1
Tips

Dijamin Laku, Ini 4 Cara Berdagang Ala Nabi Muhammad

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Nabi muhammad SAW menjadi salah satu Nabi yang sukses menjajakan dagangannya dalam masyarakat Qurasy pada zamannya. Meskipun beliau sudah di jamin masuk surga oleh Allah SWT namun beliau tetap ingin berperilaku dan berkegiatan seperti manusia-manusia pada umumnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya salah satunya yaitu di mulai dengan mengikuti pamannya Abdul Muthalib berdagang sejak masih berusia delapan tahun dengan tujuan membantu meringankan beban pamannya. Nabi muhammad SAW pun telah ikut dengan para khalifah lainnya untuk berdagang sampai ke negeri Syam yang sekarang bernama Suriah. 

Baca juga: Kisah Utsman Bin Affan yang Membeli Sumur Yahudi

Umroh.com merangkum, menginjak usia 15 tahun, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk berdagang sendiri dan serius menekuni dunia dagang dan usaha. Beliau berdagang hingga ke 17 negara lebih diantaranya yaitu Syam, Yordania, Bahrain, Busra, Irak, Yaman, dan lainnya. Selama berdagang Nabi dikenal dengan pedagang yang jujur, amanah, sopan santun, menghormati pelanggan, tepat janji, dan tidak pernah menjual barang dagangan yang  tidak layak jual. Semua transaksi yang dilakukan oleh Nabi dengan para pelanggannya selalu atas dasar sukarela, dengan ijab dan kabul. Dengan kejujuran tersebut dan juga integritasnya sehingga beliau pun diberi gelar Al Amin, yaitu orang yang dapat dipercaya. Dari hal tersebut timbul beberapa pertanyaan, bagaimana strategi dagang Nabi Muhammad SAW sehingga dapat mencapai kesuksesan di usia muda?

4 Strategi Berdagang Ala Nabi Muhammad SAW

1. Melakukan segmentasi, menetapkan target pasar (targeting), dan positioning

Sebelum menjajakan suatu barang, Nabi Muhammad SAW. memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kebiasaan, cara hidup, cara makan dan minum, serta kebutuhan yang diperlukan masyarakat setempat. Beliau berhasil melakukan segmentasi sehingga ketika datang ke kota A maka barang-barang yang dibawa adalah ini dan itu. Ketika datang ke kota B maka barang yang dibawa lain lagi dan seterusnya. Nabi Muhammad SAW juga mahir dalam melakukan targeting. Beliau tidak hanya memasuki satu segmen saja, beliau memasuki semua segmen yang ada dalam masyarakat semenanjung Arab. Mulai dari budak hingga kalangan elit kerajaan, bahkan sang raja. Di samping itu, Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang pintar dalam memposisikan diri dimanapun dia berada. Beliau tidak pernah mengecewakan pelanggannya. Beliau juga sangat menghormati pelanggannya, baik yang dewasa ataupun remaja.

Baca juga: Jangan Lupa untuk Mengaji Hari Ini, Cukup Buka Al Quran Anda di Sini!

2. Melakukan diferensiasi, bauran pemasaran, dan memiliki prinsip dalam menjual

Nabi Muhammad SAW adalah orang yang berpikiran secara tidak biasa dan setisp pemikirannya mengandung inovasi. Beliau berdagang dengan cara-cara yang beda, tidak konvensional digunakan pedagang lainnya pada saat itu. Terkait hal ini, ada dua cara yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, yaitu menjalin hubungan yang baik (silaturahim) dengan pelanggannya dan melakukan ekspansi usaha ke wilayah-wilayah lain, bukan hanya satu wilayah saja. Yang tidak kalah penting, Nabi Muhammad SAW selalu menjelaskan kekurangan dan kelebihan barang dagangannya dengan jujur kepada para pelanggannya. Mematok harga sesuai dengan nilai komoditasnya dan tidak melakukan perang harga dengan pedagang lainnya. Sesuai dengan hadist riwayat Buhari “Janganlah kamu menjual menyaingi penjualan saudaramu”. Nabi Muhammad SAW juga memiliki prinsip-prinsip dalam menjual barang dagangannya, diantaranya adalah tidak menipu dalam mendeskripsikan barang dagangannya, tidak bersumpah yang berlebihan, jujur dalam timbangan dan takaran, serta tidak memonopoli komoditas. 

4 cara berdagang ala nabi muhammad (source shutterstock)

3. Melakukan branding dan pelayanan yang baik

Nabi Muhammad SAW dikenal masyarakat Arab sebagai pribadi yang jujur dan bisa dipercaya sehingga beliau mendapatkan julukan al-Amin. Personal branding ini tidak didapat secara singkat dan tiba-tiba, melainkan dalam waktu yang lama. Karena memiliki julukan dapat dipercaya, sehingga banyak investor yang berinvestasi kepada Nabi Muhammad SAW, maka tidak heran jika Nabi Muhammad SAW kerap kali berdagang tanpa modal sepeser pun, alias menjualkan barang dagangan orang lain dengan imbalan bagi hasil. Hal itulah yang menghantar Nabi Muhammad SAW menjadi seorang pengusaha atau pedagang yang jujur, profesional, dan disegani siapapun. Tak hanya itu, Nabi Muhammad SAW juga memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggannya, beliau sangat ramah dan menghormati pelanggannya. Bahkan, beliau mendahulukan kepentingan pelanggannya atas dirinya sendiri. 

Baca juga: Ada Banyak Cara Mudah untuk Pergi Umroh Bersama, di Sini Caranya!

webinar umroh.com

 4. Bersikap jujur, ikhlas, dan profesional

Dalam berdagang, Nabi Muhammad SAW mengedepankan sikap jujur, ikhlas, dan profesional. Maksudnya, tidak pernah membohongi pelanggannya dan ikhlas menjalankan usahanya. Meski demikian, Rasulullah adalah seorang yang profesional. Beliau selalu mencari cara yang beda dan baru dalam menjual barang dagangannya. Selain itu Nabi mengajarkan kepada seluruh umatnya agar berdagang jangan sampai menganggu ibadah. Karena Allah SWT sangat tidak menyukai orang yang sibuk berdagang atau berbisnis sehingga melupakan kewajibannya untuk beribadah.

Dari keempat hal tersebut dapat kita jadikan contoh yang baik untuk memulai usaha dengan cara yang baik pula. Karena siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil yang manis pula nantinya sama seperti kisah Nabi Muhammad SAW. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat menjadi prinsip kita dalam memulai suatu usaha.