Umroh.com – Setelah diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mulanya berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Diangkat sebagai Rasul di usia 40 tahun, beliau terlebih dahulu berdakwah kepada keluarganya dan kerabat dekatnya. Namun, seringkali dakwah Rasulullah ditolak, apa alasannya?
Berdasarkan pemaparan tim umroh.com, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam baru berdakwah secara terang-terangan. Beliau mulai menyebarkan tauhid kepada masyarakat Quraisy di Mekkah. Sayangnya, dakwah beliau kepada penduduk Mekkah tidak disambut dengan baik. Ada banyak pihak yang menentang dan menolak dakwah beliau.
Baca juga: Begini Cara Rasulullah Berakikah sesuai Ajaran Islam
Sebab Penolakan Dakwah Rasulullah
Umroh.com merangkum, ada banyak hal yang menyebabkan masyarakat Quraisy menentang dakwah Rasulullah. Para petinggi Quraisy menentang karena takut pamornya meredup. Mereka takut tersaingi jika Rasulullah memiliki banyak pengikut, sehingga mereka tidak lagi dianggap sebagai orang berpengaruh di Mekkah.
Ada yang menolak karena takut kehilangan harta dan status. Banyak dari mereka berprofesi sebagai perajin patung berhala. Terkait status, ada yang tidak setuju dengan konsep Islam yang menegaskan bahwa semua orang memiliki kedudukan yang sama, tidak peduli orang kaya atau hamba sahaya.
Ada juga yang tidak menerima Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diangkat menjadi Rasul. Sekelompok masyarakat tertentu menganggap diri mereka lebih pantas menerima risalah kenabian, karena lebih terhormat atau lebih tua. Itu membuat mereka tidak sudi menjadi pengikut Rasulullah.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Selain itu, ada juga golongan masyarakat Quraisy yang sangat setia pada ajaran nenek moyang mereka. Sehingga menolak ajaran tauhid Rasulullah. Mereka bahkan menilai bahwa ajaran Rasulullah sangat bertentangan dengan ajaran nenek moyang untuk menyembah berhala. Tak jarang Rasulullah dianggap sebagai penyihir atau orang gila.
Cara Kaum Kafir Menghambat Dakwah Rasulullah
Seiring dengan pergerakan dakwah Rasulullah, kaum kafir Quraisy juga bergerak untuk menghambat dakwah beliau. Salah satu langkah yang mereka lancarkan adalah membujuk Abu Thalib, paman Rasulullah yang disegani dan sering melindungi beliau. Abu Thalib diminta kaum kafir Quraisy untuk menasehati keponakannya agar berhenti berdakwah. Atau menyerahkan Rasulullah kepada mereka untuk dibunuh.
Karena cemas dengan keponakannya, Abu Thalib meminta Rasulullah untuk menghentikan dakwahnya. Tetapi Rasulullah menolak permintaan pamannya itu dengan halus. Beliau menjawab, “Demi Allah, saya tidak akan berhenti berjuang menyampaikan Amanat Allah ini, walaupun semua anggota keluarga dan saudara mengucilkan saya”.
Mendengar penjelasan Nabi Muhammad itu, Abu Thalib menjadi terharu. Abu Thalib bahkan semakin mendukung dakwah Rasulullah dan berjanji akan terus membelanya.
Rasulullah Tidak Gentar Menghadapi Penolakan
Beragam penolakan dari banyak lapisan masyarakat Quraisy tidak membuat Rasulullah menghentikan dakwahnya. Beliau tetap gigih berdakwah kepada siapa saja, hingga kemudian pemeluk Islam bertambah banyak. Berkembangnya Islam tidak lepas dari sikap beliau dalam menghadapi penolakan.
Sabar dan Ikhlas dalam Berdakwah
Kepada orang yang ditemuinya, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Rasulullah sadar dirinya diutus untuk menyampaikan Tauhid dan mengajarkan Islam. Hal yang menjadikan seseorang akhirnya memeluk Islam adalah hidayah dari Allah, sehingga beliau berdakwah dengan ikhlas.
Rasulullah tidak merasa sakit hati dengan orang-orang yang menolaknya. Salah satu kisah yang bisa kita teladani adalah kesabaran beliau saat menghadapi serangan dari warga Thaif yang menolaknya.
