1
Motivasi Muslim Lifestyle News

Bersatulah Para Kaum Muslimin

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Dibutuhkan effort lebih keras (mujahadah) untuk menjadikan diri kita lebih siap bergerak, bekerja dan berkarya untuk kejayaan Islam.

Sejak kehadirannya, Islam telah datang membawa banyak perobahan kepada manusia. Sebagian dari mereka yang tidak mendapat hidayah, hanya mampu kagum dan heran, bagaimana Islam yang dari lahir sampai dalam putaran sejarah selalu menghadirkan pesona-pesona yang akal dan nurani manusia dibuat kagum dan

tak pernah mampu melupakannya.

Jika kita berkaca pada sejarah masa lalu, mungkin kita bisa terenyuk kala merenungkan beberapa peristiwa dramatis dan luar biasa, seperti pada pertempuran Persia, “Bagaimana bisa,” ia bertanya, “orang-orang tanpa senjata, berkuda tanpa baju baja atau perisai, berhasil memenangkan pertempuran… dan meruntuhkan semangat kebanggaan diri orang-orang Persia?”

Masih ada bahkan mungkin banyak kekaguman-kekaguman serupa atas sejarah Islam. Akan tetapi, semua itu belum menjelma di masa kini, dimana kita sama-sama memiliki kesempatan sama untuk mengembalikan kemuliaan Islam di masa hidup atau di zaman kita ini.

Dan apabila kita bertanya mengapa begitu luar biasanya kekuatan Islam pada sejarah-sejarah di masa lampau? Jawabannya sederhana, intinya karena bersatu. Sebab kekuatan utama umat muslim terletak pada persatuan mereka serta ikatan yang menganggap antara satu dan yang lain adalah saudara. Karena bersaudara, umat Islam sedunia—tak hanya di negeri ini—diperintahkan untuk bersatu. Mereka haram bercerai-berai. Allah SWT berfirman:

Berpegang teguhlah kalian pada tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah-belah. Ingatlah nikmat Allah atas kalian saat kalian dulu saling bermusuhan, lalu Dia mempertautkan kalbu-kalbu kalian sehingga kalian dengan nikmat-Nya menjadi bersaudara… (TQS Ali Imran [3]: 103).

Terkait frasa “tali Allah” dalam ayat di atas, Abu Said al-Khudri menyatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Kitabullah adalah tali Allah yang memanjang dari langit hingga bumi.” (HR at-Tirmidzi).

webinar umroh.com

Adapun frasa jangan berpecah-belah, menurut Imam al-Qurthubi, maksudnya adalah jangan berselisih dalam agama sebagaimana yang terjadi di kalangan kaum Yahudi dan Nasrani dalam agama mereka. Frasa tersebut juga bisa bermakna: Jangan bergolong-golongan mengikuti hawa nafsu dengan berbagai macam tujuan duniawi (Tafsîr al-Qurthubi, IV/159).

Karena itulah Imam Abul Qasim al-Isbahani mengatakan, “Kelompok yang selalu merujuk dalam segala sesuatu pada al-Quran dan as-Sunnah pasti akan selalu menjaga persatuan.”

Alhasil, mari kita eratkan ukhuwah (persaudaraan), kuatkan wihdah (persatuan) dan rekatkan mahabbah (saling cinta). Niscaya akan lahir al-quwwah (kekuatan). Dengan itulah kita secara bersama-sama akan mampu meraih ‘izzah (kemuliaan) di dunia dan akhirat. Saatnya kita menjadikan akidah Islam sebagai satu-satunya ikatan. Saatnya kita hidup bersama-sama dan saling bekerjasama di bawah Panji Tauhid Lâ ilâha ilalLâh Muhammad RasululLâh.
WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. []

Hikmah:

Janganlah kalian saling mendengki. Jangan kalian saling melakukan najasy (pura-pura menawar dengan maksud untuk menguntungkan penjual dan merugikan pembeli). Jangan kalian saling marah. Jangan saling membelakangi. Jangan pula kalian saling menjual barang yang sedang ditawar saudaranya. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Tidak boleh ia menzalimi, menelantarkan dan menghina saudaranya. Takwa itu di sini—beliau menunjuk ke arah dadanya tiga kali. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim atas Muslim lainnya haram darah, harta dan kehormatannya.” (HR Muslim, Ibn Majah dan Ahmad).