1
Kesehatan

Diabetes Insipidus

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Penyakit diabetes yang kita kenal bukan hanya diabetes mellitus dan diabetes gestasional saja akan tetapi terdapat pula diabetes insipidus. Diabetes insipidus berbeda dengan diabetes mellitus meskipun di dalam kedua jenis diabetes tersebut terdapat gejala yang sama yaitu sering buang air kecil atau produksi urin yang berlebihan (polyuria), namun dalam diabetes insipidus tidak terdapat glukosa seperti dalam diabetes mellitus yang terjadi karena terdapat kadar gula tinggi dalam tubuh. Di dalam diabetes mellitus hal yang dialaminya yaitu terdapat gangguan pada hormon insulin yang tidaka dapat menjalankan fungsinya tidak baik dan menyebabkan gangguan metabolisme di dalam tubuh, sedangkan pada diabetes insipidus hal yang dialaminya yaitu gangguan pada hormon anti-diuretik (ADH) atau pada reseptornya. Hormon anti-diuretik (ADH) bekerja di ginjal yang memiliki fungsi untuk memekatkan urin agar terjadi kesimbangan air dan elektrolit di dalam tubuh. Jika terdapat gangguan pada ADH atau pada reseptornya di ginjal akan menyebabkan peningkatan produksi urin (polyuria) sehingga penderita akan merasakan dehidrasi dan sangat mudah merasa haus setiap saat karena banyaknya cairan dalam tubuh yang berkurang.

Di dalam diabetes insipidus dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

  1. Diabetes insipidus sentral. Diabetes ini terjadi karena kekurangan produksi hormon anti-diuretik (ADH).
  2. Diabetes insipidus nefrogenis. Diabetes tersebut terjadi karena ginjal kurang atau bahkan tidak merespon hormon anti-diuretik sehingga urin menjadi sangat encer dan dikeluarkan dalam jumlah yang banyak.

Adapun gejala-gejala yang biasa dialami oleh penderita diabetes insipidus adalah rasa haus yang sering terjadi setiap saat karena kurangnya cairan dalam tubuh, kelelahan yang terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan elektrolit dan produksi urin yang berlebihan sehingga penderita akan sering buang air kecil.

Sama halnya dengan diabetes mellitus yang dapat mengalami komplikasi, diabetes insipidus juga dapat mengalami komplikasi. Komplikasi yang biasanya terjadi pada penderita diabetes insipidus antara lain:

  • Penurunan berat badan.
  • Dehidrasi, hal ini terjadi akibat cairan dalam tubuh sangat mudah untuk berkurang karena produksi urin yang berlebih akan menyebabkan pengeluaran urin tersebut cukup banyak sehingga penderita akan mudah mengalami rasa haus.
  • Kulit kering, hal tersebut terjadi karena kekurangan cairan di dalam tubuh yang biasanya cairan di dalam tubuh akan memberikan kelembapan pada kulit.
  • Peningkatan denyut jantung yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh.

Selain gejala-gejala diatas, untuk mendeteksi apakah kita terkena penyakit diabetes insipidus biasanya akan dilakukan pemeriksaan lab seperti :

  1. Output urin.
  2. Level ADH plasma.
  3. Kadar elektrolit darah.
  4. Kadar glukosa dalam darah, untuk membuktikan tidak terkena diabetes mellitus.

Untuk pengobatan diabetes insipidus akan berbeda karena dilihat dari jenisnya, yang bisa dilakukan pada penderita diabetes insipidus sentral biasanya akan dilakukan terapi replacement untuk hormon ADH karena penderita hanya mengalami kekurangan hormon ADH. Sedangkan pada penderita diabetes insipidus nefrogenis hal yang dapat dilakukan yaitu jika terdapat penggunaan obat yang dapat menyebabkan gangguan terhadap sensitifitas pada reseptor hormon ADH maka penggunaan obat tersebut harus dihentikan, biasanya dengan terapi intakecairan yang cukup, karena jika dibiarkan akan menyebabkan urin akan sangat encer dan dikeluarkan dalam jumlah yang cukup banyak.

Berdasarkan penjelasan diatas jika kita mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan lakukanlah segera pemeriksaan ke dokter untuk segera mendeteksi apakah terkena penyakit diabetes insipidus atau tidak.