Umroh.com – Sebagai seorang muslim, Allah dan Rasul-Nya sangat melarang hamba-Nya memiliki sifat ujub di dalam hati muslim tersebut. Adapun ujub berarti merasakan kelebihan yang ada pada dirinya tanpa melihat kuasa Allah di dalamnya. Padahal, Allah lah yang memberikan kelebihan itu kepadanya.
Itulah penyakit hati yang hanya dapat diketahui oleh Allah Ta’ala yang nampak di dalam hati orang tersebut seperti sombong ketika berjalan, merendahkan manusia yang tidak memiliki kelebihan seperti dia, serta menolak kebenaran.
Sebab muncul dari kesombongan tersebut adalah karena adanya ujub di dalam hati seseorang. Terkadang ada seorang muslim yang merasa sudah melakukan hal baik untuk membela agama Allah sehingga menganggap remeh orang lain dan menganggap mereka tidak berguna. Perasaan seperti itu akan membatalkan amal orang tersebut.
Baca juga: Jangan Salah! Ini Perbedaan Ujub dan Riya yang Wajib Diketahui
Ibnul Mubaarok rahimahullah berkata:
وَلاَ أَعْلَمُ فِي الْمُصَلِّيْنَ شَيْئًا شَرٌّ مِنَ الْعُجْبِ
“Aku tidak mengetahui pada orang-orang yang sholat perkara yang lebih buruk daripada ujub” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Sy’abul Iman no 8260)
Hadits tentang Ujub
Umroh.com merangkum, Syekh Ibnu al Utsaimin mengatakan ujub dapat membatalkan amal. Beliau berkata, “kelompok yang kedua, yaitu orang-orang yang tidak memiliki tahqiq (kesungguhan) dalam pokok iman kepada takdir. Mereka melakukan ibadah sekadar yang mereka lakukan. Namun mereka kita sungguh-sungguh dalam ber-isti’anah kepada Allah dan tidak bersabar dalam menjalankan hukum-hukum Allah yang kauni maupun syar’i. Sehingga dalam beramal mereka pun malas dan lemah, yang terkadang membuat mereka terhalang dari beramal dan menghalangi kesempurnaan amal mereka. Dan membuat mereka UJUB dan SOMBONG setelah beramal yang terkadang bisa menjadi sebab amalan mereka hangus dan terhapus” (Majmu’ Fatawa war Rasail, 4/250)
Perkataan tersebut sepadan dengan sabda Rasulullah:
ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 1802)
Dan juga saat Rasulullah SAW bersabda:
لَوْ لَمْ تَكُوْنُوا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْبَ
“Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !” (HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 6868, hadits ini dinyatakan oleh Al-Munaawi bahwasanya isnadnya jayyid (baik) dalam at-Taisiir, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no 5303)
Temukan ratusan paket umroh dari >50 travel umroh terpercaya izin Kemenag dan tersedia keberangkatan di >50 kota hanya di marketplace Umroh.com. Transaksi Aman, Ibadah Nyaman di Umroh.com.
Hadits tentang Ujub Lainnya
Selain itu, dalam hadits riwayat Abu Dawud, ada dua orang bersaudara di zaman Bani Israil, yang satu bermaksiat, sedang yang satu lagi rajin ibadah. Seseorang yang rajin ibadah ini senantiasa memperhatikan kepada saudaranya yang mengerjakan dosa tatkala berkata,
“Berhentilah (melakukan dosa)!”, suatu ketika orang yang rajin beribadah ini memergoki saudaranya sedang mengerjakan dosa, lalu ia berkata, “Berhentilah (melakukan dosa)!”
Namun saudaranya balik menjawab, “Demi Tuhanku, biarkanlah diriku, dan memangnya kamu dikirim untuk mengawasiku?” Maka orang yang rajin beribadah itu berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu atau tidak akan memasukkanmu ke surga.”
Maka Allah mencabut nyawa keduanya, dan keduanya berkumpul bersama di hadapan Allah. Allah berfirman kepada orang yang rajin beribadah, “Apakah kamu mengetahui Diriku atau berkuasa terhadap apa yang Aku lakukan dengan Tangan-Ku?”, maka Allah berfirman kepada orang yang mengerjakan dosa, “Pergilah dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku”, sedangkan kepada yang satu lagi Allah berfirman, “Bawalah dia ke neraka.”
Abu Hurairah yang meriwayatkan hadis ini berkata, “Demi Allah yang diriku di Tangan-Nya, ia telah mengucapkan kata-kata yang membuat dirinya binasa dunia dan akhirat.”
Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَالَ هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ اَهْلَكَهُمْ
“Barangsiapa yang mengatakan “Orang-orang telah binasa”, maka sebenarnya kata-kata itu telah membinasakannya.”
Hadits tentang Ujub dari Imam Malik
Imam Malik menerangkan hadits di atas sebagai berikut:
“Apabila ia mengucapkan kata-kata itu karena melihat keadaan orang-orang yakni agamanya (yang kurang), saya kira hal itu tidak mengapa…, akan tetapi apabila ia mengucapkan kata-kata itu karena merasa ujub dengan dirinya dan merendahkan manusia, maka hal itu dibenci dan dilarang.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa menganggap besar dirinya dan bersikap sombong dalam berjalan, ia akan menemui Allah dalam keadaan Allah murka kepadanya.” (HR. Hakim dan para perawinya dapat dipercaya)
Adapun maksud dari “menganggap besar dirinya” adalah merasa sebagai orang yang besar dan pantas untuk dimuliakan oleh orang lain.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Padahal perasaan seperti itu dianggap sebagai ujub. Tatkala Aisyah radhiallahu anhu bertanpa siapakah orang yang terkena ujub, Rasulullah menjawab:
“Bila ia memandang bahwa ia telah menjadi orang yang baik” (Syarah Jami As Shoghier). Bagaimana bila disertai dengan menganggap remeh orang lain? Inilah kesombongan.”
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari sifat tercela ini. Aamiin!