1
Sejarah Islam

Begini Ciri-ciri Istri Solehah dalam Kisah Nabi Ibrahim

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Rumah tangga harmonis adalah idaman setiap keluarga. Tiada ada perhiasan yang paling indah di muka bumi ini, kecuali istri yang solehah. Perkataan ini bukanlah sekedar kutipan dari lagu semata melainkan memang benar adanya. Di mana dalam Al-Qur’an sendiri dijelaskan banyak hal mengenai kemuliaan seorang istri yang solehah, yang merupakan idaman seluruh lelaki yang beriman di muka bumi ini. Lalu bagaimana ciri-ciri istri solehah berdasarkan kisah Nabi Ibrahim? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Gak Nyangka! Begini Kisah Nabi Ibrahim dan Malaikat Maut

Kisah Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail

Berdasarkan pemaparan tim umroh.com, suatu hari Nabi Ibrahim mengunjungi anaknya Nabi Ismail di semenanjung Arab. Namun Nabi Ismail tidak berada di rumah. Nabi Ibrahim hanya bertemu dengan istri Nabi Ismail. Dan Istrinya Ismail tidak mengetahui bahwa yang datang adalah Nabi Ibrahim. Terjadilah dialog antara Nabi Ibrahim dan menantunya;

“Siapakah kamu?” Nabi Ibrahim bertanya

“Aku istri Ismail.” Jawab menantunya

“Di manakah suamimu, Ismail?” Tanya Nabi Ibrhim lagi

“Dia pergi berburu.” Lalu menantunya menjawab

“Bagaimanakah keadaan hidupmu sekeluarga?” Kata Nabi Ibrahim

webinar umroh.com

“Oh, kami semua dalam kesempitan dan (mengeluh) tidak pernah senang dan lapang.” Jawab menatunya

“Baiklah! Jika suamimu balik, sampaikan salamku padanya. Katakan padanya, tukar tiang pintu rumahnya (tiang yang dimaksud disini adalah istri, dan kata-kata Nabi Ibrahim sebagai kiasan supaya Ismail menceraikan istrinya).” Pesan Nabi Ibrahim

“Ya, baiklah.” Jawab menantunya

Setelah Nabi Ismail pulang dari berburu, istrinya terus menceritakan tentang orang tua yang telah singgah di rumah mereka.

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!

“Adakah sesuatu yang ditanya oleh orang tua itu?” Ismail pun bertanya

“Dia bertanya tentang keadaan hidup kita.” Jawab Istrinya

“Apa jawabanmu?” Tanya Ismail

“Aku ceritakan kita ini orang yang susah. Hidup kita ini selalu dalam kesempitan, tidak pernah senang.” Jawab istrinya

“Adakah dia berpesan sesuatu?” Tanya Nabi Ismail

“Ya ada. Dia berpesan supaya aku menyampaikan salam kepadamu serta meminta kamu menukarkan tiang pintu rumahmu.” Kata istri Ismail

Lalu Nabi Ismail mengatakan, “Sebenarnya dia itu ayahku. Dia menyuruh kita berpisah. Sekarang kembalilah kau kepada keluargamu.”

Ismail pun menceraikan istrinya yang suka merungut serta tidak bersyukur kepada takdir Allah SWT. Ia pun berani pula membeberkan rahasia rumah tangga kepada orang luar.

Tidak lama setelah itu, Nabi Ismail menikah lagi. Setelah sekian lama, Nabi Ibrahim datang lagi ke Makkah dengan tujuan mengunjungi anak dan menantunya. Terjadilah lagi pertemuan antara mertua dan menantu yang saling tidak mengenali.

“Dimana suamimu?” Tanya Nabi Ibrahim

“Dia tidak ada dirumah. Dia sedang berburu.” Jawab menantunya

“Bagaimana keadaan hidupmu sekeluarga? Mudah-mudahan dalam kesenangan?” Nabi Ibrahim pun menanyakan hal yang sama seperti sebelumnya.

Jadilah tamu Allah dengan temukan paket umroh di Umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]

“Syukurlah kepada tuhan, kami semua dalam keadaan sejahtera, tidak ada-apa yang kurang.” Jawab menantunya

“Baguslah kalau begitu.” Kata Nabi Ibrahim

“Silakan duduk sebentar. Boleh saya hidangkan sedikit makanan?” Kata menantunya 

“Apa yang ingin kamu hidangkan?:” Tanya Ibrahim

“Ada sedikit daging, tunggu sebentar saya sediakan minuman dahulu.” Jawab menantunya

Lalu Nabi Ibrahim berdoa, “Ya Allah! Ya Tuhanku! Berkatilah mereka dalam makan minum mereka. (Berdasarkan peristiwa ini, Rasulullah beranggapan keadaan mewah negeri Makkah adalah berkat doa Nabi Ibrahim).”

