Umroh.com – Rasulullah SAW turut mengingatkan kita agar senantiasa bermuhasabah terhadap apa yang telah kita lakukan selama hidup ini. Imam Al Ghazali dalam kita Ihya Ulumiddin pun berkata:
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia semestinya meninggalkan catatan wasiat pada setiap harinya, maka kewajiban juga melalukan pengiraan terhadap perilaku mereka, tidak ada bedanya dengan pedagang yang mengira untung-rugi pada tiap tahun,bulan bahkan setiap hari.”
Baca juga: Cara Muhasabah Diri dan Contohnya dalam Islam
Adapun makna muhasabah yang disamakan dengan pedagang adalah untuk mengukur modal, untung dan rugi agar mereka tau hasil yang telah didapatkan. Hal ini dikarenakan jika mendapat keuntungan, bisa meraih lebih dari apa yang didapatkan, namun apabila rugi, jangan sampai kerugian melilit mereka.
Seperti itulah hamba yang menargetkan akhirat, mereka berkewajiban untuk melakukan perkara baik serta menjauhi perkara buruk. Karena apabila baik, pertahankan dan tingkatkanlah rasa syukur kepada-Nya, namun jika kurang maka sebaiknya bertaubat dan berubah.
Makna Muhasabah
Umroh.com merangkum, muhasabah bermakna untuk mengoreksi diri sendiri agar menjadi pribadi yang lebih baik dalam kehidupan dunia pun dalam kehidupan akhirat. Berikut ini adalah langkah-langkah muhasabah yang sebaiknya kita lakukan sehari-hari:
1. Evaluasi pada hal yang wajib
Lakukanlah evaluasi pada diri sendiri, apakah sholat kita sudah benar? Apakah bacaan sholat yang kita baca sudah benar? Apakah sudah membantu orang tua? Dan lain sebagainya.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
2. Evaluasi niat ibadah
Selanjutnya mengevaluasi niat ibadah yang kita lakukan, apakah sudah dikerjakan karena Allah SWT semata atau hanya karena dorongan dunia?
3. Evaluasi terhadap hal yang dilarang
Hal ini penting untuk mengetahui dosa yang kita lakukan agar kita dapat bertaubat dan memperbaiki diri.
4. Evaluasi waktu
Apakah waktu yang kita gunakan bermanfaat atau tidak.
Jadilah tamu Allah dengan temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Hadits Tentang Muhasabah Diri
Rasulullah SAW turut bersabda dalam hadits tentang muhasabah diri. Sementara itu, perintah bermuhsabah dalam jangka waktu tahunan tersurat dalam QS At Taubah ayat 126,
أَوَلَا يَرَوۡنَ أَنَّهُمۡ يُفۡتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٖ مَّرَّةً أَوۡ مَرَّتَيۡنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمۡ يَذَّكَّرُونَ
“Dan tidakkah mereka (orang-orang munafiq) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” (QS At-Taubah:126)
Al Hafizh Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya memberikan penjelasan dalam ayat tersebut dengan hadits dari Anas ibn Malik RA,
لاَ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلاَّ الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ، حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ ﷺ
Tidak datang kepadamu zaman kecuali yang datang sesudahnya lebih jelek dari sebelumnya, sampai kalian bertemu Rabb kalian. Aku mendengarnya langsung dari Nabi kalian SAW (Shahih al-Bukhari kitab al-fitan bab la ya`ti zaman illal-ladzi ba’dahu syarrun minhu no. 6541)
Lalu, Al Hafizh Ibn Hajar dalam Fathul-Bari memberikan penjelasan shahabat Ibn Mas’ud RA terakit maksud hadits tersebut,
أَمْسِ خَيْرٌ مِنَ الْيَوْمَ وَالْيَوْمَ خَيْرٌ مِنْ غَدٍ وَكَذَلِكَ حَتَّى تَقُوْمَ السَّاعَةُ
Kemarin lebih baik dari hari ini, dan hari ini lebih baik dari hari esok. Demikianlah berlangsung sampai datangnya kiamat (al-Mu’jam al-Kabir [ath-Thabrani] 9 : 154 no. 8773)
Manusia banyak melakukan kemaksiatan, namun Allah SWT tetap memberikan karunia dan nikmat kepada-Nya. Namun mereka tak sadar bahwa mereka menuju kebinasaan Allah SWT melalui firman-Nya,
وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-A’raf: 182)
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Mereka yang memahami ayat ini akan takut atas kebinasaan Allah SWT. Mereka pun akan senantiasa mengintrospeksi dirinya sehingga jangan sampai Allah SWT memberikan nikmat dalam bentuk istidraj.
Muhasabah diri pun akan mengantarkan mereka kepada gerbang pertaubatan sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,
النَّدَامَةُ تَوْبَةٌ
“Menyesal adalah taubat.” (HR.Ibnu Majah no. 4252, Ahmad no.3568, 4012, 4414 dan 4016. Hadist ini dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih al-Jaami’ ash-Shaghir no.6678)
Sepenting itulah dalam melakukan muhasabah diri sebagaimana banyaknya hadits tentang muhasabah diri untuk menjadi muslim yang lebih baik lagi. Semoga kita semua bisa bermuhasabah melalui artikel ini untuk kedepannya tidak melakukan kesalahan yang sama dan senantiasa memperbaiki akhlak dan ibadah kita.