1
Sejarah Islam

Berjasa Menyebarkan Islam, Ini Peran Penting Laksamana Cheng Ho di Nusantara

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Laksamana Ceng Ho merupakan seseorang yang diangkat oleh Kaisar Tiongkok, Kaisar Cheng Tsu. Tugasnya adalah memperkenalkan kebesaran Tiongkok kepada negeri-negeri sebelah selatan. Bisa dibilang, tugas seorang laksamana adalah sebagai duta besar yang menjadi utusan persahabatan ke negeri-negeri sebelah selatan Tiongkok.

Saat Kaisar Cheng Tsu menjadi pemimpin di Kerajaan Tiongkok, ia mengakui hak rakyatnya untuk beragama Islam, sebagaimana diakuinya pemeluk Budha atau yang lain. Cheng Ho merupakan seorang laksamana beragama Islam. Ia adalah seorang Islam yang taat. Berasal dari Yunan, kedua orang tua Laksamana Cheng Ho juga merupakan pemeluk Islam yang taat. Keduanya konon telah melaksanakan haji ke Mekkah.

Di Kerajaan Tiongkok, Cheng Ho juga dipanggil dengan sebutan Kasim San Bao. Dialek Hokian kemudian membuatnya terdengar seperti Sam Po. Inilah yang membuat Laksamana Cheng Ho juga dikenal sebagai Sam Po Kong.

Berlayar ke Nusantara dengan Armada yang Sangat Kuat

Cheng Ho diperintahkan untuk berlayar ke negeri-negeri selatan dengan membawa 62 kapal. Ada yang menyebut Laksamana Cheng Ho membawa 300 kapal. Kala itu, Kekaisaran Tiongkok sedang mengalami kemunduran. Perjalanan yang dilakukan Laksamana Cheng Ho ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Tiongkok. Kaisar Cheng Tsu saat itu menyambut baik usulan dari Laksamana Cheng Ho itu.

Kapal-kapal yang dibawa Laksamana Cheng Ho adalah kapal besar, dengan panjang 400 kaki dan lebar 180 kaki. Beserta Laksamana Cheng Ho, ikut pula 27.000 tentara. Perjalanan yang dilakukan Laksamana Cheng Ho ini dikenal sebagai ekspedisi dengan pelayaran terbesar.

Menjalin Hubungan Baik dengan Kerajaan-Kerajaan di Nusantara

Di pelayaran tahun 1405 dari Tiongkok, Cheng Ho singgah di Kerajaan Malaka. Ia menyerahkan cap Mahor, sebagai hadiah kepada Raja Malaka. Laksamana Cheng Ho dan pasukannya kemudian berlayar ke Palembang. Di sana, ia menangkap pimpinan bajak laut Tiongkok yang bernama Kheng Tui. Cheng Ho kemudian kembali lagi ke Tiongkok.

Laksamana Cheng Ho melakukan tugasnya dengan baik. Selama bertahun-tahun ia bolak-balik dari Tiongkok menuju ke negeri-negeri di Selatan. Ia telah menjalin hubungan Tiongkok dengan Kerajaan Malaka, Kerajaan Sailan, Kerajaan Samudera Pasai, dan Kerajaan Brunei.

Sekaligus Perjalanan Dakwah

Kunjungan negara yang dilakukan Cheng Ho juga dibarengi dengan dakwah, mengingat Laksamana Cheng Ho adalah seorang Muslim yang taat. Beserta rombongannya, tidak sedikit ulama Muslim Tiongkok yang ikut dalam ekspedisinya. Salah satu yang ikut dalam perjalanan Cheng Ho adalah ulama yang bernama Ma Huan. Ia adalah seorang yang mahir berbahasa Arab dan Persia. Ma Huan juga menulis buku yang berjudul Ying Ya Sheng Lan yang artinya ‘Pemandangan Indah di Seberang Samudra’. Buku ini banyak melukiskan aktivitas dakwah Cheng Ho yang cukup kental dalam perjalanan diplomatiknya itu.

webinar umroh.com

Laksamana Cheng Ho disebut pernah mampir ke Jawa Barat, tepatnya di Pelabuhan Muara Jati Cirebon. Saat itu, Cheng Ho membawa serta 73 kapal besar bersamanya. Cirebon saat itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Singapura, yang dipimpin Kerajaan Galuh atau Pajajaran.

Menyebarkan Islam di Jawa Barat

Kunjungan Cheng Ho ke Jawa Barat kala itu membawa dua ulama besar, yang oleh masyarakat setempat dipanggil Syekh Quro dan Syekh Nurjati. Kedua ulama itu memang akhirnya menetap di Jawa Barat. Syekh Quro mendirikan pesantren pertama di Jabar, tepatnya di Karawang. Sementara Syekh Nurjati menyebarkan Islam di Cirebon. Syekh Nurjati juga yang kemudian menjadi guru Raden Walangsungsang (yang merupakan putra Prabu Siliwangi) dan keponakannya. Keponakan Raden Walangsungsang ini yang kemudian dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.

Mampirnya Cheng Ho ke Nusantara membuatnya memiliki peran dalam penyebaran Islam di sini. Bahkan, pengaruh yang dibawa Cheng Ho cukup kuat, hingga Islam menyebar dengan cepat diiringi dengan perkembangan akulturasi budaya. Salah satu ‘peninggalan’ Laksamana Cheng Ho yang dipakai hingga saat ini adalah bedug untuk memanggil orang berkumpul kala waktu sholat tiba.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.