”Baiklah, nanti apabila suamimu pulang, sampai-kan salamku kepadanya. Suruhlah dia menetapkan tiang pintu rumahnya sebagai kiasan untuk mengekalkan istri Nabi Ismail).” Pesan Nabi Ibrahim

Apabila Nabi Ismail pulang daripada berburu, seperti biasa dia bertanya sekiranya sesiapa datang datang mencarinya.

“Siapa datang ketika aku tidak ada di rumah?” Tanya Ismail

“Ya, ada. Orang tua yang baik rupanya dan perwatakannya sepertimu.” Jawab Istrinya

“Apa katanya?” Tanya Ismail

“Dia bertanya tentang keadaan hidup kita.” Jawab Istrinya

“Apa jawabanmu?” Lalu Ismail bertanya

“Aku katakan kepadanya hidup kita dalam keadaan baik, tidak ada apapun yang kurang. Aku ajak juga dia makan dan minum.” Jawab istrinya

“Adakah dia berpesan sesuatu?” Nabi Ismail pun mempertanyakan pesannya

“Ada, dia mengirim salam buatmu dan menyuruh kamu tiang pintu rumahmu.” Jawab Istrinya

“Oh, begitu. Sebenarnya dialah ayahku. Tiang pintu yang dimaksudkannya itu ialah dirimu yang dimintanya untuk aku jaga.” Kata Nabi Ismail

“Alhamdulillah, syukur.” Jawab istrinya

Ciri Istri Solehah dalam Kisah Nabi Ismail

Sudah kita simak kisah tabiat dari istri Nabi Ismail. Kisah ini begitu menyentuh jiwa. Setiap kesulitan dalam berumah tangga harus dinikmati dan disyukuri dengan lapang dada. Allah tidak akan memberikan kesusahan di atas kadar kemampuann umatNya. Berikut ini ciri istri solehah yang dapat kita ambil dari kisah Nabi Ismail, diantaranya.

1. Taat dan Bertaqwa kepada Allah SWT

Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Wanita dinikahi karena empat hal yakni karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari).

Berdasarkan hadist tersebut, jelas bahwa yang diutamakan ialah seorang wanita yang taat beragama untuk dijadikan sebagai istri. Karena wanita yang taat beragama, ia patuh dan tunduk kepada Allah Sang Khaliq dan bertaqwa kepadanya. Insya Allah, tiada wanita yang bertaqwa kepada Allah akan berlaku khianat kepada suaminya kelak karena wanita yang taat dan bertaqwa kepada Allah sadar akan hak dan kewajibannya sebagai seorang istri.

2. Berperilaku terpuji (akhlakul karimah)

Seorang istri yang solehah tidak akan berbuat maksiat maupun lalai terhadap apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya. Senantiasa bersikap lemah lembut, bertutur kata yang baik dan terpuji, serta bersikap sopan dan santun terhadap suami.

Itulah sebabnya mengapa islam menganjurkan untuk memilih calon pendamping hidup sesuai syariat agama, karena wanita shalehah adalah sebaik-baiknya perhiasan di dunia. Terlebih untuk membangun rumah tangga dalam islam yang sakinah, mawadah warahmah.

3. Menjaga rahasia maupun aib suami

Istri yang solehah tidak akan pernah menceritakan atau membeberkan keburukan atau kekurangan suami karena itu merupakan aib suami. Istri solehah juga tidak akan pernah menceritakan perihal hubungan intim mereka kepada orang lain. Sebagaimana dalam sebuah hadist diceritakan sebagai berikut:

Asma binti Yazid RA menceritakan bahwasanya ia pernah berada di sisi Rasulullah SAW ketiak kaum lelaki dan wanita juga sedang duduk. Rasulullah SAW kemudian bertanya;

“Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka semua orang yang ada di sana diam, tidak menjawab. Kemudian Asma binti Yazid RA menjawab;  “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Rasulullah SAW pun bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad).

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

4. Pandai bersyukur terhadapa kebaikan suami

Ciri-ciri istri solehah yang terakhir adalah apapun yang diberikan suami, asalkan itu halal adanya, maka seorang istri harus pandai bersyukur atas apa-apa yang telah diberikan kepadanya. Istri yang shalehah tidak akan mengabaikan kebaikan yang diberikan suamianya.

Rasulullah SAW bersabda,

“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Bukhari).

Itulah kisah dari Nabi Ibrahim dan tabiat istri Nabi Ismail. Jadilah bisa terlihat bagaimana sikap istri Nabi Ismail memperlakukan mertuanya, Nabi Ibrahim. Seorang istri harus menjaga aib keluarganya disaat suaminya sedang mencari nafkah. Dan jangan lupa tetap bersuyukur atas apa yang Allah berikan.