1
Category

Tips

Category

(untuk ulasan sebelumnya, dapat dilihat di part 2 dengan link berikut: https://www.umroh.com/blog/agar-dakwah-dan-keluarga-tetap-seimbang-part-2/) Perbuatan terpuji saling menasihati, menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran pun merupakan pengamalan terhadap hadits Nabi ﷺ yang lainnya, hadits dari Abi Ruqayyah Tamim bin Aus al-Dâri r.a. bahwa Nabi ﷺ bersabda: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» “Agama itu adalah nasihat” Para sahabat bertanya: “Untuk siapa?” Nabi ﷺ bersabda: لِلّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ، وَعَامَتِهِمْ “Untuk Allah, kitab suci-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin pada umumnya.” (HR. Muslim) Apa maknanya? Al-Hafizh Ibn Daqîq al-‘Iid (w. 702 H) menjelaskan bahwa makna sabda Rasulullah ﷺ: “Agama itu adalah nasihat” yakni tiang agama dan pondasinya adalah al-nashîhah.[7] Ibn Daqîq al-‘Iid pun menjelaskan bahwa lafal al-nashîhah secara bahasa: al-ikhlâsh (kemurnian), dikatakan: nashahtu al-‘asala (saya telah memurnikan madu) jika menyucikannya, dan dikatakan pula makna selainnya.[8] Apa makna al-nashihah li ‘amatihim? Dijelaskan Ibn Daqîq al-‘Iid yang menukil pernyataan Imam al-Khaththabi (w. 388 H) dan…