Umroh.com – Disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Ghibah itu lebih berat dari zina”. Seorang Sahabat bertanya, “Bagaimana bisa, Yaa Rasulallah?”. Rasulullah kemudian menjelaskan, “Seorang laki-laki yang berzina lalu bertaubat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun berbeda dengan dosa ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya”. (HR.At Thabrani)
Kita bisa memahami bahwa bahaya perbuatan ghibah adalah tidak akan diampuni jika orang yang kita bicarakan kejelekannya belum memaafkan kita. Dosa besar lain, seperti zina, akan diampuni oleh Allah selama kita memohon ampun. Lain dengan dosa ghibah, karena perbuatan buruk ini bukan hanya melanggar hak Allah, namun juga melanggar hak orang lain.
Baca juga : Ghibah, Pengertian dan Jenis yang Diperbolehkan
Dosa Ghibah Menjadikan Kita Orang yang Bangkrut
Perbuatan ghibah akan membuat kita menjadi orang yang bangkrut di akhirat kelak. Rasulullah pernah bertanya kepada para Sahabat, “Apakah kalian tahu siapakah orang yang bangkrut?” Para Sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut adalah orang yang sudah tidak memiliki dirham dan harta benda lain”.
Rasulullah kemudian menjelaskan, “Orang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa amal shalat, amal zakat, amal puasa, namun dia pernah mencaci si ini, menuduh si ini, makan harta si sini, menumpahkan darah si ini, memukul si ini sehingga yang ini dibayar dengan kebaikannya dan yang ini dibayar dengan kebaikannya.
Setelah kebaikan-kebaikannya habis sebelum semua kezaliman terbayar, maka diambillah keburukan-keburukan mereka yang pernah dizaliminya lalu ditimpakan kepada dirinya. Akibatnya, dia dilemparkan ke dalam neraka”. (HR.Muslim)
Mau dapat Tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya sekarang juga!
Perbuatan Ringan yang Mendatangkan Dosa Besar
Kita bisa melihat bahwa ghibah merupakan perbuatan ringan yang tidak bisa dianggap enteng. Ghibah bisa terjadi hanya karena ketidakmampuan kita menjaga mulut dari membicarakan keburukan orang lain.
Umroh.com merangkum, idak salah jika para ulama menggolongkan ghibah ke dalam 10 dosa besar. Karena memang perbuatan ini akan membuat kita menanggung dosa yang sangat besar. Mulai dari dosa membicarakan keburukan orang lain, hingga menanggung dosa orang yang telah kita bicarakan.
Seperti Memakan Daging Saudaranya yang Telah Mati
Tentu tidak ada yang sudi memakan bangkai saudaranya sendiri. Ini adalah perumpamaan keburukan seseorang yang telah melakukan ghibah. Orang yang di-ghibah tidak mengetahui perbuatan buruk kita yang merugikannya. Sehingga menjadikan ghibah sebagai perbuatan yang menjijikkan.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang.
Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS.Al Hujurat: 12).
Ingin umroh tapi yang murah? Kunjungi Umroh.com sekarang dan dapatkan penawaran menarik!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Tindakan Sepele yang Bisa Digolongkan Menjadi Ghibah
Rasulullah pernah menegur Aisyah karena ia telah mengisyaratkan bahwa seseorang yang mendatanginya memiliki tubuh yang pendek.
Dituturkan bahwa dahulu, ada seorang wanita yang menemui Aisyah. Ketika wanita itu hendak keluar, Aisyah memberi isyarat pada Rasulullah dengan tangannya, untuk menunjukkan bahwa wanita tersebut pendek. Rasulullah kemudian bersabda, “Engkau telah mengghibahnya”. (HR.Ahmad).
Karena itu, kita harus menjaga diri dari hal-hal sederhana yang termasuk perbuatan ghibah. Diantaranya:
1. Berbicara kepada Orang Lain tentang Keburukan Seseorang
Ketika kita membicarakan keburukan orang lain, baik fisik maupun karakternya, maka itu sudah termasuk ghibah. Perilaku ini harus kita waspadai. Biasanya membicarakan orang lain atau ghibah adalah aktivitas yang membuat interaksi dengan teman menjadi lebih menyenangkan.
Namun di balik kegiatan seru itu, ada godaan setan yang berusaha menjerumuskan manusia berbuat ghibah. Obrolan yang tadinya positif, bisa berujung membicarakan keburukan orang lain jika kita tidak berhati-hati.
2. Menunjuk Keburukan Orang Lain Melalui Isyarat
Bukan hanya lewat ucapan, membicarakan atau menunjuk kekurangan orang lain lewat isyarat juga termasuk ghibah. Serupa dengan peristiwa dalam hadis di atas, ketika Rasulullah menegur Aisyah. Karena itu, kita harus berhati-hati dan menjaga kebersihan hati agar tidak mudah menemukan dan menunjuk cela orang lain.
3. Membicarakan Keburukan Orang Lain di Media Sosial
Kemajuan teknologi bisa membuat seorang muslim semakin tergoda untuk melakukan perbuatan ghibah di media sosial. Misalnya dengan melakukan ghibah di kolom komentar sebuah berita.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Jika tidak berhati-hati, kemajuan teknologi ini bisa menjadi sarana dan media ghibah bagi orang-orang yang melampaui batas. Karena itu, kita harus bisa mengontrol pikiran dan jari jemari agar tidak mudah tergelincir pada perbuatan ghibah.