1
Serba-serbi Ramadhan

Bilal Tarawih: Bacaan dan Dalil Hukumnya

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Dzikir adalah ibadah, dan ibadah harus berlandaskan dalil. Inilah kaidah fiqih di kalangan para ulama, “Hukum asal ibadah adalah haram, sampai adanya dalil”. Berkaitan dengan sholat tarawih, kita seringkali mendengar dzikir khusus yang dibacakan ketika beristirahat di antara salam sholat tarawih. Bilal tarawih membacakannya dengan lantang sehingga semua jamaah mendengar dan mengikuti. Pada artikel ini, umroh.com akan membahas mengenai bacaan tersebut beserta dalilnya.

Baca juga: Doa Setelah Sholat Tarawih Beserta Ketentuannya

Bacaan Bilal Tarawih

Bagi umat muslim yang pernah beribadah di Tanah Suci saat bulan Ramadhan, pasti menemukan keunikan ketika melaksanakan sholat tarawih di Tanah Air. Di sela-sela rakaat sholat tarawih setelah salam, sebagian masjid di Indonesia terbiasa mengamalkan dzikir berjamaah yang dipimpin oleh Bilal Tarawih. Bacaannya Bilal Tarawih yaitu:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

Asyhadu alla ilaha illallah, astaghfirullah, as-alukal jannah wa a’udzu bika minan naar

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan aku memohon ampunan pada Allah, aku meminta surga dan meminta perlindungan dari neraka.”

Kebiasaan ini muncul karena adanya hadis yang menjadi rujukan. Rasulullah bersabda, “Perbanyaklah melakukan 4 hal dalam bulan Ramadan. Dengan dua hal, kalian akan mendapatkan ridha dari Rabb kalian; dua hal lainnya sangat kalian butuhkan. Dua hal, yang dengannya kalian mendapatkan ridha Rabb kalian, adalah syahadat Laa ilaaha illallaah dan beristigfar kepada-Nya. Adapun dua hal yang sangat kalian butuhkan adalah kalian meminta surga dan memohon perlindungan dari neraka.”

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download aplikasinya sekarang juga!

Al Wahidi menyatakan sanad hadis ini dhoif. Karena adanya sanad dari Ali bin Zaid bin Jada’an, dari Sa’id bin Al Musayyib, dari Salman Al Farisi. Ia berujar bahwa Rasulullah berkhutbah di hari terakhir bulan Sya’ban, kemudian disebutkan hadis tersebut. Ali bin Zaid bin Jada’an itu dhoif, sebagaimana keterangan Imam Ahmad dan lainnya. Menurut pendapat paling kuat, hadis lemah tidak bisa diamalkan.

webinar umroh.com

Konteks hadis secara lebih lengkap memang membicarakan tentang bulan Ramadhan. Namun dzikir di atas tidak disebutkan secara khusus untuk shalat tarawih. Silakan lihat hadits secara lengkap dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah no. 871 karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah.

Kemudian merujuk pada asal kata tarawih. Shalat tarawih disebut tarawih karena berarti istirahat. Jadi waktu tersebut sebenarnya adalah kesempatan para jamaah untuk menarik nafas tanpa dibebani hal lainnya.

Mencontoh Para Sahabat Rasulullah

Umroh.com merangkum, tidak ditemukannya nukilan dari para ulama di kalangan sahabat dan ulama setelahnya, menunjukkan bahwa tidak ada dzikir berjamaah di antara rakaat-rakaat sholat tarawih. Apabila ada tuntunan, tentu akan sampai pada kita.

Syaikh Muhammad Al Abdari (Ibnul Hajj) dalam kitab Al Madkhol menyatakan,

“Pasal Dzikir di antara dua rakaat sholat tarawih: Hendaknya para imam menjauhi dzikir yang tidak ada tuntunan yang ada setiap dua kali salam dari sholat tarawih. Hendaklah pula tidak mengangkat suara dzikir ketika itu atau dzikir tersebut dilakukan secara berjamaah dengan satu suara. Semua ini perkara yang tidak dituntunkan.

Begitu pula termasuk yang dilarang bagi muadzin adalah meneriakkan ‘ash-shalaatu yarhamukumullah’ setelah dua kali salam dari sholat tarawih. Perkara ini juga tidak ada tuntunannya. Membuat suatu perkara baru yang tidak ada tuntunannya dalam agama jelas tidak boleh.

Sebaik-baik petunjuk yang harus diikuti adalah petunjuk Rasulullah, lalu petunjuk Khulafaur Rasyidin dan petunjuk para sahabat. Tidak ada juga salah seorang ulama yang dijadikan teladan di masa silam yang mengajarkan seperti itu.” (Al Madkhal, 2: 293-294)

Jadilah tamu istimewa Allah di Tanah Suci, yuk temukan paketnya cuma di Umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"] 

Bacaan Doa Setelah Sholat Witir

Merujuk pada kumpulan hadis shahih, tuntunan doa yang ada dalam ritual sholat tarawih adalah doa penutup sholat witir. Setelah usai sholat tarawih dan sholat witir, kita dianjurkan membaca doa berikut ini.

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Subhaanal malikil qudduus  (dibaca 3 kali)

Artinya: “Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan” (HR.An Nasai dan Ahmad)

Atau doa ini:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allohumma innii a’uudzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu’aafaatika min ‘uquubatik, wa a’uudzu bika minka laa uhshii tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsik (Dibaca 1 kali)

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemarahan-Mu, dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjukan untuk diri-Mu sendiri. (HR.Abu Daud 1427; At Tirmidzi 3566; An Nasa’i 1748; dan Ibnu Majah 1179)

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!

Dalil Membaca Niat Setelah Sholat Tarawih atau Sholat Witir

Ada lagi kebiasaan di Indonesia setelah sholat tarawih, yaitu membaca niat puasa wajib secara berjamaah. Padahal ini tidak dituntunkan oleh Rasulullah. Sebenarnya arti niat ialah keinginan untuk melakukan sesuatu. Jika kita sudah berkeinginan bangun makan sahur, maka kita dikatakan sudah niat untuk berpuasa.

Jadi niat tidak perlu diucapkan, apalagi dikeraskan untuk dibaca berjamaah. Imam Nawawi berkata,

لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ

Artinya: “Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan. Masalah ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Roudhotuth Tholibin, 1: 502)

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.