1
News

Dibangun dengan Bata Merah Tanpa Semen, Intip Uniknya Masjid Rest Area Ini

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Sebuah pemandangan tidak biasa terlihat di salah satu Rest Area di jalur Tol Trans Jawa. Di sana, ada masjid dengan tampilan tidak biasa. Banyak masyarakat yang merasa takjub dengan kehadiran masjid dengan bata merah tersebut.

Masjid yang unik itu bisa dilihat oleh masyarakat yang singgah di Rest Area KM 260B Banjaratma. Rest area yang sudah soft opening itu dibangun di atas bekas Pabrik Gula Banjaratma, Brebes. Rest Area ini tampak berbeda dengan rest area lain karena menggunakan bangunan bekas pabrik. Bahkan, rest area Banjaratma ini disebut-sebut menjadi rest area terindah di Indonesia.

Unik dengan Batu Bata Merah dan Tanpa Menara atau Kubah

Keindahan rest area Banjaratma semakin unik dengan kehadiran masjid yang ada di sana. Masjid yang juga tidak biasa ini dibangun dengan batu-bata yang dipesan khusus.  Masjid ini disebut ‘tidak biasa’ karena dibangun tanpa kubah dan tanpa menara, serta batu bata merah yang menyusun bangunannya.

Kepada detik.com, Koordinator Pengelola UMK Rest Area KM 260B Banjaratma, Agung Triono mengatakan bahwa desain masjid itu terinspirasi dari masjid di Timur Tengah dan Nusantara. Pihak pengelola terinspirasi masjid Timur Tengah, yang biasanya merupakan peninggalan bersejarah dan terbuat dari batu bata. Sementara bata merah digunakan untuk menonjolkan nuansa asli Indonesia. Sebagaimana masjid peninggalan para Sunan yang banyak menggunakan bata merah. Uniknya bata merah itu disusun terikat, sehingga tidak menggunakan semen.

Desain Bangunan Membuat Suasana di Dalam Lebih Nyaman

Masjid di rest area ini dirancang bagi pengunjung yang ingin menunaikan shalat. Masjid ini terasa sejuk, karena tumpukan bata merah pada dinding sengaja didesain bercelah, sehingga angin leluasa masuk. Pengunjung bisa beribadah dengan nyaman walaupun tidak ada AC di dalam masjid itu.

Celah-celah masjid itu juga membuat sinar matahari leluasa masuk. Ruangan masjid menjadi lebih terang, berbeda dengan ruangan gedung bekas pabrik yang menjadi rest area, yang cenderung teduh.

Desain masjid ini tidak menggunakan jasa arsitek. Ide murni dari pengembang, serta sinergi BUMN yang memiliki ide menyulap pabrik gula menjadi rest area. Sementara itu, menara masjid tidak didirikan karena angin di daerah itu tergolong tinggi. Pada musim-musim tertentu, datang angin kumbang yang membahayakan bagi menara.

Bangunan Bekas Pabrik yang Disulap Menjadi Rest Area

Rest Area Banjaratma ini disebut unik dan indah, karena menggunakan bangunan bekas pabrik gula untuk area beristirahat pelancong yang melintas. Pabrik Gula Banjaratma yang tutup tahun 1998 itu gulung tikar setelah beroperasi sejak 1913 di bawah kepemimpinan Belanda.

webinar umroh.com

Sebelum disulap menjadi rest area, bangunan pabrik gula itu ditetapkan jadi cagar budaya. Setelah menjadi rest area, kita masih banyak melihat elemen-elemen khas pabrik gula yang dipertahankan, sehingga menambah keunikan rest area ini.

Selain masjid, di dalam rest area bekas pabrik gula itu juga ada penjual makanan. Stan penjaja kuliner dan UMKM ditata berjajar untuk menjamu pelancong yang beristirahat. Ada juga kursi dan meja yang bisa digunakan untuk menikmati makanan.

Kita juga masih bisa melihat sisa-sisa bata merah bangunan pabrik, serta besi-besi yang dahulu digunakan sebagai mesin produksi gula. Namun, pemandangan itu jauh dari kesan usang atau angker. Justru semakin unik karena menyatu dengan bangku dan meja, menjadikan rest area ini mengusung konsep desain industrial yang kekinian.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.