Umroh.com – Memasuki bulan Februari, kita mulai banyak melihat hal-hal mengenai Valentine Day. Iklan di berbagai tempat menyebut Valentine Day sebagai hari spesial untuk merayakan kasih sayang. Melihat maraknya perayaan Valentine Day, ada beberapa hal yang harus kita ketahui sebagai umat muslim. Makna valentine dalam islam dirangkum umroh.com pada artikel kali ini.
Sejarah Valentine
Valentine Day berkaitan erat dengan sebuah perayaan di kalangan bangsa Romawi Kuno. Dahulu mereka memiliki hari besar di tanggal 15 Februari, yang disebut Lupercalia. Hari dimana mereka melakukan upacara penyucian. Biasanya berlangsung dari tanggal 13 Februari hingga 18 Februari.
Baca juga: Hikmah Takziah dan Keutamaannya dalam Islam
Dua hari pertama dipersembahkan untuk dewi cinta, Juno Februata. Di hari tersebut, para pemuda mengundi nama-nama gadis untuk diambil secara acak. Gadis yang terpilih kemudian boleh menjadi pasangannya selama setahun, untuk bersenang-senang dan kepentingan tidak elok lainnya.
Selain kisah sejarah valentine itu, ada juga legenda yang mengisahkan tentang pendeta dari Roma bernama Valentine. Ia dianggap menentang kaisar Claudius II, hingga dihukum pancung pada tanggal 14 Februari 278.
Kaisar Claudius II memang dikenal kejam, dan sering mencetus peperangan. Ia berambisi menunjukkan bahwa Roma memiliki tentara yang kuat. Namun ambisi itu membuat banyak rakyatnya menjadi korban dalam peperangan. Ambisi itu juga terhalang dengan keengganan para tentara pergi ke medan perang, karena berat meninggalkan pasangan mereka. Dengan demikian, kaisar Claudius melarang rakyatnya menikah atau bertunangan.
Pendeta Valentine menentang kebijakan tersebut. Ia tetap membantu menikahkan pasangan muda, yang tentunya melanggar hukum saat itu. Ketika sang Kaisar tahu, pendeta Valentine langsung dihukum pancung. Inilah sebab tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang.
Merayakan Valentine Berarti Meniru Orang Kafir
Umroh.com merangkum, banyak ulama sepakat melarang umat muslim merayakan Valentine. Karena makna valentine dalam islam dengan apapun perayaannya sama dengan mengikuti tradisi orang kafir.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka” (HR.Bukhari dan Muslim). Para ulama sepakat bahwa Rasulullah berpesan untuk menyelisihi mereka. Artinya, kita dilarang meniru orang Yahudi atau Nasrani, terutama yang berkaitan dengan tradisi mereka.
Selain itu, Rasulullah juga bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR.Ahmad dan Abu Dawud). Dengan demikian, seharusnya kita menjauhi perayaan Valentine. Sebab erat kaitannya dengan tradisi kaum Nasrani dan paganisme.
Allah Melarang Perbuatan yang Tidak Berfaedah
Karena merupakan perayaan yang biasa dilakukan kaum Nasrani, maka merayakan Valentine termasuk hal yang tidak ada faedahnya dalam Islam. Padahal Allah berfirman, “Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya” (QS.Al Furqon: 72).
Para ulama bersepakat bahwa maksud dari kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Lebih lanjut, mereka yang bisa menjaga diri untuk tidak menghadiri perayaan tersebut dipuji Allah sebagai orang yang menjaga kehormatan dirinya.
Mau jadi tamu istimewa Allah di Tanah Suci? Yuk temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Jadikan Rasulullah sebagai Panutan
Mengagungkan perayaan Valentine berarti telah mengagungkan seseorang yang tidak seharusnya. Padahal umat Islam memiliki panutan tersendiri, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Mengagumi atau mengagungkan orang lain tidak akan membawa manfaat bagi kita. Sebaliknya, ada banyak kebaikan yang kita peroleh jika mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya akan bersama dengan orang yang dicintainya itu di hari kiamat kelak. Tentunya, sebagai umat muslim kita mengimani datangnya hari kiamat, dan mengharap kebaikan di hari akhir tersebut.
Dituturkan oleh Anas bin Malik, beliau mendengar seseorang bertanya kepada Rasulullah, “kapan terjadi kiamat, Yaa Rasulullah?”. Rasulullah balik bertanya, “Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya?”. Orang itu menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya”. Rasulullah lalu bersabda, “engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai” (HR.Bukhari dan Muslim).
Mendengar jawaban Rasulullah, Anas merasakan kegembiraan yang tidak terkira. Anas bin Malik menuturkan “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka”.
Merayakan Kasih Sayang dalam Islam
Hal yang membuat perayaan Valentine semakin patut kita jauhi adalah banyak orang bermaksiat di hari itu atas nama kasih sayang. Misalnya, muda-mudi yang memperingati Valentine dengan bermesraan hingga bermaksiat lebih jauh.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Kita sepakat bahwa kasih sayang tidak harus dirayakan pada hari tertentu. Seorang umat muslim sudah seharusnya menjadi manusia yang selalu berkasih sayang terhadap orang-orang di sekelilingnya, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah. Rasulullah penuh kasih sayang kepada orang lain, apalagi kepada istri beliau. Marilah kita bijak dalam menentukan panutan agar kita selalu mendapat kebaikan dan keberkahan.