Kala itu, Rasulullah bermalam di Thaif selama beberapa hari. Beliau berencana berdakwah dengan para petinggi dan tokoh masyarakat Thaif. Sayangnya, ajakan beliau ditolak mentah-mentah. Masyarakat Thaif bahkan turut memaki dan melempari beliau dengan batu, hingga beliau berlumur darah.
Agar rezeki Anda lancar, yuk berangkat umroh dengan temukan paketnya di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Mengedepankan Akhlaq Mulia dan Kelembutan
Penolakan itu memang membuat Rasulullah sedih, namun ia tidak merasa sakit hati dan dendam terhadap masyarakat Thaif. Bahkan, beliau menolak tawaran Malaikat Jibril dan Malaikat penjaga gunung, yang atas perintah Allah hendak membalikkan gunung agar menimpa masyarakat Thaif.
Rasulullah mengetahui, bahwa sikap yang diterimanya hanyalah buah dari ketidaktahuan masyarakat Thaif. Bahkan belaiu sempat berpikir positif dan berharap, bahwa kelak dari Thaif akan muncul generasi yang memiliki ilmu yang tinggi dan akan mendakwahkan Islam. Rasulullah berdoa, “Ya Allah, berikanlah petunjuk keapda masyarakat Thaif, dan janganlah Engkau memberi azab pada mereka. Sesungguhnya perbuatan mereka itu karena mereka tidak mengetahui”.
Begitulah kemuliaan akhlak Rasulullah. Beliau mengedepankan kelembutan dalam berdakwah, sehingga siapapun yang menjumpai Rasulullah bisa merasakan bahwa beliau adalah pribadi yang lembut dan penyayang. Jika mengalami penolakan, Rasulullah mengedepankan doa dan harapan agar suatu hari Allah berkenan memberikan hidayah.
Penolakan yang Dihadapi dengan Kesabaran dan Optimisme
Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat kala itu untuk menolak dakwah Rasulullah. Mulai dari tindakan kasar yang melukai Rasululah dan para Sahabat, hingga mengajukan lobi-lobi agar Rasulullah mau berkompromi dalam menyembah berhala.
Keimanan Rasulullah dan para Sahabat tetap teguh, sehingga tidak gentar menghadapi penolakan. Mereka tahu, bahwa penolakan-penolakan itu adalah ujian kepada orang yang telah beriman. Allah juga telah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 214, bahwa orang-orang yang beriman akan diuji dengan masalah, mulai dari yang ringan hingga yang mengguncang. Masalah itu terus menimpa, bahkan hingga Rasulullah dan kaum muslimin bertanya-tanya kapankah datangnya pertolongan Allah.
Tetapi Allah adalah Dzat yang tidak akan menyalahi janji. Di surat Al Baqarah ayat 214 itu pula Allah berfirman, “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. Allah memberikan kekuatan, sehingga Islam akhirnya menjadi lebih kuat.
Rasulullah bersabda, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad Darimi, Ahmad).
Lobi-Lobi Kaum Musyrikin yang Dihadapi dengan Ketegasan Sekaligus Kelembutan
Tidak sedikit kaum kafir yang berusaha melobi Rasulullah. Mereka merayu, dengan mengajak Rasulullah agar mau menyembah berhala, jadi mereka mau menyembah Allah. Ada juga yang membujuk beliau dengan jabatan dan kekuasaan agar Rasulullah berhenti berdakwah.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Tentu saja hal tersebut ditolak oleh Rasulullah. Beliau tetap menunjukkan akhlaq yang baik, namun dengan tegas menyampaikan penolakannya. Rasulullah bersabda, bahwa ia diutus bukan untuk meminta harta atau kedudukan yang mulia.
Beliau menyampaikan bahwa yang mengutusnya adalah Allah, untuk menurunkan kitab, memberi kabar gembira, sekaligus memberi peringatan. Kepada kaum musyrikin, Rasulullah bersabda, “Jika kalian tidak menerimanya, itu menjadi kebaikan untuk dunia dan akhirat kalian. Kalau kalian menolak, aku bersabar atas ketetapan Allah hingga datang keputusanNya”.