Umroh.com – Islam mengajarkan kita untuk melakukan taaruf sebagai ikhtiar mengenal calon pasangan, alih-alih berpacaran. Taaruf dilakukan dengan bantuan perantara, agar calon suami-istri tidak berkomunikasi terlalu intens sebelum ada ikatan pernikahan. Prosesnya diawali dengan bertukar CV, yang akan menentukan lanjut atau tidaknya proses taaruf. Setelah keduanya merasa cocok, maka dilanjutkan dengan proses melihat calon pasangan (nadhor) dan lamaran (khitbah). Lalu hal apa saja yang perlu dilakukan selama masa taaruf?
Taaruf memang nampak lebih sederhana, jika dibandingkan dengan berpacaran yang memakan waktu lama serta menguras energi dan waktu.
Baca juga: Penting! Ini Perbedaan Pacaran dan Taaruf yang Perlu Diketahui
Hal Penting yang Dilakukan selama Masa Taaruf
1. Memastikan Tidak Ada Hubungan Mahram
Masing-masing calon pasangan hendaknya memastikan bahwa orang yang akan diajak taaruf tidak memiliki hubungan mahram.
2. Luruskan Niat karena Allah
Sebaiknya pastikan niat menikah adalah karena Allah serta hanya mengharapkan ridho Allah. Menikah sebagai wujud ibadah sekaligus menjaga diri dan menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Hindari alasan menikah karena tekanan. Misalnya tekanan masyarakat atau tekanan orang tua. Bisa jadi ujian pernikahan di masa depan akan sulit dilewati, apabila tidak ada keikhlasan di dalam hati untuk menikah. Dengan kata lain, menikah tujuannya untuk menyenangkan orang lain, bukan mencari ridho Allah.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Kecenderungan emosi untuk mencari pasangan yang sempurna atau sesuai kriteria juga harus dihindari. Tidak ada manusia yang sempurna, dan bisa jadi calon pasangan yang akan dihadirkan Allah memiliki kekurangan serta keunikan. Walaupun kita memiliki standar kriteria, namun keikhlasan juga harus dimiliki.
Rasulullah menganjurkan untuk memilih pasangan dengan mempertimbangkan agamanya. Selama ia memiliki aqidah yang lurus, taat beribadah, dan memiliki akhlaq yang baik, hendaknya seseorang ikhlas menerima. Keikhlasan ini akan mudah diperoleh jika seseorang bertaaruf dan menikah karena Allah semata.
Umroh.com merangkum, ketika memiliki niat taaruf, hendaknya masing-masing membulatkan niat dan keseriusan. Taaruf harus dilakukan dengan itikad baik serta keinginan menikah. Tidak dianjurkan (bahkan dilarang) melakukan taaruf dengan niat yang tidak jelas, seperti agar bertambah kenalan pria/wanita, atau memberikan harapan palsu. Jika tidak ada keseriusan saat taaruf, maka ini merupakan kedzaliman karena mempermainkan perasaan orang lain. Sehingga ada pihak yang merasa sakit hati.
3. Mencari Tahu Informasi tentang Pribadi Masing-Masing
Saat proses taaruf, dibolehkan dan diharuskan mencari tahu informasi mengenai calon pasangan. Kedua pihak saling bertukar informasi agar bisa mempersiapkan diri sebelum benar-benar melangkah ke jenjang pernikahan.
Rasulullah bersabda, ‘Wanita itu dinikahi karena empat perkara, bisa jadi karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang memiliki agama. Bila tidak , engkau celaka (HR. Bukhari dan Muslim).
Tim umroh.com memaparkan, bertukar informasi bisa dilakukan secara tertulis melalui pihak ketiga. Pihak ketiga juga bisa menjadi tempat bertanya tentang informasi yang dibutuhkan. Di tahap ini, dibolehkan bertanya tentang hal yang dibutuhkan. Masing-masing juga boleh memberikan informasi dengan sejelas-jelasnya demi kelangsungan hidup berkeluarga kelak. Tetapi masing-masing juga perlu mengetahui informasi yang tidak perlu ditanyakan atau diketahui oleh orang lain.
Masing-masing juga boleh menentukan akan menerima atau menolak taaruf, setelah melakukan pertimbangan berdasarkan informasi yang diperoleh. Proses taaruf bisa berlanjut jika dirasa masing-masing pihak melihat dan merasakan adanya kecocokan setelah menerima informasi mengenai calon pasangan.
Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
4. Melihat Calon Pasangan
Ketika proses taaruf diterima, maka dilanjutkan dengan nadhor. Nadhor adalah tahapan penting jika masing-masing belum pernah bertemu, dan hanya berkomunikasi lewat orang ketiga atau bertukar CV. Rasulullah membolehkan, bahkan menyuruh umatnya untuk melihat calon pasangan yang akan dinikahinya.
Suatu hari ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah dan menyatakan keinginannya untuk menikahi wanita Anshar. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian bertanya padanya, “Apakah engkau sudah melihatnya?”. Pria itu menajwab, “belum, Yaa Rasulullah”.
Mendengar jawaban lelaki itu, Rasulullah langsung memerintah, “Lihatlah wanita itu agar cinta kalian lebih langgeng”.
Nadhor, atau proses melihat calon mempelai wanita secara langsung, dilakukan dengan cara mendatangi rumahnya. Proses ini juga dilakukan untuk menghadap orang tua si wanita secara langsung.
5. Menjaga Hati
Selama masa taaruf, masing-masing calon pasangan harus menjaga diri dari hawa nafsu yang berlebihan. Saat Nadhor (melihat calon pasangan), pastikan tidak melihatnya dengan hawa nafsu. Melihat fisik calon pasangan seperlunya, dan menjaga hati agar tidak terpesona dengan kecantikan atau ketampanannya.
Selain itu, masing-masing juga perlu menjaga diri agar tidak terlalu intens berkomunikasi. Saat sedang menjalani taaruf, tidak diperkenankan untuk berduaan atau bercengkrama. Baik secara langsung maupun lewat saluran lainnya. Rasulullah bersabda, “Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” (HR. Ahmad).
Punya rencana untuk berangkat umroh setelah taaruf? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Menghindari berduaan, berarti menghindari masuknya setan yang ingin menjerumuskan manusia. Ketika pria dan wanita berduaan, maka setan akan lebih mudah masuk dan memberikan tipu daya. Hingga akhirnya kita melakukan hal yang mendekati zina atau berzina. Lebih baik menghindari berduaan untuk menghindari larangan Allah.
Setan bisa menggoda saat masa taaruf melalui kemudahan berkomunikasi di masa kini. Mungkin awalnya kita bisa membatasi diri untuk bertanya tentang hal-hal penting saja dalam proses taaruf, seperti bertanya tentang CV. Namun tetap pastikan untuk menjaga hati agar tidak tergoda dan tumbuh keinginan berkomunikasi secara intens. Misalnya bertanya kabar, saling memberi nasihat, hingga saling bertukar cerita setiap hari.