah habbit unggul yang diperlukan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yang suka tak suka sudah memasuki rumah-rumah kita.