Umroh.com – Seorang manusia tidak akan lepas dari kesalahan dan dosa selama hidupnya yang berikabt dari hawa nafsu. Tak hanya itu, terkadang manusia lupa akan akhiratnya dan lupa bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi sehingga lalai dalam bersikap ataupun beribadah kepada-Nya.
Karena itulah muhasabah diri sangat penting dilakukan agar manusia bisa lebih baik dalam hidup yang dijalaninya.
Baca juga: Inilah Pengertian Muhasabah Menurut Islam
Kisah Muhasabah Diri
Umroh.com merangkum, muhasabah diri adalah bentuk intospreksi untuk mengoreksi kekurangan dan kesalahan diri sendiri. Dalam kitab Imam Bukhari, dibuka dengan perkataan Abu az-Zinad,
إن السنن ووجوه الحق لتأتي كثيرًا على خلاف الرأي
“Sesungguhnya mayoritas sunnah dan kebenaran bertentangan dengan pendapat pribadi” [HR. Bukhari]
Benar apa yang dikatakan Imam Bukhari bahwa manusia sering menolak kebenaran hanya karena bertentangan dengan pendapat mereka pribadi. Sebagaimana dakwah tauhid yang Rasulullah SAW gencarkan ditolak karena bertolak belakang dengan keinginan pribadi mereka.
Tak jarang manusia tak bisa mengontrol hawa nafsu mereka sendiri dan malah semakin melakukan kekeliruan serta enggan menerima koreksi. Hal ini jelas berbeda dengan kalangan mujtahid yang ketika keliru dalam berijtihad, mereka akan mengevaluasi dan memperbaiki diri. Padahal kesalahan seorang mujtahid tetap memberikan satu pahala bagi mereka.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Di hari kiamat nanti, malaikat akan menolak suatu golongan yang hendak datang ke Al Haudh (telaga Rasulullah di hari kiamat). Mereka tak bisa mendatangi Al Haudh lantaran dahulu di dunia, mereka menolak kebenaran dan tetap berada pada kesalahan dan kesesatan. Dalam hadits diceritakan bagaimana para malaikat memberikan alasan kepada Rasulullah SAW,
إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ، وَلَمْ يَزَالُوا يَرْجِعُونَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ، فَأَقُولُ: أَلَا سُحْقًا، سُحْقًا
“Mereka telah mengganti-ganti (ajaranmu) sepeninggalmu” maka kataku: “Menjauhlah sana… menjauhlah sana (kalau begitu)” [Shahih. HR. Ibnu Majah]
Karena itulah muhasabah diri perlu dilakukan agar tidak terjebak ke dalam kemaksiatan dan kesesatan.
Cara Muhasabah Diri dan Contohnya
Adapun cara muhasabah diri menurut Islam yakni sebagai berikut:
1. Tidak menutup diri dari masukan orang lain
Seseorang terkadang melakukan kesalahan yang tidak mereka sadari. Dengan bersama rekan yang shalih, mereka bisa saling mengingatkan agar senantiasa bermuhasabah dan mengevaluasi diri.
Dalam suatu riwayat, Imam Bukhari menceritakan usul Umar kepada Abu Bakr RA dalam mengumpulkan Al Qur’an. Saat itu, Abu Bakr menolak usul tersebut namun Umar terus mendesak dan mengatakan bahwa hal itu adalah kebaikan. Akhirnya, Abu Bakr menerima usul tersebut dan mengatakan,
فَلَمْ يَزَلْ عُمَرُ يُرَاجِعُنِي فِيهِ حَتَّى شَرَحَ اللَّهُ لِذَلِكَ صَدْرِي، وَرَأَيْتُ الَّذِي رَأَى عُمَرُ
“Umar senantiasa membujukku untuk mengevaluasi pendapatku dalam permasalahan itu hingga Allah melapangkan hatiku dan akupun berpendapat sebagaimana pendapat Umar” [HR. Bukhari]
Dapat kita ambil hikmah dari kisah tersebut bahwa Abu Bakr tidak bersikukuh ketika mendapat usulan yang lebih baik meski kedudukan beliau lebih tinggi.
Jadilah tamu istimewa Allah dengan temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
2. Bersahabat dengan orang-orang shalih
Salah satu rejeki yang Allah SWT berikan kepada seorang muslim adalah dengan dikelilingi oleh sahabat yang shalih. Mereka akan menasihati dan mengingatkan kekeliruan yang kita lakukan. Rasulullah SAW pun bersabda,
إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ، أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ، فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِي
“Sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kalian. Aku lupa sebagaimana kalian lupa. Oleh karenanya, ingatkanlah aku ketika diriku lupa” [HR. Bukhari]
Karena itulah alangkah baiknya ketika budaya saling mengingatkan dan menasihati tertanam dalam kaum muslimin sebagai cermin bagi diri kita untuk senantiasa melakukan banyak hal baik.
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِالْأَمِيرِ خَيْرًا جَعَلَ لَهُ وَزِيرَ صِدْقٍ، إِنْ نَسِيَ ذَكَّرَهُ، وَإِنْ ذَكَرَ أَعَانَهُ
“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi diri seorang pemimpin/pejabat, maka Allah akan memberinya seorang pendamping/pembantu yang jujur yang akan mengingatkan jika dirinya lalai dan akan membantu jika dirinya ingat” [Shahih. HR. Abu Dawud].
3. Menyendiri untuk bermuhasabah
Salah satu bentuk evaluasi dan introspeksi diri yang berguna adalah dengan menyendiri untuk bermuhasabah. Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan,
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ
“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” [HR. Tirmidzi]
Selain itu, dari Maimun bin Mihran, beliau berkata,
لَا يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ
“Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” [HR. Tirmidzi]
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Apabila hal tersebut dilakukan maka umat manusia akan lebih baik. Karena musibah sebenarnya adalah ketika manusia terus menerus dalam melakukan hal yang salah.
Itulah cara muhasabah diri dalam Islam semoga bermanfaat ya!