Dari segi bahasa, ‘iman’ berarti ‘percaya’. Jika membahas dari segi istilah, maka “iman” berarti keyakinan yang dibenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diterapkan dalam perbuatan.
Dari pengertian tersebut, kita mengetahui bahwa iman seseorang berasal dari hati. Segala sesuatu yang dilihat atau didengar (dalam hal ini adalah ajaran Islam), akan diyakini secara penuh di dalam hati seorang mukmin. Ia tidak merasakan kebimbangan tentang informasi yang ia peroleh. Terutama mengenai enam rukun iman.
Baca juga: Terbaru, Ini Urutan Rukun Iman yang Benar!
Umroh.com merangkum, umat Islam mengenal adanya rukun iman yang berjumlah enam. Keenam rukun iman yang enam itu berasal dari sebuah hadist shahih. Hadist rukun iman yang dijadikan patokan umat Islam hingga saat ini adalah di mana Rasulullah bersabda, “Iman adalah percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya, hari akhir, dan kepada Qadar baik dan burukNya dari Allah Ta’ala”. Hadist rukun iman itu diriwayatkan oleh Muttafaq’alaihi, dan ada juga yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Kebenaran Hadist Rukun Iman
Bagi umat muslim, terutama di Indonesia, rukun iman dan rukun Islam adalah ajaran yang telah kita terima sejak kecil. Ada beberapa orang yang kemudian mempertanyakan mengenai ajaran tentang rukun iman. Sejatinya, ajaran tentang rukun iman berasal dari sebuah hadist Rasulullah. Sebagai seorang muslim, ajaran yang kita laksanakan berasal dari hadist Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam.
Hadist mengenai rukun iman tidak perlu diragukan keasliannya. Para ulama ahli hadist telah menelusuri riwayat setiap hadist nabawi yang ada. Mereka juga pada akhirnya berhasil merumuskan ilmu riwayat yang tidak pernah ditemukan sebelum atau sesudahnya.
Mau dapat kesempatan untuk berangkat umroh gratis? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Di zaman informasi masih terbatas, para ulama melakukan perjalanan untuk mengejar keshahihan suatu hadist. Mereka menjelajah dari satu negeri ke negeri lain, serta menggunakan metodologi yang tidak dikenal oleh ilmuwan dari Barat.
Ada dua hal yang dijadikan para ulama sebagai parameter keaslian hadist. Pertama adalah ke-dhabit-an perawinya, yaitu apakah seseorang itu mampu menghafal hadist yang disampaikannya dengan benar. Ada syarat-syarat yang sangat berat untuk mengetahui apakah hadist yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan ada tidak. Misalnya jika seorang perawi merupakan orang yang kurang kuat hafalannya, atau tidak mampu menyebutkan jalur periwayatannya dengan pasti, maka para ulama tidak akan menganggapnya sebagai hadist yang shahih.
Parameter kedua adalah penilaian terhadap pribadi perawi (‘adaalatur-rawi). Para ulama hadist akan melihat apakah sang perawi adalah orang yang taat menjalankan agama atau tidak. Para ulama hadist akan emmperhatikan akhlaq, aqidah, syariah, serta muru’ah (mengerjakan akhlaq baik yang bisa menghiasi pribadinya, dan menjauhi akhlaq buruk yang bisa menodai pribadinya).
Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Perdebatan Jumlah Rukun Iman
Memang ada sebagian ulama yang beranggapan bahwa rukun iman berjumlah lima. Salah satunya adalah Ibnu Qayyim, yang mengajarkan bahwa ada lima rukun iman, yaitu iman kepada Allah, MalaikatNya, kitab, para rasul, serta hari akhir.
Al Quran juga menjelaskan lima hal yang harus diimani seorang mukmin. Di surat An Nisa ayat 136 Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”.
Kita bisa melihat bahwa ‘iman kepada takdir atau qada dan qadhar’ tidak dicantumkan sebagai bagian dari rukun iman. Para ulama yang menyatakan rukun iman ada lima beranggapan bahwa iman terhadap ketetapan Allah masuk ke dalam bagian iman kepada Allah.
Pada hakikatnya, seorang muslim meyakini bahwa Allah merupakan Tuhan yang berhak disembah dan Dia-lah yang mengatur alam semesta. Allah juga Memiliki sifat-sifat mulia yang melekat dan tidak boleh diingkari. Allah juga yang menciptakan malaikat yang selalu melaksanakan tugas sesuai perintahNya, menurunkan kitab-kitab sebagai petunjuk bagi umat manusia, mengutus manusia untuk menyampaikan petunjuk pada kebaikan, menetapkan adanya hari akhir sebagai balasan bagi amal manusia, serta membuat ketetapan yang menyusun peristiwa-peristiwa yang dilalui oleh manusia.
Baca juga: Begini Bunyi Dalil soal Rukun Iman yang Benar
Keimanan terhadap hal-hal tersebut akan tercermin pada diri seorang mukmin. Seorang mukmin yang benar-benar beriman pasti mengamalkan apa yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasalllam sebagai utusan Allah yang terakhir. Keimanan akan tercermin di dalam amal-amal kebajikan yang dilakukan seorang mukmin.
Di surat Al Baqarah ayat 177, Allah juga berfirman, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
Istilah rukun iman berasal dari para ulama. Pada hakikatnya, para ulama ingin mengajarkan tentang pilar-pilar keimanan yang harus dimiliki oleh seorang muslim yang mengaku beriman. Jadi, jika ada perbedaan anggapan mengenai jumlah rukun iman, maka seharusnya tidak menjadi halangan dalam beragama.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Rukun Iman Merupakan Pondasi bagi Seorang Muslim
Rukun Iman diibaratkan sebagai pondasi dan pilar yang menopang keimanan seorang muslim. Jika enam hal itu diyakini sepenuh hati, maka ia akan menjadi manusia dengan keimanan yang kokoh. Jiwanya tidak mudah terguncang jika menghadapi ujian. Segala masalah yang menimpanya akan disikapi dalam iman dan tidak akan membuat hatinya mudah gelisah.