Ketika gaya hidup seseorang yang bekerja semata-mata untuk keuntungan materi dunia ini dibandingkan dengan gaya hidup seseorang yang berjuang untuk imbalan akhirat di akhirat, tampaknya ada sedikit perbedaan. Dalam kedua kasus, setiap orang terlihat berusaha untuk mempertahankan kehidupan yang berkualitas. Al-Qur’an, bagaimanapun, menyatakan bahwa kedua pihak jauh dari sama: {Lalu apakah orang yang beriman sama dengan orang yang fasik? Mereka tidak setara.} (As-Sajdah 32: 18) Jelaslah bahwa orang yang tidak percaya, terbatas pada dirinya sendiri dan memakan keinginannya sendiri, tidak dapat dibandingkan dengan orang yang benar-benar beriman. Orang yang tidak beriman mungkin menemukan bahwa semua keinginan duniawinya terpenuhi, tetapi pencapaiannya hanya akan membawa kepuasan sementara; {Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.} (Al-Israa ’17: 18.) Orang beriman di sisi lain, dapat mencapai…
By Tepe Raget